"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hotel
Pagi harinya tubuh Siren rasanya sakit semua, rasanya juga panas apa dia demam?
Semalam dia tidak begitu busa tidur karena kepikiran ucapan Arjuna, yang paling dia takutkan adalah tentang video yang dimaksud Arjuna, sebenarnya dimana letak kamera itu?
Kalau yang dimaksud Arjuna dia telanjang jadi kemungkinan besar dikamar mandi kan? Karena Siren selalu pakai handuk sehabis dari kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
Siren membuka handphonenya siapa tau setelah dia berkirim pesan dengan Daniel, perasaannya jadi lebih baik.
Mr.Lover : Kamu belum bangun sayang?
Siren : Udah barusan, kayaknya aku demam rasanya panas banget ditubuh
Mr.Lover : Udah minum obat belum?
Siren : Belum, orang rumah aja belum ada yang tau rasanya berat banget mau berdiri kepala pusing
Mr.Lover : Aku kesitu ya mau dibawain apa?
Siren : Jangan, nanti aja kalo orang rumah udh pergi
Mr.Lover : Emang pada mau kemana?
Siren : Kerja lah
Mr.Lover : Oalah, yaudah sekarang kamu bangun dulu bilang ke mama biar dikasih obat atau malah dibawa ke rumah sakit
Siren : Gak mau kalo sampai ke rumah sakit
Siren tidak menunggu balasan Daniel, dia meletakkan handphonenya diatas meja lalu mencoba berdiri meski kepalanya terasa sangat pusing.
"Ren...." Panggil mami dari luar
Mami membuka pintu dan langsung masuk.
"Udah terang lho, kamu masih ngantuk emang?"
"Ma aku pusing, nggak enak badan"
"Lahh ... Mungkin efek perjalanan jauh kali"
Mami menyentuh kening Siren.
"Panas banget sih Ren, yaudah bangun dulu sarapan mami ambilin Paracetamol biar turun panasnya"
"Iya ma"
Mami membuka gorden terlebih dahulu, lalu keluar kamar, Siren juga keluar kamar sambil memegangi kepalanya.
Disaat itu lah Siren berpapasan dengan Arjuna yang sudah rapi dengan setelan jas nya.
"Kenapa kamu?" tanya Arjuna
"Demam" jawab Siren singkat
Arjuna mendekat untuk menyentuh keningnya tapi Siren mundur, dia menghindar.
"Lupa?"
Siren menggeleng. Arjuna mendekat lagi kali ini Siren menahan diri untuk tidak mundur barulah Arjuna menyentuh keningnya yang memang panas itu.
"Perlu ke rumah sakit?"
"Nggak"
Arjuna tidak menjawab apa-apa, dia berjalan menuruni tangga. Siren jadi bingung apa yang akan dilakukan Arjuna setelah ini.
"Ma..!" panggil Arjuna dengan suara beratnya.
Siren ikut menuruni tangga meski dengan langkah yang pelan. Dia bisa mendengar percakapan Arjuna dengan mami karena mereka berada diruang makan yang tembus langsung dengan tangga.
"Dibawa kerumah sakit aja biar cepet sembuh" pinta Arjuna
"Emang perlu Jun? Bukannya dia kecapekan karena habis perjalanan jauh aja?"
"Ya kan lebih baik diperiksa masa capek sampek demam gitu"
"Nggak mau, mau minum parasetamol aja nanti juga sembuh" sahut Siren dari tangga
"Tuh Jun, anaknya aja nggak mau" jawab mami
"Gimana sih, biar cepet sembuh" ucap Arjuna lagi
Siren tetap menggeleng..
"Yaudah biar kakakmu nggak khawatir, ngikut aja Ren biar cepet sembuh juga"
Tuh kan, bukti bahwa sebenarnya yang disayang maminya itu Arjuna bukan dirinya, kalau memang mami sayang seharusnya dari awal tau Siren demam mami yang memaksanya ke rumah sakit tapi kenyataannya mami mengizinkannya ke rumah sakit hanya agar Arjuna tidak khawatir.
Siren jelas kecewa berat, apalagi dia yakin ada maksud lain dalam ucapan Arjuna.
"Ayo kamu siap-siap dulu pakek jaket yang tebel"
Arjuna merangkul pundaknya sambil melotot tajam seolah tidak mau dibantah, jadi Siren hanya bisa menurut takut jika ancaman Arjuna kemarin terjadi.
"Bisa kok aku libur demi kamu"
Siren menoleh kaget, mereka masuk kedalam kamar Siren.
"Nggak perlu, udah aku bilang aku minum parasetamol aja ntar juga sembuh"
"Mau bantah?"
Siren menghela nafas, kepalanya tambah pusing gara-gara Arjuna.
"Ganti baju kamu, atau mau aku yang gantiin?"
Siren menggeleng pasti.
"Keluar dulu kalo gitu!"
"Buat apa? udah dibilang aku udah tau semua bentuk tubuh kamu.."
"Kak...aku masih mau nurut ya"
"Ya harus dong, daripada video kamu disebar"
Siren mengepalkan kedua tangannya, dia mengatur nafasnya yang naik turun akibat emosi.
"Oke keluar dulu, tolong"
Arjuna tersenyum sinis, lalu dia keluar dari kamar Siren sambil menutup pintunya dari luar.
Ingin sekali Siren teriak sekeras-kerasnya karena tidak mau berada diposisi ini, tapi bagaimana? Bagaimana caranya supaya Arjuna tidak bersikap semena-mena kepadanya.
*
Siren menghela nafas saat berada didalam mobil bersama Arjuna, mereka sudah dari rumah sakit dan Arjuna sudah mengajaknya sarapan disebuah restoran.
Siren tidak tau lagi Arjuna akan membawanya kemana.
"Ayo pulang kak"
"Mampir dulu ke suatu tempat"
"Kemana lagi? Aku pusing mau istirahat"
Arjuna hanya tersenyum tipis, mobil melaju dengan kecepatan sedang dan arah ini bukan menuju rumah mereka.
Siren rasanya mau melompat saja dari mobil karena tidak tahan dengan sikap Arjuna. Sayangnya dia masih menyayangi diri sendiri.
Tak lama mobil parkir disebuah parkiran...
"Hotel? Kakak mau ngapain kesini?"
"Mau istirahat kan?"
"Nggak, aku mau istirahat dirumah bukan disini ngapain disini?"
"Inget ancamanku kan?"
Siren menelan saliva dengan susah, jelas dia sangat takut karena tidak mungkin Arjuna mengajaknya ke hotel hanya untuk tidur sementara rumah mereka juga tidak jauh-jauh amat dari sini.
"Turun!"
"Kak please lah, jangan begitu aku nggak mau"
"Nggak mau apa? Tidur disana kamu pikir kita mau ngapain?"
"Yaudah dirumah aja kalo mau tidur"
"Aku nggak mau dirumah, butuh suasana baru"
"Kak...tolong.."
Siren memohon dengan sekuat tenaga berharap Arjuna mau mengasihaninya sedikit saja.
"Turun!"
Arjuna turun dari mobil, Siren yang sudah berkaca-kaca sama sekali tidak mau turun sebenarnya tapi mengingat ancaman Arjuna dia jadi turun juga.
Siren menoleh ke kanan dan ke kiri berharap ada seseorang yang mau menolongnya.
Tapi nihil, tidak ada siapapun disini padahal banyak mobil dan motor yang terparkir.
Arjuna menarik tangan Siren berjalan menuju lobi hotel, sudah jelas mau ngapain kan kalau kesana.
Siren duduk disofa yang disediakan untuk menunggu sementara Arjuna check-in. Dengan sembunyi-sembunyi Siren mengeluarkan handphonenya dari dalam saku jaket.
Banyak pesan masuk dari Daniel.
Mr.Lover : Udah minum obat belum?
Mr.Lover : Lagi tidur ya?
Mr.Lover : Kamu dimana Ren? Aku kerumah kamu tapi nggak ada orang
Mr.Lover : Sayang..dimana
Siren buru-buru membalas pesan sebelum Arjuna datang kemari.
Siren : Daniel tolong dateng ke hotel xx, aku butuh kamu segera tolong.
Siren langsung memasukkan handphonenya lagi kedalam saku jaketnya melihat Arjuna yang berjalan kearahnya.
"Ayo.."
Arjuna menarik tangan Siren mengikuti porter yang berjalan terlebih dahulu menuju lift. Tubuh Siren rasanya panas dingin karena terlalu takut.