NovelToon NovelToon
Dunia Yang Indah

Dunia Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Spiritual / Persahabatan / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di balik gunung-gunung yang menjulang,ada dunia lain yang penuh impian. Dunia Kultivator yang mampu mengendalikan elemen dan memanjangkan usia. Shanmu, seorang pemuda desa miskin yang hidup sebatang kara, baru mengetahuinya dari sang Kepala Desa. Sebelum ia sempat menggali lebih dalam, bencana menerjang. Dusun Sunyi dihabisi oleh kekuatan mengerikan yang bukan berasal dari manusia biasa, menjadikan Shanmu satu-satunya yang selamat. Untuk mencari jawaban mengapa orang tuanya menghilang, mengapa desanya dimusnahkan, dan siapa pelaku di balik semua ini, ia harus memasuki dunia Kultivator yang sama sekali asing dan penuh bahaya. Seorang anak desa dengan hati yang hancur, melawan takdir di panggung yang jauh lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Syukur, Batu, dan Hantu yang Berlari

Setibanya di Kota Lama, mereka langsung menuju Penginapan Bintang Senja. Sepanjang perjalanan dari sekte, Tuan Yao sama sekali tidak berbicara. Pikirannya penuh dengan gambaran Shanmu yang melesat seperti angin puyuh, tumpukan sampah yang rapi dengan sendirinya, dan ekspresi terkejut Diaken He. Ia berjalan dengan langkah cepat, fokus pada jalan di depannya, seolah mencoba mengatur kembali realita yang baru saja ia saksikan.

Mereka masuk ke dalam penginapan yang sepi di waktu belum siang. Tuan Gong, yang sedang mengatur buku catatan di balik konter, langsung menyapa dengan ramah. "Wah, sudah kembali? Cepat sekali. Shanmu, kau pasti lapar. Ayo, makan siang bersama saja di..."

Kalimatnya terhenti di tengah. Matanya yang berpengalaman menangkap sesuatu yang tidak biasa. Jarum jam dinding kayu masih menunjukkan pukul sebelas kurang sepuluh menit. Biasanya, Tuan Yao baru akan kembali jauh setelah tengah hari, bahkan seringkali menjelang sore. Wajah Shanmu tampak segar, tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah bekerja berat. Dan yang paling mencurigakan, ekspresi Tuan Yao yang biasanya santai kini tampak kaku dan penuh pikiran.

Pasti ada masalah, pikir Tuan Gong dengan cepat. Ia mengubah rencananya. "Ah, tapi sepertinya kalian baru saja tiba. Lebih baik Shanmu makan dan beristirahat dulu di kamarmu. Makanlah bekalmu dengan rasa syukur." Ia memberikan Shanmu isyarat halus untuk pergi.

Shanmu, yang tidak menangkap ketegangan di balik kata-kata itu, hanya mengangguk patuh. "Baik, Paman Gong. Terima kasih." Ia lalu menuju tangga kayu yang berderit, membawa bungkusan bekas bekalnya, dan naik ke lantai dua.

Sepanjang lorong sempit yang diterangi sinar matahari dari jendela kecil, bayangan latihan di Sekte Langit Biru kembali menghantui pikirannya. Kilatan cahaya dari pedang, tusukan tak terlihat dari tombak, dan yang paling memikat, pemuda yang berdiri di atas pedang terbang. Sebuah kerinduan yang mendalam dan pedih menggigit hatinya. Aku juga ingin merasakannya. Aku ingin memiliki kekuatan seperti itu. Namun, begitu ia memikirkan kata-kata pedagang dan tatapan belas kasihan, harapan itu segera layu. Ia tidak memiliki akar spiritual. Jalur Qi tertutup untuknya.

Tapi Shanmu bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Sebuah pemikiran naif, namun penuh tekad, muncul di benaknya. Kalau begitu, aku akan latihan dengan caraku sendiri. Siapa tahu, jika tubuhku semakin kuat, suatu saat gerbang itu akan terbuka. Itu adalah harapan tanpa dasar, seperti mencoba membuka pintu besi dengan memahat dinding sampingnya, namun bagi Shanmu, itu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

Ia masuk ke kamarnya yang sederhana. Di atas meja kecil, ia membuka bungkusan bekas bekal. Isinya masih ada sisa nasi dan lauk yang cukup banyak. Ia menyantapnya dengan lahap, setiap suapan diiringi senyuman syukur. Makanan ini, nasi putih pulen, sayuran tumis dengan sedikit kuah gurih, dan beberapa potong daging ayam, terasa sangat mewah baginya yang terbiasa hanya dengan daging panggang tanpa bumbu di hutan belantara.

Setelah kenyang, pikirannya yang praktis mulai berhitung. Ia mengeluarkan koin-koin emas dari kantong kainnya, mepetakkaknya di atas selimut.

"Tadi malam aku menginap dengan dua koin emas. Mulai besok, sesuai kesepakatan dengan Paman Gong, biayanya satu koin emas per hari untuk sewa dan makan siang, ditambah biaya makan pagi dan malam jika aku pesan. Kurang lebih dua koin emas per hari."

Matanya berbinar melihat tumpukan koin di hadapannya. "Gajiku hari ini sepuluh koin emas! Dan besok sampai sebulan ke depan akan sama. Sekarang aku punya... Ia menghitung dengan jarinya yang kasar. Tujuh belas koin emas!"

Kegembiraan membanjiri dirinya. Ini adalah kekayaan yang belum pernah ia miliki. Namun, kegembiraan itu segera diikuti oleh keinginan untuk tidak berpangku tangan. Ia tidak bisa hanya duduk menunggu esok hari. Semangatnya yang tak pernah diam mendesaknya untuk bergerak.

"Ya! Aku akan pergi melihat-lihat. Aku ingin mencoba keluar dari Kota Lama, menuju hutan." Tujuannya jelas. "Aku ingin berlatih mengangkat batu. Batu yang lebih besar dari yang pernah kuangkat di Dusun Sunyi. Jika tubuhku semakin kuat, semakin perkasa... siapa tahu... suatu saat nanti... aku bisa menemukan caraku sendiri untuk bisa berkultivasi." Pemikiran itu naif, namun menjadi bahan bakar baginya.

Ia segera membereskan sisa makanannya, lalu membawa tempat bekal yang kosong keluar kamar. Ia menuruni tangga dengan hati-hati, lalu menuju dapur penginapan di belakang. Di sana, ia menemukan koki Zhao yang sedang memotong sayuran. Dengan sopan, ia mengembalikan wadah tersebut dan mengucapkan terima kasih. Koki Zhao hanya mengangguk singkat, tetapi ada sedikit kehangatan di matanya yang sangar.

Sementara itu, di ruangan pribadi Tuan Gong di belakang konter, suasana sama sekali berbeda.

Tuan Yao, setelah memastikan Shanmu sudah di lantai atas, segera menyeret Tuan Gong masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi kegelisahan.

"Rekan Gong, kau tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi," mulainya, suaranya berbisik namun penuh intensitas.

Ia lalu menceritakan segalanya, dari kecepatan menyapu Shanmu yang seperti angin puyuh di halaman depan, sampai ilusi absurd di halaman belakang yang sudah rapi sebelum mereka sampai, hingga efisiensi gila yang menyapu bersih seluruh sekte dalam waktu singkat. Ia menggambarkan reaksi Diaken He, taruhan gila, dan pemeriksaan yang membuktikan keajaiban, atau lebih tepatnya, keanehan itu.

"Rekan Gong, akal sehatku hampir tercabut dari diriku sendiri!" desis Tuan Yao, tangannya gemetar sedikit saat mengangkat cangkir teh yang diberikan Tuan Gong. "Aku seorang Pejuang Besi Awal! Aku tahu batas tenaga manusia biasa! Apa yang dilakukannya... itu bukan hal yang bisa dilakukan manusia biasa! Bahkan dengan Qi sekalipun, untuk melakukan pekerjaan fisik secepat itu membutuhkan konsentrasi dan pembakaran energi yang besar. Tapi dia... dia bahkan tidak berkeringat deras! Hanya sedikit napas tersengal, itu pun karena semangatnya!"

Tuan Gong mendengarkan dengan mata membelalak. Ia menelan ludah. Kejutan yang dalam menyergapnya. Ia telah menduga Shanmu istimewa, tetapi tidak sampai selevel ini. Namun, kejutan itu segera tersalip oleh sebuah perasaan bangga yang aneh dan hangat. Di dunia kultivasi yang keras dan penuh persaingan, di mana nilai seseorang diukur dari akar spiritual dan tingkat pencapaiannya, muncul seorang pemuda yang melanggar semua logika itu hanya dengan tenaga dan ketekunannya.

"Luar biasa..." gumam Tuan Gong, lalu sebuah tawa terbahak-bahak yang lepas meledak dari dadanya. "Hahaha! Luar biasa sekali, Rekan Yao! Kau bilang ini langka? Ini lebih dari langka! Ini mungkin satu-satunya di seluruh Kerajaan Naga Terbang! Seorang monster fisik yang tidak menyadari dirinya sendiri, bersembunyi di balik senyuman polos seorang tukang sapu!"

Tuan Yao mengangguk, ikut tersenyum getir. "Setuju. Kalau tidak, mana mungkin aku merasa hampir gila tadi. Diaken He itu pasti masih bingung sampai sekarang. Dan murid-murid yang melihat... terutama si Tuan Muda Leng dan Nona Lan... mereka pasti mulai penasaran."

Sementara dua orang tua itu berbagi keheranan dan kekaguman, Shanmu telah menyelesaikan urusannya di dapur. Dengan hati yang ringan dan tujuan yang jelas, ia melangkah keluar dari penginapan, kembali ke hiruk-pikuk jalanan Kota Lama.

Siang itu sangat ramai. Kereta dagang, pedagang yang berteriak, keluarga yang berbelanja memadati jalan utama. Shanmu, dengan pengalaman pahit menabrak kultivator, berjalan dengan sangat hati-hati. Tubuhnya yang besar bergerak lincah menghindari kerumunan, matanya awas. Ia bagai ikan yang gesit menyusuri sungai yang padat.

Akhirnya, ia sampai di gerbang kota yang megah. Dua penjaga berseragam berdiri dengan tombak di tangan. Shanmu mendekati salah satunya, seorang pria dengan wajah dingin dan berjerawat.

"Permisi, Tuan Penjaga," ucap Shanmu dengan sopan, membungkuk sedikit. "Jika saya keluar dari sini, dan nanti ingin masuk lagi, apakah perlu membayar sesuatu?"

Penjaga itu memandangnya dengan sebelah mata, dari atas ke bawah, memperhatikan pakaian sederhana Shanmu. Suaranya datar dan dingin. "Jika kau membawa gerobak besar, kuda, atau barang dagangan yang banyak, maka perlu membayar pajak keluar-masuk. Kalau hanya badanmu sendiri seperti itu, tidak perlu."

Jawaban itu membuat hati Shanmu berbunga-bunga. Itu artinya aku bebas keluar masuk! "Terima kasih banyak, Tuan!" ia membungkuk lagi, lalu berbalik.

Saat akan melangkah, matanya tertuju pada pemandangan di luar gerbang. Jalan tanah membentang, dan di kejauhan, terlihat barisan bukit hijau dan hutan lebat yang mengingatkannya pada perjalanan panjangnya. Tanpa ragu-ragu, energi yang tersimpan meledak. Ini saatnya latihan!

Dengan satu hentakan kaki yang kuat, Shanmu melesat. Bukan lari biasa, tetapi lari penuh tenaga yang ia gunakan saat mengejar mangsa atau melarikan diri dari bahaya di hutan. Tubuhnya bagai anak panah yang dilepaskan dari busur, meninggalkan bayangan samar dan sedikit debu di udara.

Penjaga itu tiba-tiba teringat sesuatu. Daerah hutan dan tebing di depan itu dikenal sebagai tempat binatang spiritual rendah berkeliaran, berbahaya bagi warga biasa. Ia berbalik, bermaksud memperingatkan pemuda polos tadi.

"Hey, pemuda! Jangan pergi ke tebing dan hutan di depan! Ada banyak binatang spiritu..."

Kalimatnya terhenti. Ia mengernyitkan dahi. Di tempat pemuda itu berdiri tadi, kini kosong. Ia menoleh ke kiri dan kanan gerbang, memindai kerumunan orang yang masuk dan keluar. Tidak ada tanda-tanda pemuda berpakaian hijau dengan tubuh perkasa itu.

Penjaga itu berdiri kaku. Sebuah rasa dingin aneh menjalar di tulang punggungnya. Pemuda itu menghilang terlalu cepat. Terlalu cepat untuk manusia biasa. Ia tiba-tiba teringat cerita-cerita hantu dan siluman yang kadang mengganggu kota.

"Mungkinkah... mungkinkah makhluk itu bukan manusia? Mungkin ia adalah hantu atau siluman gunung yang menyamar, baru saja menanyaiku?"

Dengan wajah sedikit pucat, penjaga itu mengusap keringat dingin di dahinya. Ia memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi, berusaha menghilangkan rasa ngeri itu dengan mengencangkan genggamannya pada tombak. Namun, bayangan "hantu" yang berlari dengan kecepatan mengerikan itu tertanam di benaknya.

Sementara itu, "hantu" Shanmu telah mencapai pinggir hutan. Ia berhenti, melihat sekeliling, mencari batu yang cocok untuk latihannya. Di sanalah, di tepi dunia yang dikenal dan alam liar yang penuh bahaya, ia akan memulai latihan rahasianya, mengukir jalannya sendiri dengan otot dan tekad, jauh dari sorotan mata yang penuh pertanyaan di Kota Lama.

1
YAKARO
iya bro🙏
Futon Qiu
Mantap thor. Akhirnya Shanmu punya akar spritual
Futon Qiu
Karena ada komedi nya kukasi bintang 5🙏💦
YAKARO: terimakasih🙏
total 1 replies
Futon Qiu
Lah ya pasti lanxi kok nanya kamu nih🤣
Futon Qiu
Jangan jangan itu ortunya 🙄
HUOKIO
Baik bnget si lancip😍😍
HUOKIO
Mau kemana tuh
HUOKIO
Ini penjaga kocak 🤣🤣
HUOKIO
Angkat barbel alam 🗿
HUOKIO
Makin lama makin seru 💪💪💪
HUOKIO
Gass terus thor💪💪💪
HUOKIO
Mantap thor lanjut
YAKARO: terimakasih
total 1 replies
HUOKIO
Lanjutkan ceritanya thor
HUOKIO
Shanmu kuat banget untuk manusia 😄
HUOKIO
Ohhh i see💪
HUOKIO
Oalah kok gitu 😡
HUOKIO
Mantap thor
HUOKIO
Gas pacari lqci
HUOKIO
Makin lama makin seru
HUOKIO
Lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!