Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 》》 IYA, AKU NGERTI
Niko dan Satria harus menempuh perjalanan ke rumah pamannya selama satu setengah jam. Kini taksi yang mereka tumpangi telah berada di depan pagar rumah besar milik sang paman.
“Kalo ketemu penghuni rumah ini, kamu jangan langsung menanyakan keberadaan Andhini. Biar aku yang bicara, ingat belum ada keluargaku yang tau Andhini hilang.” Niko mengingatkan Satria, pasalnya sahabatnya itu manusia paling tidak sabar sejagat raya.
“Iya, aku ngerti.” Satria merotasi matanya malas. Kekesalan Niko masih sangat terasa di setiap pengucapan kata-katanya.
Saat Niko dan Satria berjalan ke arah pagar, sebuah mobil juga berhenti dekat mereka. Niko dan Satria pun menghentikan langkahnya.
“Lho nak Niko ?!” Kaca mobil di turunkan menampilkan wajah pamannya yang masih terlihat gagah di usianya yang sudah tak muda lagi.
“Iya paman, kebetulan kami berkunjung ke Semarang dan sekalian mampir,” Balas Niko apa adanya. Memang saat ini ia sedang berkunjung meskipun ada maksud tertentu tapi tak mungkin ia bicara terus terang, kan.
Kedua pria dewasa itu mengikuti mobil sepupu ayahnya memasuki halaman rumah tersebut. Setelah sang paman memarkir mobilnya di garasi, pria paruh baya itu menghampiri sang ponakan dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
“Assalamualaikum ,,,” kompak ketiga pria dewasa itu mengucap salam.
“Waalaikumsalam ,,,” Balas tante Lily sambil berjalan menghampiri mereka dengan dengan dahi berkerut.
“Lho nak Niko ?! Apa kabar, bunda sehat-sehat kan ? Tumben berkunjung,,,” Tante Lily memberondong ponakan suaminya dengan pertanyaan. Wanita cantik itu tak menyangka Niko berkunjung ke rumah mereka.
“Alhamdulillah bunda sehat, tante ,,, kebetulan kami ada pekerjaan disini jadi memutuskan untuk menginap di rumah om dan tante itupun kalo ada kamar kosong ,,,” Niko begitu lancar mencari alasan. Pantas saja jika ia menyuruh Satria agar diam saja.
“Tentu saja bisa nak ,,, rumah sebesar ini hanya ada kami bertiga,” Tante Lily tampak sangat bahagia. Jarang-jarang keluarga suaminya berkunjung karena mereka memang tinggal di berbagai kota.
“Oh ya tante, om,,, kenalkan suami Andhini,” Niko hampir saja lupa memperkenalkan suami adiknya.
“Apa kabar tante, om,,, saya Satria,” Satria tersenyum manis memperkenalkan diri sehingga membuat Niko memutar bola matanya malas.
“Semoga kalian bahagia nak, maaf saat kalian menikah om sama tante gak bisa hadir,” sangat jelas terlihat rasa tak enak hati di wajah om Ricky.
Saat itu memang pria paruh baya itu tak bisa menghadiri pernikahan ponakannya karena kondisi perusahaannya tak bisa membuatnya lalai. Perusahaan yang bergerak dibidang otomotifnya betul-betul sedang membutuhkan perhatiannya.
“Gak apa-apa om, toh masih ada Niko yang belum menikah,” Seloroh Satria terkekeh. Penyambutan om Ricky dan tante Lily membuat Satria bisa sedikit santai.
Pembicaraan mereka terhenti sejenak saat ART membawakan minuman dan cemilan. Tante Lily pun terlihat sibuk membantu sang ART mengatur minuman dan cemilannya.
“Ayo diminum nak, jangan malu-malu,,,” Tante Lily mempersilahkan keduanya agar menikmati suguhannya.
“Makasih tante, maaf sudah merepotkan tante dan om,” Ucap Niko sungkan. Ia merasa penyambutan om dan tantenya sangat berlebihan.
“Oh ya, tante hampir lupa. Gimana kabar Andhini ? Sudah isi atau belum nih ,,,” Pertanyaan tante Lily membuat Niko dan Satria saling melirik diam-diam.
“Semoga saja secepatnya tante ,,,” Timpal Satria penuh harap. Ia sangat berharap perbuatannya semalam menghasilkan kecebong di dalam rahim sang istri meskipun saat ini wanita cantik itu menghilang.
“Andhini gak pernah menghubungi tante atau om setelah menikah ?!” Niko pura-pura bertanya dengan wajah kaget. Sungguh aktingnya terlihat sangat natural padahal pria itu sangat mengenal adiknya yang amat sangat cuek.
“Gak ada tuh, padahal kami sangat ingin mendengar suara adikmu,” Sesayang itu tante Lily pada Andhini.
Dulu tante Lily sempat menyampaikan niatnya untuk menjadikan Andhini sebagai menantunya namun almarhum ayah Niko dan om Beny sudah sepakat menikahkan Satria dan Andhini.
Satria dan Niko sekalo lagi saling melempar pandang. Mereka berbicara melalui sorotan mata. Belum juga sehari mereka tiba namun jawaban keberadaan Andhini kini terjawab. Namun Niko dan Satria tak mungkin langsung pamit kala mendengar ucapan tante Lily.
“Kalian istirahatlah dulu, masih capek kan perjalanan jauh. Ceritanya nanti dilanjut lagi. Ayo tante tunjukkan kamarnya,” Tante Lily kembali bersuara setelah sejenak mereka terdiam.
Wanita yang masih terlihat garis-garis kecantikannya diusia muda itu berdiri mendahului ponakannya. Wanita itu terus berjalan hingga tiba di depan sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka karena sang ART baru saja keluar dari kamar tersebut.
Setelah keduanya masuk ke dalam kamar, tante Lily pun meninggalkan mereka. Niko sengaja tak meminta kamar berbeda dengan Satria agar mereka bebas bicara.
“Selanjutnya gimana ? Istriku ternyata gak disini ,,,” Satria terlihat putus asa, ia tak tau lagi kemana mencari istrinya. Hanya Semarang yang bisa ditempuh dengan kereta sedangkan keluarga yang lain berada jauh dari ibukota.
“Istriku ,,, istriku ,,, baru sekarang merasa kalo Andhini adalah istrimu, kemarin-kemarin kamu kemana ?? Semoga saja kamu tidak pernah menemukannya !!” Niko melampiaskan kekesalan yang setengah mati ia tahan.
Marah, kecewa, kesal menguasai perasaan Niko. Ia tak pernah menyangka jika ternyata selama ini adiknya menderita. Niko merasa sangat bersalah pada adik kesayangannya yang memilih merasakan sendiri ketidakadilan pria di depannya. Ingin rasanya Niko mencekik hingga mati sahabatnya namun otaknya masih bekerja dengan baik. Ia memilih mendinginkan kepalanya dengan menyiram kepalanya. Niko akhirnya masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri.
Jika Niko memilih mandi berbeda halnya dengan Satria, pria tampan itu membuang dirinya di tempat tidur seraya menatap langit-langit kamar dengan wajah lesu. Entah kemana lagi ia harus mencari istrinya.
“Woiiii ,,, mandi sana. Diam meratapi nasib gak akan menyelesaikan masalah. Kamu pikir Andhini akan kembali dengan sukarela ?!” Sarkas Niko tajam. Sorot matanya menyiratkan kekecewaan.
Satria tak menimpali ucapan kakak iparnya sekaligus sahabatnya, ia menyadari sepenuhnya adalah kesalahan dirinya. Membalas kata-kata Niko akan semakin membuat pria itu semakin kecewa padanya. Ia tak ingin hal itu terjadi, ada resiko yang harus ia tanggung jika Niko membencinya. Ingat kecewa dan benci hanya beda tipis.
Setelah mengambil baju ganti, Satria pun akhirnya masuk ke kamar mandi. Semoga saja jika sudah merasa segar mereka bisa mendapat petunjuk keberadaan Andhini. Satria berharap Andhini kembali mengaktifkan ponselnya agar Anton bisa melacak keberadaannya.
Tiga puluh menit berikutnya, pintu kamar mandi terbuka menandakan Satria telah selesai dengan urusannya di kamar mandi. Wajahnya tampak segar walau hatinya tetap merasa gelisah. Sudah hampir malam namun mereka sama sekali belum tau keberadaan Andhini.
“Besok kita langsung pulang aja kakak ipar, Andhini gak ada disini. Kita jangan buang-buang waktu.” Satria menatap Niko dengan wajah serius.
“Siapa kakak iparmu, ingat Andhini gak mau lagi bersamamu. Kau baca kan suratnya ? Dia meminta kamu mengurus PERCERAIAN kalian, itu artinya aku bukan kakak iparmu !!” Niko sengaja menekan kata perceraian, kali ini ia akan mendukung adik kecilnya sepenuh hati. Asalkan adiknya bisa kembali, Niko akan melakukan apapun termasuk memaksa Satria menceraikan adiknya.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
SELAMAT PAGIII, OTHOR DATANG LAGI MENYAPA
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA SELAMA INI
^^^^^^Makassar, 1 juni 2025^^^^^^
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️