Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.
Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.
Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.
Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.
Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.
Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18 Hasutan Keisha
Di ruang tamu rumah sederhana itu, Keisha duduk bersandar santai sambil menggeser ponselnya.
Sementara ibunya, sedang membolak balikan halaman majalah fashion favoritnya.
“Bu,” panggil Keisha.
“Ada apa?” jawa Maya tanpa menoleh.
“Tadi si Alika mual dan muntah di kantor.”
Maya mengernyit. “Muntah?”
“Iya, dan katanya dia mual dari pagi. Banyak yang bisi bilang kalau dia hamil,” lanjut Keisha dengan tersenyum sinis. “Ya ampun, kalau benar, memalukan banget! Hamil diluar nikah lagi.”
Maya meletakkan majalah itu dengan geram. “Kamu yakin Alika hamil, Kei? Jangan asal ngomong kalau nggak ada bukti.”
“Jadi ibu nggak percaya sama aku?” kata Keisha sedikit kecewa karena sang ibu meragukannya.
“Bukannya nggak percaya. Kalau nggak ada bukti, jatuhnya fitnah! Meski ibu nggak suka dia, tetap aja nggak bisa asal nuduh,” ucap Maya terlihat bijak hari ini.
“Orang-orang juga lihat, Bu. Lagian kan siapa tahu? Mungkin aja kan Alika jual diri? Dia mau cari uang yang gampang.”
Mendengar itu, tangan Maya terkepal erat. Maya sangat percaya pada Keisha dan putrinya tidak mungkin berbohong.
“Kurang ajar!” bentak Maya sambil berdiri. Wajahnya merah karena amarah. “Anak itu memang tidak tahu malu! Lihat saja, ibu akan ajari dia caranya bersikap!”
**
**
Sementara itu, sebuah mobil hitam berhenti di dekat rumah Alika. Kakek Hermawan membuka pintu dan membantu Alika turun.
“Kalau kamu mau, biar Kakek antar sampai ke dalam,” tawar Kakek dengan lembut.
Alika tersenyum tipis, kemudian menggeleng. “Aku bisa sendiri. Lagipula, rumahnya nggak jauh dari sini kok.”
Sagara masih duduk di bangku kemudi. Tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Ia sama sekali tak menatap Alika, hanya menunduk dan membiarkan semuanya berlalu tanpa interaksi.
Alika menoleh ke arah pria tua di sampingnya. “Terima kasih sudah repot-repot mengantar, Kek. Maaf aku nggak bisa ajak kakek minum teh dan makan cemilan di rumah.”
“Tidak apa-apa.” ucap Kakek Hermawan. “Istirahatlah, Nak. Jaga kesehatanmu.”
“Iya, Kek.” Alika melangkah perlahan, melewati gang menuju rumah kontrakan kecilnya.
“Kenapa kamu diam saja?” tanya sang kakek pada Sagara.
“Aku harus bicara apa? Melambaikan tangan tanda perpisahan dan tersenyum padanya, begitu? Itu bukan aku sama sekali!” ketus Sagara.
Akan lebih baik jika Sagara menjaga jarak. Karena mereka tidak sedekat itu untuk saling melakukan salam perpisahan.
“Cih! Bisa-bisanya aku punya cucu yang bicaranya seperti bon cabe level 15!” gumam kakek Hermawan dalam hatinya.
**
**
“Ibu?”
Maya muncul dengan mata melotot dan wajah penuh kemarahan.
“Dariman saja kamu?” tanyanya.
“Kerja, Bu.” Alika menjawab sambil mencium tangan ibunya.
Maya menepis tangan Alika. Entah kenapa sejak tahu Alika hamil, Maya merasa jijik disentuh olehnya.
“Kamu hamil, Alika?!” tanya Maya tanpa basa basi. Ia lebih suka langsung menanyakan pada Alika daripada mendengar kabar yang belum tentu benar dari Keisha.
Alika tertegun. “Bu, dari mana ibu tahu?”
“Jadi benar kamu hamil?” Maya memekik marah.
“Iya, Bu. Aku–” belum sempat Alika menjelaskan, Maya menarik lengan Alika dengan begitu kasar.
“Dasar perempuan tak tahu malu!”
“Bu, sakit!” Alika meringis, tapi ibunya tak peduli sama sekali.
Maya bergegas menyeret putrinya masuk ke dalam rumah, membanting pintu dan menguncinya rapat.
“Siapa yang sudah menghamili kamu Alika?! Siapa yang berani mengotori nama baik keluarga kita, hah?!” teriak Maya kalap.
“Bu, tolong dengar dulu penjelasan aku.” Alika mencoba menjelaskan. “Aku tidak seperti yang Ibu pikirkan. Aku dijebak!”
Satu tamparan mendarat di pipi Alika. Gadis itu terhuyung sambil memegang pipinya yang panas dan berdenyut.
“Berani-beraninya kamu menodai nama keluarga kita! Dasar anak tak tahu diuntung!”
Alika menggigit bibirnya, menahan air mata yang ingin pecah. Ia tak membalas.
Ia hanya berdiri diam, menerima kalimat makian demi makian yang dilontarkan ibunya.
“Sejak kecil kamu cuma pembawa sial! Sekarang hamil pula dan entah anak siapa!” Maya menendang kursi di dekatnya dengan marah. “Dulu kamu bilang ingin membuat ibu dan ayahmu bahagia, tapi nyatanya mana? Apa ini kebahagiaan yang kamu katakan itu?”
Alika hanya menunduk. Dalam perutnya, janin mungil terlanjur tumbuh.
“Maaf…”
“Kata maaf kamu nggak akan merubah apapun Alika!” seru Maya. “Kalau sudah begini, ibu akan mencarikanmu jodoh yang bisa menampung anak haram kamu itu!”
“Apa maksud ibu? Aku nggak mau, Bu!” Alika tak habis pikir, kenapa ibunya malah ingin menikahkan Alika dengan pria lain, padahal sudah jelas ayah bayi ini akan bertanggung jawab meski terpaksa.
“Harus mau dan nggak ada tapi-tapian. Siapa tahu kan, ayah bayi ini lelaki hidung belang. Saat lahir dia pasti bingung siapa ayahnya!” ketus Maya sambil berlalu dari sana.
Alika menyentuh perut dan mengusapnya pelan. “Maafkan mama, Nak. Mama janji akan berjuang buat kamu. Bahkan jika nyawa mama taruhannya.”
Qlika gak mau kemeja Sagara bekas dipeluk ama Cindy..
❤❤❤❤❤❤
sengaja yuh Alika..
nerani2nya dia megang lengan langit di depan sagara..
cari perkara..
😀😀😀❤❤❤❤
aihhh di luar prediksi malah sodara tiri yg jadi pemicu cembukur
kejar Alika..
😀😀😀❤❤❤❤❤
mulai..
😀😀😀❤❤❤❤