NovelToon NovelToon
PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dokter / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Hamil di luar nikah
Popularitas:933
Nilai: 5
Nama Author: Ada Rasaku

Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.

Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.

Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.

Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.

Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 | Kejutan dari Istrinya

"Pak Indra, sa-saya bisa ... Kalau Bapak mau ..."

Seorang perawat perempuan dengan tubuh bahenol, yang kira-kira berusia 25 tahun, menghadang Indra ketika hendak pergi ke bilik toilet. Wajahnya dibuat-buat sensual dengan kepala menunduk dan buah dada seukuran melon yang dibusungkan. Indra mundur beberapa langkah.

"Maaf, maksud kamu apa, yah?" tanya Indra, dengan ujung alis berkerut.

Dia melenggak-lenggokkan tubuhnya, dan meremas pinggiran seragam perawatnya, berujar lirih, "Anu ... Tiga hari lalu ... Pas mau ambil pel-an, saya ... Maaf denger suara Bapak dari dalem ..."

"Terus ... Pas kemarin engga sengaja lewat sini, ngeliatin Bapak masuk lagi, lama banget ..." ucap Nurul, suaranya mendayu-dayu.

"Apa istri Bapak kurang bisa muasin Bapak ... Sa-saya bisa bantu, dateng aja ke kosan saya, Pak, ga perlu bawa apa-apa ... Deket kok!"

Masih menantikan kepulihan istrinya, Indra di luar rumah, mendapatkan banyak sekali godaan, mereka mendekatinya dan menawarkan diri.

 Bahkan, ada seorang Mahasiswa baru yang terang-terangan mengajukan untuk menjadi simpenan atau sugar baby-nya, yang di mana Indra beberapa waktu lalu, dia telah menuding kalau Cathrine yang menarik berondong untuk dinafkahi. Sekarang? Malah mereka yang datang kepadanya.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa mereka bisa tahu ... Apa dia begitu ketara?

Dalam sebuah warteg dekat pintu masuk RS, yang biasa menjadi tempat makan siangnya, Indra memijat pangkal hidung saat menunggu pesanan dibuat.

Ponsel di sebelah teh tawarnya, diam sedari tadi, mustahil rasanya Indra mengharapkan tiba-tiba ada pesan masuk dari Cathrine, yang saat masih menjadi Manajer Penjualan saja seringkali mengabaikan spam pesannya. Apalagi sekarang dengan kondisi istrinya yang seperti ini ...

Dia termangu, kemudian secarik kertas mengalihkan pandangan Indra, setelah memberikannya, perempuan seksi berambut semir ungu, pergi. Wanita yang tubuhnya seperti pesumo dan mengenakan jilbab jadul bertudung renda, menaruh piring nasi berlauk pesanan Indra, yang mengembalikan fokusnya.

"Nih, Pak Indra! Jumat berkah, saya bonusin perkedel dua biji, nasinya tak tambahin seporsi lagi sama gratisin tumis kangkung sama balado terong."

"Itung-itung sedekah, gaya amat sedekah ke orang kaya, etdah! Haha, gapapa pan, Pak?" Indra hanya tersenyum.

"Makasih, Bu Tetty ..."

Bu Tetty tertawa lepas, lalu kembali melayani pesanan pembelinya yang lain. Saat menyendokkan sesuap besar, panggilan telepon masuk. Awalnya Indra abai, tetapi sekilas melirik pada namanya ada emoji cinta putih, pria itu langsung tersedak dan segera menelan kunyahannya.

"Halo, Mah? Kenapa? Apa Mamah lagi ke pengen sesuatu? Nanti pulang kerja pasti Papah beliin ...."

Di seberang sana masih tidak ada suara sahutan. Indra menunggu dengan sabar. Sedetik ... Lima detik, akhirnya suara seseorang yang dirindukannya siang-malam itu, menggema di telinganya, yang membuatnya jadi memerah. Dia menelan ludah, dan memperhatikan kembali nama si penelpon. Mamah 🤍. Betul kok tidak ada yang salah ...

Jantungnya berdegup kencang, semakin bergemuruh dan membuat harinya tidak bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada pekerjaannya. Waktu terasa begitu lama, ketika dia tidak sabar untuk segera menemuinya, di tempat yang diberitahukan kepadanya.

Akhirnya, masanya tiba. Berkali-kali, di depan cermin toilet, Indra yang habis mandi dan merapikan penampilannya, gemetaran dan keringat dingin.

"Huft ... Pokoknya nanti harus lembut dan pelan-pelan ... Kesehatan Mamah masih belum prima ... Ya ..."

 Dia pun menatap arloji di tangan kekarnya. Senyum salting dan gugup tak karuan ketika memikirkan apa yang akan dia lakukan, membuat langkahnya terasa di atas awan.

Mobil Alphard hitamnya pun melesat seperti kecepatan cahaya ke sebuah hotel bintang lima. Langkahnya tergesa-gesa menuju nomor kamar yang dituju ...

Ketika membuka pintu, ruangan ini gelap gulita. Namun, samar-samar tercium harum bunga mawar. Indra meletakkan kantong belanjaan jumbo berisi makanan serta minuman di minibar.

 Beberapa kali dirinya memanggil nama seseorang ...

 Seorang wanita mendekatinya dari arah belakangan, jemarinya yang lentik dan gemulai itu menyusuri dadanya yang berotot. Setiap sentuhan membuat darah Indra mendesir, panas dingin.

 Rasanya, dia ingin segera membopong wanita kesayangannya, menidurkannya di ranjang kamar hotel ini. Namun, dia urungkan. Membiarkannya terus bermain-main dengan tubuhnya.

Jari tengahnya memainkan put*ng kanan Indra perlahan, membuat napasnya memburu dan otot kelaminnya bereaksi. Sedangkan, tangan kiri Cathrine meraba dari paha kiri, pinggang sampai leher Indra. Celana dalamnya makin sesak.

Tak menunggu lagi, Indra langsung berbalik dan menggendong depan Cathrine layaknya tuan putri, lalu merebahkannya di kasur empuk. Bibir menggerayangi setiap inci tubuh istrinya, yang ternyata mengenakan lingerie merah pekat.

 Telah dibutakan nafsu, Indra tidak sadar menggunakan power secara maksimal, membuat kedua kaki Cathrine kebas seolah mati rasa.

"Pah ... Pelan-pelan ... Kaki Mamah kesemutan ..."

Indra memelankan gerakannya dan bergumam, "Iya, Mah ... Maaf, yah? Papah kelepasan dan bakal lebih lembut lagi ... "

Gairah kelakiannya tak terbendung lagi, dan semua yang selama ini dia tahan akan dilampiaskan pada malam ini juga, bahkan jika memungkinkan akan sampai adzan subuh terdengar.

.

.

Benar-benar sampai subuh. Indra masih ingin melanjutkan, tetapi melihat istrinya begitu kelelahan, dia meredam keinginannya dengan mengunyah permen karet rasa buah yang dia beli di supermarket sebelum menuju ke sini. Di samping kirinya, Cathrine terlelap sambil kedua tangannya yang lemas lunglai berpangku pada bantal. Dia tidur memunggungi Indra.

Pria itu pun melepehkan kunyahan permen karet, lalu membuangnya ke tong sampah dekat nakas. Mematikan lampu LED, dia mendekat ke tubuh mungil istrinya, lalu mendekap erat Cathrine dan mengendus puncak kepala istrinya, Indra berbisik, "Mah, makasih, yah."

Mereka berdua pun sama-sama tertidur nyenyak.

1
Ada Rasaku
Ga usah plagiat/ATM, gunain otakmu sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!