NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:884
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Pa kami datang kesini, karena Nayla ingin meminta izin sama papa, Insyaallah tiga bulan lagi Nayla akan menikah pa. Seminggu yg lalu keluarga Fadli datang ke rumah untuk melamar Nayla pa."

"Kenapa gak kasih tau papa nak? kok baru sekarang kasih tau papa."

"Maaf pa." jawabku.

Papa melihat ke arah Fadli..

"Fadli benar-benar serius sama Nayla?

" Insyaallah saya serius pa, saya ingin menikahi anak papa, saya mohon restunya pa."

"Nay waktu itu papa tanyakan bilangnya Nayla belum siap nikah. Sekarang Nayla datang kesini membawa calon dan akan menikah tiga bulan lagi."

Papa menatapku terlihat raut wajah kesal papa disana.

"Nayla bilang gak gampang menerima laki-laki buat dijadikan suami, ini dalam waktu singkat kalian ingin menikah, apa kalian sudah saling kenal? "

"Maaf pa kami kenal sudah setahun lebih, sudah berapa kali Fadli mengajak Nayla untuk menjalani hubungan yg serius. Tapi Nayla selalu menolak karena Nayla masih ragu dan takut, dan sekarang Nayla sudah yakin pa."

"Terus Danil gimana Nay? dia selalu menanyakan kamu."

"Nayla gak pernah komunikasi sama Danil pa."

"Kata Danil kalian sudah jauh komunikasi dan kamu bilang gak ada pacar.".

" Nayla gak pernah berkomunikasi sama Danil pa." Aku gak sanggup lagi menahan air mata. Fadli melihat ke arahku.

"Fadli, Nayla ini sudah mempunyai pilihan papa yg nyariin."

"Papa tau yg terbaik untuk dia, papa mencarikan laki-laki yg pekerjaannya bagus dan orangnya mapan. Papa gak mau anak papa menderita nantinya. Nayla anak pertama papa."

"Pa biarkan kakak bahagia dengan pilihannya. Kebahagiaan gak bisa diukur dari materi pa." ujar Fikri. Papa melihat Fikri lekat. "Tau apa kamu Fikri tentang pernikahan? Papa lebih paham dari kalian."

"Betul papa lebih paham makanya papa mengkhianati mama dan gak cukup dengan satu perempuan." Fikri berdiri meraih tanganku, "Ayo kak kita pulang, ayo bang." ujar Fikri mengajakku dan Fikri.

Kami pamit pa, Assalamu'alaikum.

Kami keluar dari rumah papa dan mengambil motor. Dijalan Fikri bertanya padaku "Kak kita mau langsung pulang atau gimana kak? ke pantai dulu gimana dek? " "Ok kak." Kami pergi ke pantai karena aku ingin menjelaskan sama Fadli perihal Danil.

Kami menuju pantai, sesampainya di pantai kami duduk dan memesan makanan. "Fadli aku mau menjelaskan yg tadi." Fadli menarik nafas lalu melihat ke arahku. "Fadli waktu kamu di perantauan papa memperkenalkanku sama Danil, aku ketemu Danil bersama papa dan Fikri, Danil memang sempat meminta no ku, tapi aku gak pernah merespon dia."

"Kok gak bilang Nay? kenapa aku harus taunya sekarang? "

"Maaf Fadli aku baru memberitahumu sekarang, karena aku gak ada berkomunikasi sama dia."

"Kamu marah padaku Fadli? " tanyaku.

"Aku kecewa Nay."

Fikri diam saja sambil main hp dan membiarkan kami bicara.

"Terus hubungan kita gimana Nay? ayahmu gak merestui kita."

Aku mencoba untuk menahan air mata.

"Maaf bang aku ikut campur, mama kan sudah memberi restu bang. Papa berpisah sama mama disaat kami membutuhkan sosok seorang papa bang. "

"Sekarang keputusan sama abang." ujar Fikri. "Keluarga kami memang gak utuh bang, makanya kakak sulit menerima abang dari dulunya."

Fadli tersenyum padaku dan Fikri. "Nay apapun yg terjadi aku akan tetap bersamamu karena hatiku yakin padamu Nay." Aku menangis bahagia mendengar ucapan Fadli. "Fikri kakakmu cengeng." ledek Fadli.

Fikri cuma tersenyum padanya.

"Kak makan dulu yuk ntar dilanjutin nangisnya😊" canda Fikri.

Kami makan sambil menikmati sore di pantai.

"Nay habis makan kita jalan-jalan di pinggiran pantai yuk? " ajak Fadli padaku.

"Ayuk." jawabku.

"Hem aku gak diajak bang? "

"Kalau yg ketiga itu namanya apa bro? " tanya Fadli sambil tertawa lebar pada Fadli.

"Ya deh pak ustadz aku disini aja godain cewek-cewek." kata Fadli. Kami tertawa bersama.

Kami berjalan di pinggiran pantai sambil sesekali main ombak. "Nay nanti habis nikah kamu mau jalan-jalan kemana? "

"Kemana aja Fadli."

"Kamu sudah pernah ke pulau Nay?"

"Belum Fadli aku takut."

"Nanti kita ke pulau ya Nay., jangan takut ada aku kok."

"Nay, ini ATM ku pin nya ultah kamu Nay, kamu boleh pakai duitnya untuk keperluanmu dan persiapan pernikahan kita Nay."

Fadli memberikan atmnya padaku.

Aku gak mengambilnya karena aku merasa belum pantas untuk menerimanya karena dia belum suamiku.

"Gak usah Fadli tabunganku ada kok, kamu simpan saja untuk acaramu."

"Jangan ditolak Nay aku mohon."

"Aku gak enak Fadli, simpan saja untuk masa depan kita nanti😊"

"Kalau hal itu jangan difikirkan Nayla karena aku sudah mempunyai persiapan."

"Ini ambil pegang sama kamu Nay."

Fadli menyodorkan lagi atmnya padaku.

Dengan berat hati aku mengambil ATM itu dan memasukan ke dalam tas.

"Makasih Fadli." "Sama-sama Fadli." dia tersenyum padaku.

"Ayo kita jalan lagi, setelah capek menelusuri pantai kami kembali ke tempat tadi. Dari kejauhan aku melihat Fikri bicara dengan seseorang.

" Fikri bicara sama siapa Nay?" tanya Fadli.

"Gak tau Fadli ayo kita sampiri ke sana."

"Fikri." sapaku.

Orang tersebut menoleh kepadaku,

"Bayu? " sapaku.

"Apa kabar Nay? makin cantik aja sepupuku ini."

"Alhamdulillah baik Bay. oh ya kenalin ini calonku Fadli." aku memperkenalkan Fadli pada sepupuku. Bayu anak dari mamiku.

Mereka bersalaman, "Salam kenal bro makasih sudah meluluhkan hati sepupuku. " canda Bayu pada Fadli. Fadli hanya tersenyum.

"Makan Nay? "

"Aku sudah makan Bay."

"Oh ya kapan ini acara kalian? "

"Tunggu undangannya." kataku.

"Insyaallah tiga bulan lagi acara kita." sahut Fadli.

"Sebentar lagi ya? untuk tenda biar aku saja. "

"Seriusan nih?." tanyaku.

"Ya Nay aku serius, apa kamu sudah bicara sama papa?"

"Sudah tadi Bay, kami kesana tadi."

"Tapi papa gak merestui kakak." ujar

 Fikri.

"Apa alasannya Nay? "

"Papa marah karena aku menikah bukan dengan pilihannya."

"Pilihan papamu Danil Nay?"

"Kok kamu tau? "

"Papamu sudah bicara sama mamiku dan papamu sudah sepakat sama Danil,

Danil itu pemakai Nay, dia memang kaya tapi suka judi dan minuman keras."

Aku terdiam mendengarkan kata-kata Bayu. Bayu sudah menikah dan mempunyai anak dua.

"Itu yg terbaik kata papa kak? " kata Fikri.

"Alhamdulillah kalian taunya sekarang, kalau Nayla jadi menikah sama dia kasihan." kata Fadli.

"Kerja dimana bro? " tanya Bayu pada Fadli.

"Aku guru di sekolah xxx bro. " jawab Fadli.

"Wah mantap tuh. " ujar Bayu.

"Pesanku bro, jika benar-benar serius sama Nayla, kamu harus siap menerima keluarga Nayla dan bahagiakan dia."

"Insyaallah aku akan bahagiakan Nayla bro aku gak akan kecewakan dia."

"Alhamdulillah, semoga lancar ya sampai hari pernikahan kalian."

"Fikri jaga kakak dan ibumu, jika kamu sudah menemui wanita yg akan kamu nikahi nanti jangan mengabaikan keluargamu dan jangan contoh papamu."

"Iya bang. " jawab Fikri.

Menjelang maghrib kami pulang.

"Nay aku gak mampir ke rumah ya? aku mau ngajar ngaji. " ucap Fadli.

"Kamu hati-hati ya, makasih banyak Fadli. "

"Fikri abang duluan ya. " "Hati-hati bang." ujar Fikri.

Fadli membunyikan klakson lalu pergi.

"Ayo kak kita balik lagi."

"Yuk dek. " aku naik ke atas motor.

"Kita sholat dulu dek sudah mau adzan. " "Ayo kak. "

Kami sudah sampai dirumah,, Assalamu'alaikum ma, Silvi."

"Wa'alaikumussalam." jawab mama dan Silvi.

"Lama bangat disana kak sampai malam gini? " tanya Silvi.

"Kami main dulu kak." jawab Fikri.

"Kalian mandi dulu, sholatnya sudah?"

"Sudah ma, kami mandi dulu ma. "

"Iya nanti jangan tidur dulu cerita sama mama."

"Oke ma." jawab kami.

Aku masuk ke dalam kamarku gitu juga dengan Fikri.

Jam sembilan malam kami duduk di ruangan TV.

"Ma, papa gak merestui Nay sama Fadli."

"Biar aja nak yg penting Nayla sudah minta izin."

"Terus Fadli gimana Nay? dia dengar papamu ngomong."

"Dengar ma bahkan papa juga ngomong sama Fadli."

Mama terdiam.

"Kenapa sih kak dia gak merestui? Selama ini dia kemana? "

"Sudah nak, sekarang kalian fokus sama persiapan pernikahan kakak kalian. " ujar mama pada kami.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!