Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekertaris Nakal
Setelah beberapa saat berkendara, Junho akhirnya sampai di perusahaannya. Gedung tinggi itu berdiri tegak di antara gedung-gedung lain. terlihat beberapa karyawan keluar masuk dan beberapa dari mereka terlihat baru sampai di kantor. Junho memarkirkan mobilnya di basement lalu mengunakan lift untuk langsung ke ruangan kerjanya yang ada di lantai paling atas gedung.
Pintu lift terbuka, lorong itu tampak sepi. Lantai tampak bersih. Langkah Junho tegap saat dia berjalan ke ruangannya. Pria itu membuka pintu. Dirinya langsung di sambut hangat dengan pemandangan familiar di ruangannya. Ruangan itu begitu luas. Terdapat Kursi berlengan yang terbuat dari kulit pilihan, serta terdapat meja panjang yang terbuat dari kayu mahoni sementara terdapat kaca tebal diatas nya yang memberikan kesan yang klasik namun elegan. Di samping kanan dan kirinya adalah dinding biasa yang di hiasi dengan lukisan-lukisan mahal serta beberapa panjangan bunga. Sementara di belakang terdapat jendela besar yang memperlihatkan view kota dari atas gedung yang selalu memanjakan mata. Setiap malam selalu tampak indah.
Junho duduk di kursi berlengan, kursi itu sedikit merendah saat merasakan beban tubuh pria itu. Junho mengambil kaca mata anti radiasi miliknya. Dirinya membuka laptopnya untuk membuka dan mengecek beberapa file di sambi dengan membaca beberapa laporan yang ada di meja.
Junho juga menyiapkan segala sesuatu untuk disampaikan saat meeting yang akan dilaksanakan dua jam lagi.
**
Seorang wanita cantik dengan tubuh jam pasir keluar dari lift saat pintu terbuka. Dia mengunakan rok span hitam di atas lutut dengan outer merah cetar ketat berlengan puff pendek, Apalagi dengan kerah berbentuk v yang benar-benar memperlihat dada atasnya.
wanita itu berjalan dengan dua map hijau di lengannya. dia mengetuk pintu, "permisi, pak." suaranya sengaja dibuat lembut. Wanita itu perlahan membuka pintu saat mendengar orang di dalam memperbolehkannya masuk.
Wanita itu masuk dan menutup pintu, dia berjalan dengan percaya diri, setiap langkahnya menimbulkan suara antara Hells dan lantai yang saling berbenturan. Wanita itu berdiri di depan Junho.
"Selamat pagi, Pak. Saya membawakan laporan yang anda minta." wanita itu memberikan senyum manis nya. Namun tatapannya terlihat memiliki kilatan nakal.
Junho mendongak, "oh, taruh saja." Junho mengatakan dengan nada acuh tak acuh sambil menunjuk tempat dimana ada tumpukan map lain.
Wanita itu tampak sedikit kecewa dengan respon bosnya itu. Namun dia tak menyerah.
"oh, ya, pak. Meeting akan dimulai dua jam lagi. Saya harap anda segera bersiap." Nadanya dibuat sedikit manja dan pelan.
Junho menghela nafas, "sekertaris, Layla. Saya mengerti. tapi, letakan saja laporan itu dan keluarlah. Saya sibuk." katanya tegas.
Ya, wanita itu adalah Layla, sekretaris perusahaan kang yang dipercaya. Wanita berusia 25 tahun berdarah America itu memiliki rambut blonde tebal panjang yang selalu dia gerai. Makeup-nya yang cetar dengan lipstick merah membuatnya menjadi primadona kantor karena kecantikannya. Tak heran jika banyak karyawan baru ataupun senior yang tertarik dengan dirinya. Namun diam-diam dia menyimpan rasa dengan Junho dan dia tak tahu kalau bosnya sudah menikah.
Layla menghela nafasnya dengan kesal karena tanggapan dari bosnya itu, dia tak kehilangan cara. Layla membungkuk lebih tubuhku saat dia meletakan laporan yang dia bawa. Posisi itu membuat belahan dadanya terlihat.
Junho melirik sekilas, dia memutar matanya melihat Layla dengan perilaku konyolnya itu. Dia bersandar di kursi, "sepertinya saya perlu berbicara dengan mu. pakaian macam apa yang kau pakai itu? Ini kantor, bukan rumah bordil. Bukankah saya sudah pernah bilang untuk mengenakan pakaian yang lebih sopan?." tanya Junho. tatapan tajamnya menusuk wanita itu.
Layla tidak terlihat takut sama sekali. Dia malah menganggap kalau Junho mulai tertarik dengan nya. Namun, pria itu mencoba menutupinya.
"ihh, saya tahu, pak. hanya saja saya juga bapak pasti pemandangan bagus untuk mencuci mata. Apa salahnya melihat saja seperti ini?."
Junho hanya memutar matanya, "ck! Kau pikir saya akan tertarik dengan dada kecilmu itu. Kau pikir kau cantik? lebih baik kau cuci muka mu hingga bersih dari tepung-tepung itu."
Layla mengangkat alisnya, "oh, pak. Anda jahat sekali dengan saya. jangan cuek begitu. saya tahu anda menyukai saya." Layla mendekati Junho, dia berdiri di sebelah pria itu sambil memamerkan belahan dadanya.
Junho mendorong Layla menjauh, "cukup! Kau benar-benar wanita murahan!. berani sekali kau menggoda ku. seolah aku akan peduli padamu!" dia membentak Layla. Junho perlahan berdiri dan mencengkram dagu Layla dengan kasar hingga wanita itu menatap nya.
"aku beri kau peringatan, murahan! kau seharusnya bersyukur bisa menjadi bagian dari perusahaan kang. perusahaan teknologi terbesar. Jangan hanya karena sikap kurang ajarmu ini kau harus ku pecat!" cengkramannya tak pernah mengendur. wajahnya begitu dekat dengan Layla namun jelas itu hanya untuk dominasinya.
Layla menjadi sedikit ketakutan, dia tak mau dipecat. Bekerja di sini membuatnya nyaman dengan gaji yang sesuai dan juga fasilitas yang di sediakan. Layla menganggukkan kepalanya.
Junho tersenyum sinis saat melihat ketakutan di wajah sekertarisnya itu. dia melepaskan dagunya dengan kasar yang menyebabkan wanita itu terjatuh ke lantai. Junho mengambil sapu tangannya dan mengusap tangannya.
"jaga sikap mu! Keluar dari ruangan ku!." suaranya menggelar di ruangan.
Layla mendengus kesal. Namun karena dia tidak ingin membuat masalah lebih jauh, dia akhirnya mengalah dan berlari keluar dari ruangan Junho.
Junho melihat Layla yang telah keluar dari ruangan kerjanya, Dia menghela nafas sambil memijat pangkal hidungnya. ini bukan kali pertama Layla mencoba menganggu dan menggodanya. Junho tak tahu kenapa wanita itu selalu berusaha mencari perhatiannya. Junho melihat jam tangannya dan menyadari kalau dia harus segera keruang rapat. dia merapikan jasnya sebelum melangkah keluar ruangan.
**
Di sebuah kamar terlihat Violette sedang berbaring di ranjang. jari-jarinya menggulir ponselnya melihat setiap resep masakan. Dia ingin membuat makan malam yang lezat dan pastinya sempurna. untuk orang awam sepertinya, dia sangat membutuhkan resep sebagai panduan. Dirinya juga sempat berfikiran untuk membawakan makan siang kekantor suaminya tanpa sepengatahuan agar menjadi sebuah kejutan.
"hmm... kira-kira nanti suamiku itu makan siang di mana ya? kira-kira pakai apa? Hmm, gimana kalau aku membuat makan siang dan di bawa kekantor nya agar menjadi kejutan. Itu pasti menyenangkan. kalau soal alamat, gampang lah nanti tinggal tanya Robert. tapi bikin apa, ya?"
jarinya terus menggulir dan matanya terus membaca setiap resep dan cara membuat berbagai makanan. hingga dirinya merasa tertarik untuk membuat nugget ayam sayur dengan bentuk hati. yang membuat tertarik adalah bentuk hati dan dirinya tahu kalau suaminya itu sangat menyukai olahan ayam. Jangan ditanya wanita itu tahu darimana, karena tentu saja dia bertanya pada Bi Lis.
Setelah menyimpan resep nugget ayam sayur, Violette berjalan keluar dari kamarnya. Dia pergi ke dapur. rumah itu tampak begitu sepi karena Bi Lis sedang mencuci pakaian sementara Robert sibuk dengan pekerjaannya.
Di dapur Violette menyiapakan bahan dan pelengkapan yang dibutuhkan. Untungnya semua bahan yang dibutuhkan tersedia. Dengan bermodalkan resep dari internet, Violette tampak pede dan yakin kalau rasa masakannya pasti akan memuaskan.
Saat dirinya sedang asik memasak, dia tak sadar kalau pintu rumah dibuka pelan dan seseorang masuk ke dalam dengan senyum kecil menghiasi wajahnya.
_________________________________
To Be Continued
___________________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!!
Follow juga!!
Aku datang 🤗
Semangat Updatenya kakak. Ceritanya bagus