Lisa Juana Kim seorang pembunuh bayaran yang mati dengan tragis di tangan musuhnya.
Karena sebuah keajaiban dirinya kembali hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja dari keluarga kaya raya yang baru saja melakukan tindakan bunuh diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Nirmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari terus berlalu dengan cukup baik walaupun hubungan Laura dengan ayahnya masih cukup dingin.
beberapa kali Tuan Arsh akan mengajak bicara Laura walaupun hanya ditanggapi dengan kalimat seadanya.
Sedangkan di tempat lain yang cukup tersembunyi beberapa orang sedang mengadakan pertemuan mendadak dengan beberapa orang yang sangat penting di dunia bawah.
Terlihat empat orang yang juga terlibat dalam banyak tidaklah kejahatan bersekala besar yang sulit untuk ditangkap oleh penegak hukum.
keempat orang tersebut adalah dalang dari kematian Lisa sang Black Rose.
Devon Orchard , Drake Monroe, Vanessa Carlton dan Tiodore.
Empat bos mafia yang bersatu karena salah satu rekan bisnis mere Georgio Lopez yang tertangkap.
Devon Orchard sebagai salah satu pelancar bisnis mereka dengan menyusupkan banyak orang di pemerintahan untuk menutupi bisnis ilegal mereka.
"Bagaimana sekarang, apakah kita tetap melanjutkan kerjasama kita setelah si bodoh itu tertangkap " ujar Vanessa Carlton yang menanyakan kejelasan bisnis perdagangan manusia milik mereka yang di jalankan oleh George Lopez dulu.
"Tentunya kita akan tetap melanjutkannya, namun untuk beberapa waktu bisnis yang sangat menguntungkan ini harus sedikit terhenti sementara karena sudah di usut penegak hukum." sahut Devon Orchard.
"Tapi apakah kamu yakin bahwa si bodoh itu tidak akan menyeret nama kita " tanya Drake Monroe kepada Devon Orchard.
karena selama ini tugas Devon Orchard adalah memastikan bisnis ilegal mereka tidak diketahui para penegak hukum.
"itu benar Drake, dan kau Devon apakah semuanya terjamin jika si bodoh itu tidak akan buka suara " sahut Vanessa Carlton yang setuju dengan Drake.
Sedangkan Tiodore hanya diam saja sambil memperhatikan pertikaian di depan nya.
Ia paling terlihat santai dan tidak panik saat mendengar Georgio Lopez tertangkap.
"Kalian tenang lah dia tidak akan buka suara tentang keterlibatan kita dalam kasus Georgio, dan besok aku akan membuktikan ucapan ku ." sahut Devon Orchard yang penuh keyakinan.
Kedua rekan bisnisnya itu cukup ragu dengan jaminan Devon Orchard bahwa mereka akan tetap aman.
sedangkan Tiodore malah memikirkan hal lain tentang kasus Georgio yang secara tiba-tiba terbongkar dengan sangat rapi.
"Kau sudah menemukan orang yang membongkar bisnis ilegal ini Drake..?" ucap Tiodore yang akhirnya ikut berbicara.
"huh.., sayang nya belum, orang itu ternyata sangat sulit untuk dilacak, bahkan disaat para ahli IT kita mencoba menerobos sistem yang dibuat orang itu orang orang kita malah menerima serangan balik. " ujarnya dengan wajah yang pusing.
"Hemmm.., apakah sesulit itu ?, jika dibandingkan dengan sistem milik Black Rose berapa perbandingannya." ucap Tiodore.
Drake Monroe terlihat sedikit berfikir keras saat Tiodore menanyakan perbandingan dengan saat melawan Black Rose.
"Sesungguhnya itu sama sulitnya." Ucap Drake setelah membandingkan tingkat kesulitannya.
"Apa jangan-jangan orang itu adalah..." sahut Vanessa dengan wajah terkejut.
"Itu tidak mungkin, Black Rose sudah mati di gedung itu " sahut Devon Orchard penuh keyakinan.
"Lalu siapa lagi yang memiliki sistem kemanan yang sekuat itu selain Black Rose..? " tanya Vanessa dengan wajah geramnya.
Mereka akhirnya terdiam dengan pikirannya masing-masing.
hingga secara tiba-tiba Tiodore mengucapkan sebuah nama kelompok yang membuat ketiga orang didepan menegang.
"The Death..."
ketiga rekannya seketika melotot kearah Tidore.
"A..apa maksud mu " ujar Vanessa dengan gugup.
bahkan bagi mafia selevel mereka nama kelompok itu terdengar sangat menakutkan seperti mereka akan mendapatkan kutukan hanya karena menyebut nama kelompok itu.
"Tidak mungkin kita berurusan dengan para iblis itu kan..!" seru Drake Monroe dengan wajah panik.
