"Dia cinta pertamaku, dan aku ingin berjuang untuk mendapatkannya"
Irena, gadis berkacamata yang sebelumnya bahkan tidak mempunya teman pria, namun tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang pria tampan bernama Andreas. Pertama kali merasakan jatuh cinta, membuat dia antusias untuk bisa mendapatkan hati pria itu. Meski tidak jarang perjuangannya sama sekali tidak dihargai oleh Andreas. Bahkan pria itu seolah tidak menganggap kehadirannya.
"Sebaiknya kau berhenti berjuang dengan perasaanmu itu, karena aku tidak akan pernah membalas perasaanmu, semuanya hanya sia-sia"
Berbagai macam penolakan Irena bisa pahami, dia tidak menyerah begitu saja. Namun, ketika Andreas sendiri yang mengatakan jika dia tidak akan pernah mencintainya, karena ada perempuan lain yang dicintainya. Maka saat itu semua harapan runtuh tanpa jejak, semua perjuangan sia-sia. Dan Irena mulai mundur, mengasingkan diri dan mencoba melupakan cinta pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Singkat Yang Sekarang Berarti
Setelah mengantar Natasha pulang ke Apartemennya, Andreas pun langsung kembali ke Apartemen. Tidak terlalu memperdulikan Natasha yang masih merajuk karena ucapan Bayu tadi. Andreas masuk ke dalam Apartemen, membuka sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah. Menjatuhkan dirinya di sofa dengan lelah, sedikit memijat pelipisnya yang terasa pening. Hari ini cukup banyak hal yang terjadi dan membuatnya lelah.
"Sial, kenapa aku terus memikirkan ucapan Bayu. Kalau sampai dia menemuinya, mungkin dia akan meniduri Irena"
Tangannya mengepal kuat tanpa sadar mengingat hal itu. Andreas menendang meja di depannya hingga vas bunga di atasnya bergeser.
"Aku harus mengawasi Bayu, dia bisa saja benar akan menemui Irena dan menidurinya. Sialan!"
Dadanya masih begitu bergemuruh, amarah yang tak terpendam lagi. Bukan karena Bayu yang membahas Irena di depan Natasha hingga membuatnya marah. Tapi, karena ucapan Bayu yang terus mengatakan ingin menemui Irena. Andreas sudah tahu bagaimana tabiat sahabatnya itu yang tidak akan pernah bisa diam ketika bertemu dengan wanita menarik baginya.
Apalagi dengan penampilan berubah Irena sekarang, mungkin Bayu akan semakin tertarik. Andreas saja sempat tidak percaya jika Irena akan berubah seperti itu.
"Sial, aku tidak bisa berhenti memikirkannya"
Andreas mengeluarkan ponselnya, mencoba mencari nomor ponsel Irena di dalam room chat, karena dia tidak pernah simpan kontak ponsel Irena. Sehingga hanya bisa mencari sampai ke bawah room chat, dan dia menemukannya. Ternyata Andreas belum menghapus riwayat chat dengan Irena. Membuka room chat itu, melihat pesan terakhir yang di kirimkan gadis itu sekitar dua tahun lalu. Tanpa sadar jarinya bergerak untuk menggulir layar ponsel dan membaca kembali pesan-pesan singkat yang pernah di kirim oleh Irena.
Dulu, pesan ini terasa biasa dan tidak penting lagi. Tapi, entah kenapa sekarang hatinya berdebar hangat hanya membaca pesan singkat yang di kirim Irena. Namun sayang, semuanya sudah tinggal kenangan. Karena sudah tidak ada lagi pesan yang di kirim Irena padanya. Semuanya juga karena dia juga yang membuat Irena menyerah.
"Sial, kenapa setiap pesannya begitu mengandung arti"
Andreas mengusap sudut matanya yang berair tanpa alasan. Membaca setiap pesan singkat dari Irena, melihat foto-foto yang di kirim Irena. Andreas baru menyadari jika selama itu, Irena selalu mengirimkan foto pada setiap aktivitas yang dia lakukan. Seperti mengabari pada seorang kekasih keberadaannya dan apa yang sedang dia lakukan.
Sayangnya Andreas terlambat menyadari jika semua pesan itu mengandung arti yang begitu menyentuh hati. Sekarang jika dia merindukan semua pesan yang selalu di kirimkan Irena, tidak mungkin lagi. Karena gadis itu sudah terlanjur menyerah padanya.
"Maafkan aku" lirih kalimat itu akhirnya terucap, meski hanya angin lalu dan keheningan yang mendengarnya.
Andreas mencoba untuk menelepon nomor yang sama. Menunggu dering terdengar, tapi yang dia dengar adalah suara operator yang mengatakan jika nomor ponsel ini sudah tidak aktif lagi. Waktu dua tahun, tidak mungkin Irena tidak mengganti nomor ponselnya setelah apa yang terjadi diantara dirinya dan Andreas.
"Dia sudah mengganti nomor ponselnya ternyata" Ada rasa hampa dalam dirinya ketika mengetahui itu. Kembali membaca setiap pesan singkat yang di kirim oleh Irena, debaran di dadanya berubah menjadi sesak. Ada rindu yang tidak bisa di jelaskan.
*
Pagi Irena kembali menjalani aktivitasnya, meski semalaman dia hanya berdiam di kamar. Tapi pagi ini tetap harus menjalankan tanggung jawabnya untuk bekerja. Ayah dan Ibu terlihat khawatir melihat anak perempuan mereka yang semalaman tidak keluar dari kamar. Setelah sarapan, Ayah mengajaknya bicara sebentar di teras depan rumah sambil menikmati kopi pagi.
"Semalam apa yang sudah terjadi sampai kamu tidak mau keluar kamar?"
Irena menoleh, menatap Ayahnya lalu menghela napas pelan. "Hanya butuh waktu sendiri saja, Yah. Kakak tidak papa"
Ayah menatap lekat anaknya, mencoba membaca pikiran anaknya yang saat ini selalu menutupi masalah apapun darinya. Mungkin Irena hanya tidak ingin membebani pikiran orang tuanya, tapi memendamnya sendirian juga tidak baik.
"Apa ini tentang patah hati lagi? Laki-laki mana yang membuatmu patah hati lagi?"
Irena tersenyum, dia menggeleng pela. "Tidak Yah, aku baik-baik saja. Hari ini aku pergi di antar Farel, mobil masih di bengkel. Aku berangkat dulu ya, Yah"
Irena menyalami Ayahnya, menghentikan pembicaraan diantara mereka. Sedikit melongokan wajahnya ke dalam rumah. "Bu, aku pergi dulu ya. Farel cepat antar Kakak"
Ibu berjalan ke arah Irena, terlihat mengelap tangannya dengan baju daster yang di pakainya. Sepertinya Ibu sedang mencuci piring. "Kamu berangkat sekarang? Diantar Farel saja?"
Irena mengagguk pelan, dia menyalami Ibunya. "Pergi dulu ya, nanti sore baru ambil mobil di bengkel"
"Yaudah hati-hati ya, Farel jangan ngebut-ngebut bawa motornya"
"Siap Bu"
Keseharian keluarga sederhana ini mungkin tidak di miliki kebanyakan orang. Irena selalu bersyukur karena terlahir dari Ayah dan Ibunya yang menciptakan keluarga bahagia, meski tidak bergelimang harta.
Di perjalanan Irena lebih banyak diam, menikmati angin pagi yang cukup segar. Apalagi pergi dengan motor seperti ini. Setelah bekerja, meski sudah bisa membeli mobil sederhana untuk kendaraannya, tapi pergi berboncengan dengan adiknya naik motor seperti ini masih menjadi hal yang menyenangkan bagi Irena.
Ketika melewati taman kota, bayangan ketika Farel mengantarnya kesana untuk bertemu dengan Andreas. Saat itu Irena masih mempunyai harapan yang besar untuk mendapatkan hati pria itu. Tapi ternyata semuanya sia-sia. Dalam diamnya dia tersenyum miris mengingat masa lalu.
"Kak, apa Kakak bertemu lagi dengan pria waktu itu?" tanya Farel.
Irena menoyor kepala Farel yang memakai helm. "Jangan ikut campur, kamu masih kecil"
"Ish, aku sudah kuliah. Jangan anggap aku anak kecil lagi"
Irena tertawa, dia memeluk Farel di dadanya dari belakang. Adik kecilnya memang sudah dewasa, tapi baginya tetap anak kecil yang manja padanya.
"Kamu sudah punya pacar? Beritahu Kakak kalau sudah punya pacar ya"
"Apasih Kak, aku berminat pacaran. Bikin ribet aja"
Motor berhenti di depan lampu merah, Irena masih memeluknya dan menyandarkan kepalanya di bahu Farel. Meski Farel adalah adiknya, tapi tubuhnya jauh lebih tinggi dan tegap seperti Ayahnya. Sementara Irena mungil seperti Ibunya.
Farel memgang tangan Kakaknya yang berada di dadanya. "Kak, apa yang terjadi nanti padamu, jangan takut ya. Karena aku akan selalu ada untuk Kakak, aku akan menjaga Kakak"
Irena tersenyum penuh haru, sekarang adiknya berubah menjadi pelindungnya. Meski Farel seorang adik, tapi jika dia laki-laki sejati, tetap akan melindungi Kakaknya.
"Sepertinya tidak perlu lagi Kakak punya suami ya, karena adik Kakak saja ini sudah cukup menjadi pelindung Kakak"
"Jangan menutup hatimu hanya karena satu pria, Kak. Hidup masih harus berjalan, mungkin nanti akan datang pria yang tulus ingin bersama Kakak"
Irena hanya tersenyum, untuk kembali membuka hati pada cinta yang baru, rasanya berat. Takut akan kecewa dan sakitnya lagi, membuat dia memilih untuk sendiri lebih baik.
*
Di balik kaca jendela mobil, seseorang menatap apa yang terjadi pada dua orang di motor itu. Tangannya mencengkram kemudi dengan erat. Matanya menunjukan rasa tidak suka, menyipit tajam.
"Kamu kenapa Andreas?" tanya Natasha yang berada di sampingnya, lalu dia menoleh dan menatap ke arah pandangan Andreas tertuju. Pasangan yang naik motor itu memang terlihat sangat romantis.
"Kamu ingin seperti mereka? Berpelukan di atas motor?"
Andreas tidak menjawab, saat lampu berubah hijau, dia segera menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya.
Bersambung
apa Natasha nya yang palsu 🤔🤔🤔
apa ada sesuatu sehingga membuat Natasha pergi🤔🤔🤔
mudah2an Natasha nggak mencelakakan Irena 🤔🤔🤔
jadi mamang meninggal kan Andreas ketika keluarga nya sedang kolep usaha
nya makanya mencari aman pergi mencari yang lebih dari Andreas,,, setelah mendengar
keluarga Andreas telah bangkit maka
Natasha membuat alibi ternya Andreas tidak bodoh,,,,nah ayo datang ketempat Ayah Irena dan memintanya langsung
semoga satu keluarga menerima nya.
dan Irena belum menerima Bisma atau
ada yang kurang setuju dari keluarga Bisma,,,❤️❤️ lopeyuuu Andreas
dengar namanya tetapi begitu yakinkah
bahwa farel kekasihmu 😄 tapi biarlah
nanti tau siapa itu Farel pasti ngakak 🤣
sang Ibu ga kebayang nanti begitu farel
datang Andreas ketemu juga dengan camer dan Bu mer
kepingin ngakak mau lihat reaksi Andreas
lihat wajah Farel,,@
tunggu updatenya,,, ini Andreas ketemu deh dengan Irena gayung bersambut
yang lagi di pikirin justru datang dengan
tiba tiba ini nasib baik atau bukan ya
masalah nya pria yang memborong nya
juga sedang menanti jawabannya iya
opo ga,,,😄tapi ada pria yang lebih dulu di
naksir oleh sang wanita tetapi pernah di
abaikan sekarang justru gencar mengejar
pokonya siapapun yang mendapat Irena adalah pria baik dunia akherat putri
Ayah sangatlah di jaga oleh keluarga nya
semoga di rumah sakit farel datang agar
jelas siapa farel di hidup nya Irena hihi
kocak abis ayo Rel ada tlf dari kantor nya
Kakak Irena biar di jenguk malah datang
satu rombongan tambah Seruuu cusss🤣
kalau memang cinta mengapa ada dia di sisinya itu drea,,,ada nathasa wah kenapa
aturan di bereskan dulu ya walaupun Ak juga berharap Irena dengan Andreas tapi
tu si ceweknya masih menempel lucu
Kenapa ga tanya dengan Yumna siapa itu farel hua hua ,,, harusnya yang di tanya Bisama yang sedang menanti jawaban
Irena 😄 apa ku bilang pasti cemburu dengan farel sudah semester Ahir ya jadi sudah keliatan remaja banget salah salah
andreas salah sasaran datang maknya ke rumah Irena jadi kenalan dengan Ayah dan
farel,,,semangat Kak Nita,,, serbuuuuu,
piye pikir masak masak ya Ren jangan sampai melukai laki laki yang tulus tetapi
mungkin benar katamu hanya kasian jadi
pikir benar' benar' agar tidak terjadi beban di hati atau perasaan mu,,,, kalau Ak berharap Kamu dengan Andreas cinta pertama dan terakhir buatmu dan Andreas karena nathasa seperti nya
sedang menipu Andreas sahabat dan
ortunya berpura-pura padahal prediksi ayahnya dan sahabatnya rada mencurigakan jadi tunggu ya Ren jangan dulu terima cinta yang lain memang
Bisma dan keluarga nya baik keliatan
nya tetapi kalau kamu ga yakin mending
jangan dan Kamu sudah tau seluk beluk
Andreas terbukti Casanova temanya
sekarang baik sekali kepada BESTie
Mu Yumna 🤣 Ok lanjut