One Night With Mr.R

Setelah menghabiskan waktu sendirian di apartemen rahasianya, Lea memilih untuk pulang ke apartemen pribadinya.

Tak lupa dia juga mampir ke sebuah apotik untuk membeli obat pencegah kehamilan, dia sadar kalau semalam pria itu menumpahkan laharnya di dalam. Semoga saja belum terlambat, mengingat hari kemarin bukan masa suburnya.

Hanya butuh waktu 20 menit saja, sekarang taksi yang membawa Lea sudah sampai di kawasan Apartemen Super Elite di kota ini.

Wanita itu berjalan melenggak-lenggok menuju lobi, siapapun pria yang melihatnya pasti akan tergoda. Dan siapapun wanita yang melihatnya pasti akan iri, karena melihat lekukan tubuh Lea yang sesempurna itu.

Saat sampai di unit miliknya, tujuan Lea sekarang adalah laptop. Dia harus memeriksa beberapa berkas yang sudah Fanny kirimkan padanya melalui email.

Sejenak, dia melupakan rencananya malam ini untuk pergi ke club malam. Wanita itu terus bekerja hingga tak sadar jarum jam kini sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Ku rasa belum terlalu malam untuk pergi" Lea bergegas membersihkan diri, dia mengambil sebuah gaun malam berukuran mini untuk menyempurnakan penampilannya malam ini.

Wanita itu berjalan dengan tenang menuju tempat parkir VIP, tempat dimana mobil pribadi miliknya berada. Sebuah mobil mini cooper berwarna biru.

Dia harus mendapatkan partner baru saat di klub nanti, persetan dengan prinsipnya di masa lalu. Dia ingin menghilangkan jejak pria yang telah menggagahinya semalam.

Oh, Rells.

Sudah hafal dengan mobil yang datang, penjaga club buru-buru mendatanginya. Dia mendapati seorang wanita dewasa berpakaian minim keluar dari mobil tersebut.

"Selamat Datang Nona L"

Saking terkenalnya Lea di club ini. Dia sampai mempunyai nama panggilan yaitu Nona L. Seorang wanita cantik dan super seksi, mempunyai hobi bekerja dan minum-minum, tapi anti pria. Begitulah rakyat club ini mengenalnya.

Bartender yang mendengar kedatangan Lea langsung menyiapkan minuman favorit wanita itu yaitu sebuah minuman berkadar alkohol tinggi, tapi anehnya tidak pernah membuat Lea mabuk sama sekali.

"Ini minuman anda Nona"

Lea hanya menjawab dengan deheman. Wanita itu sedang mengamati kerumunan orang yang sedang menari di depan sana.

"Dancing with me?" tawar seorang pria perawakan tinggi tampan berkulit kecoklatan.

Lea memiringkan kepala seolah sedang mengamati pria di hadapannya "As you wish"

Lea akhirnya turun, wanita itu menari penuh semangat tak peduli dengan tatapan semua orang yang mengarah padanya. Apalagi air liur para pria hidung belang yang mulai membasahi kemeja-kemeja yang mereka pakai. Lea menari tanpa beban.

Sementara pria yang menuntunnya ke atas lantai dansa itu tersenyum menang, karena dia berhasil mengajak wanita yang dikenal-kenal anti pria ini menari bersamanya. Tangannya mulai meremas bokong sintal milik Lea. Yang membuat Lea melenguh tertahan.

"Kau nakal" komentar Lea kemudian.

"Kau yang lebih nakal. Pria mana yang tahan dengan tubuh indahmu ini" bisik pria itu diantara keramaian manusia dan suara musik yang menggema.

Kedua anak manusia itu berciuman dibawah gemerlap lampu, sebatas berciuman saja Juvel tentu sudah biasa. Tapi jika lebih dari itu? Maka mari kita lihat saja.

"Sepertinya kita butuh tempat yang lebih privasi Nona"

"Aku setuju"

Pria itu akhirnya menyewa salah satu kamar VIP, mereka naik ke lantai 3 melalui lift sementara tangan sang pria tidak pernah terlepas sama sekali dari bokong seksi calon partnernya malam ini.