yang Xian dan Zhong yao adalah 2 saudara beda ayah namun 1 ibu,.
kisah ini bermula dari bai hua yg transmigrasi ke tubuh Zhong yao dan mendapati ia masuk ke sebuah game, namun sialnya game telah berakhir, xiao yu pemeran utama wanita adalah ibunya dan adipati Xun adalah ayahnya,,.
ini mengesalkan ia pernah membaca sedikit bocoran di game love 2 dia adalah penjahat utama, ini tidak adil sama sekali
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra geza alliif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
peramal
Matahari baru saja naik, membelah kabut tipis yang menggantung rendah di atap-atap kota. Di depan kediaman peramal Hong Rusti, keheningan menyelimuti seperti trauma yang enggan pergi.
Zhong Yao, Lu Yu, Guo Jia, dan Han Muzi berdiri sejenak di depan pintu utama, menatap bangunan yang kini tampak dingin dan bisu. Di aula depan, keluarga telah menyiapkan papan roh dan membakar dupa; bau kayu cendana bercampur muramnya suasana. Mayat sang peramal belum dikembalikan, dan penyebab kematiannya masih mengambang dalam tanda tanya besar.
Zhong Yao melangkah masuk. Ruangan kerja cukup luas, dihiasi bufet kayu tua dan meja ukiran teratai perunggu yang tampak berlumut di sudutnya. Ia memeriksa setiap sisi: menempelkan telinga di dinding, mengetuk-ngetuk batu bata, membuka laci, mengamati vas dan lantai, bahkan mencium jejak debu yang mengambang di udara. Semua ia baca seperti lembaran kasus lama yang penuh teka-teki.
Ia akhirnya duduk di kursi korban dan mengarahkan pandangannya ke Lu Yu.
“Lu Yu-ge... datanglah dari arah lemari,” ucapnya pelan.
Lu Yu memahami maksudnya dan mulai melangkah hati-hati, menyusuri ruang seperti aktor di atas panggung.
“Kau datang diam-diam saat aku sedang membuatkan ramalan untukmu,” ucap Zhong Yao, setengah berakting. “Lalu kau menutup mulutku dengan kain—”
Lu Yu mendekat, gerakannya tenang tapi penuh perhitungan, dan dalam sekali gerakan, ia menutupi wajah Zhong Yao dengan tangannya. Teh di cangkir Zhong Yao tumpah ke meja.
Rekonstruksi itu seolah menghidupkan kembali detik-detik terakhir sang peramal. Aroma teh rosela yang pekat kini terendus kuat di meja, membenarkan jejak yang ditemukan Wei Jie di tubuh korban. Teh itu langka, tak mudah diperoleh, dan menjadi salah satu titik penting.
Zhong Yao menoleh pada langit-langit, lalu memanjat kursi, memperhatikan tali gantungan dan bekas simpulnya.
“Pelaku mengikat tali dari dalam... lalu keluar lewat jendela. Setelah itu, ia menarik tali dari luar rumah. Sempurna untuk alibi. Saat korban ditemukan, pelaku sudah berada bersama keluarga.”
Mereka bertukar pandang. Keheningan mencengkeram.
“Guo Jia, kumpulkan semua pelayan dan keluarga. Periksa semua pakaian yang mereka kenakan kemarin. Fokus pada yang memiliki bekas robekan atau noda teh.”
Tak lama, seluruh anggota rumah berkumpul. Wajah-wajah cemas, gugup, dan beberapa tampak acuh. Zhong Yao berdiri tenang di tengah aula.
“Nyonya Hong, ceritakan ulang malam kejadian.”
Wanita itu menggigit bibirnya.
“Setelah menerima paket, suami saya terlihat gelisah... seolah sedang menunggu seseorang. Kami makan bersama, dan setelah itu, dia tak kembali. Ia bilang hendak ke kamar. Putra saya memanggilnya satu jam kemudian... lalu—kami menemukannya sudah... tergantung.”
Zhong Yao menyipitkan mata.
“Siapa yang tidak hadir saat makan malam?”
Semua terdiam. Sebagian menggeleng pelan. Tak ada jawaban.
Saat itu, Guo Jia dan Han Muzi masuk dengan langkah cepat.
“Kami temukan ini,” ujar Guo Jia, menyerahkan potongan kain kecil dari lemari Hong Mei. Warnanya dan teksturnya identik dengan kain pembungkus paket yang dikirim ke peramal. Di ujungnya, samar terlihat segel giok kecil.
Ruangan seketika membeku. Hong Mei menunduk. Napasnya mulai tak teratur. Dan untuk sesaat, semua orang hanya menunggu—siapa yang lebih dulu akan bicara.
" aku tidak membunuhnya sama sekali,, dia a yah ku" ujar hong Mei ketakutan,
luyu memandang Zhong yao penuh tanda tanya dan berharap mendapat jawab yg tepat.
Zhong yao mendekati hong jin dan dan menarik tanganya dengan keras,
" bukan hong Mei pelakunya tapi kau hong jin " seny Zhong yao licik
" yg bersama kalian bukan lah hong rusti saat awal makan, karna hong rusti, tapi itu adalah pelayan yg memakai topeng, "
"_ itu dia! " Zhong yao menunjuk seorang pelayan separuh baya berbadan gemuk
" aku tidK tau namamu tapi lem topeng masih lengket di wajah mu dan bau wewangian milik tuan peramal ada di tubuh mu!!! "
pelayan itu gugup dan merasakan dunia seakan akan runtuh di depannya saat ini
" itu,,, itu bukan saya "
reaksi hingga jin terlihat aneh dan mulai gelisah
" ya.... sebelum makan malam hong jin datang ke ruangan ayahnya dan membungkamnya dengan sapu tangan, lalu dengan cepat kebilik pelayan, dari sudah merencanakan semuanya saat itu, saat keluarga berkumpul pelayan itu datang menyamar sebagai peramal, namun tak lama pergi,,, ia kedapur berbaur dengan pelayan lain untuk membuat alibi, dan hong jin pergi lalu menggantung seolah bunuh diri "
terang Zhong yao
" omong kosong " teriak hingga jin marah dan hendak mendorong Zhong yao, namun dengan sigap hanya muzi menahan lengannya
" bukti adalah sarung tangan ini yg di temukan guo jia, hong jin menyimpannya terburu buru dan bekas tarikan tali di tangan mu hong jin "
" pengawal bawa ke pengadilan... "
sang ibu yg shock memandNg hong jin tak percaya
" apa yg membuat mu melakukannya?? " tanya sang ibu tidak percaya
" ibu..... itu memang aku....! aku membunuhnya saat ia memakai bubuk penenang, itu salah nya,, dia membunuh kekasih ku "