Seorang gadis bernama Anantari yang bercita-cita dirinya menjadi seorang ratu istana kerajaan. Perjuangan menjadi ratu kerajaan tidaklah mudah. Ketika ia ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang ratu—terlalu banyak sekali hal yang harus ia hadapi, halangan-demi halangan terus menghampiri.
Namun ia adalah seorang gadis yang hebat. Dan tidak pernah menyerah akan mimpinya. Itu semua ia jadikan petualangan, sebuah petulangan yang panjang yang penuh lika-liku, dan Anantari selalu menjalani petualangannya menjadi seorang ratu dengan sangat riang gembira. Walaupun tidak mudah Anantari mencoba tidak menyerah, sampai mimpi menjadi seorang ratu terwujud.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikhlas M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Terlihat para prajurit Arcania begitu riang juga gembira. Mereka senang karena mereka telah memukul mundur kerajaan Aetherlyn. “KITA MENANG!” Seru Genta.
Terlihat raut wajah mereka begitu gembira. Begitu juga dengan Anantari. Teman-temannya begitu senang karena Anantari telah mengalahkan sang Jendral musuh. Dan teman-temannya lalu membopong Anantari.
Membawanya ke halaman istana. Dia sekarang adalah seorang pahlawan dari Arcania. Terlihat para prajurit dan para bangsawan begitu gembira. “Hidup Arcania!” Seru Wiraguna. “HIDUPPP!” Timpal teman-temannya sambil membopong Anantari.
...----------------...
Ke esokan harinya sang raja memberikan amanat kerajaan kepada para prajurit. Juga kepada para rakyat Arcania. Karena hari kemarin adalah hari paling buruk bagi kerajaan mereka.
Juga sang raja tak lupa berterimakasih karena berkat para bangsawannya, musuh-musuh itu bisa di pukul mundur oleh mereka.
“Rakyat-rakyatku kita sangat berhutang budi kepada para bangsawan tanah ini. Khususnya kepada Anantari. Dia adalah pahlawan hebat dari kerajaan Arcania. Tidak ada wanita sehebat dan setangguh dia di dunia ini. Dia sangat kuat, dia adalah bangsawan yang aku percayai di tanah ini. Dia begitu berjasa untuk kerajaan ini!” Seru sang raja.
Terlihat di kerumunan, Esa mengangguk.
“Aku tidak menyangka aku mempunyai teman sehebat dia (Anantari) aku bangga padamu teman terbaikku.” Batin Esa kagum dengan kehebatan Anantari.
Lalu para rakyat, bangsawan, juga para prajurit Arcania mereka bersama-sama hendak memperbaiki bangunan istana yang telah hancur di hantam oleh para prajurit Aetherlyn. Selepas pidato sang raja, lalu mereka bahu- membahu satu sama lain merapikan bangunan juga gerbang-gerbang yang roboh.
...----------------...
Terlihat di kerajaan Aetherlyn sang raja tengah mencaki maki bangsawan yang tadi hendak menyerang kerajaan Arcania (seseorang bangsawan yang berperang melawan Esa). Dia memaki-maki bangsawan itu di hadapan para prajurit. Terlihat para prajurit mendudukan kepala. Karena mereka tak berani untuk melihat ke arah wajah raja yang sedang geram kepada bangsawan itu.
Raja Aetherlyn bernama Howard. Dia dulunya adalah seorang ahli pedang. Para musuhnya tahu bahwa ia adalah salah seorang anggota dari 3 panglima pedang legendaris. Dia begitu cepat dalam bertarung. Juga dia pandai dalam menguasai teknik-teknik pedang.
“BANGSAWAN TIDAK BERGUNA! MELAWAN RAJA BODOH SAJA KAMU KALAH! LALU PANGLIMA PERANG YANG AKU PERCAYAI JUGA TELAH MATI! KAU ADALAH BANGSAWAN YANG PALING BURUK YANG KU PUNYA! PARA PRAJURIT TOLONG ASINGKAN DIA ! BAWA BANGSAWAN TIDAK BERGUNA INI KE SEBUAH DESA KECIL. LALU ASINGKAN DIA. LALU PERKETAT TEMPAT PENGASINGAN ITU. JANGAN SAMPAI DIA KABUR. DIA HARUS MERASAKAN RASA PAHIT KETIKA DI ASINGKAN!” Seru raja Howard memerintah. Lalu bangsawan itu hendak di bawa oleh para prajurit Istana Aetherlyn.
Lalu sang raja (Howard) hendak merencakan penyerangan besar-besaran ke tanah Arcania. Dan ia akan tetap menguasai wilayah Arcania dan membalaskan dendam sang Jendral kerajaan Aetherlyn. Dia lalu memberitahu para bangsawannya dan menyuruh para prajurit hendak memberitahukan berita kematian sang Jendral kepada para bangsawan itu. “Baik Tuan!” Seru para prajurit Aetherlyn.
Di sebuah desa di Aetherlyn
“Tok, tok, tok!”
“Tuan. Ada perintah dari istana Aetherlyn.” Seru dua prajurit yang hendak menghampiri rumah Christoper (seorang bangsawan dari kerajaan Aetherlyn yang pandai menggunakan tiga pedang dalam satu waktu).
Terlihat Christoper menohok membaca surat itu. Dia tidak menyangka seorang Jendral yang sangat kuat yang ia kagumi telah di kalahkan oleh musuh. “Siapa sebenarnya musuh ini. Sepertinya mereka bukan orang-orang biasa. Aku berhati-hati.” Batinnya sambil membaca surat dari sang Raja.
Lalu para prajurit itu bergegas pergi untuk mengirim surat berikutnya ke tempat bangsawan yang hendak di perintahakan oleh sang raja Aetherlyn.
Terlihat para prajurit itu menyusuri desa terpencil di area di dekat sungai. Itu adalah rumah bangsawan kedua bernama Viscount (seorang bangsawan dari Aetherlyn yang bisa menggunakan elemen kayu) Dia lalu membuka surat itu dengan perlahan menatap. Dia terlihat begitu pilu.
“OH TIDAK. APAKAH JENDRAL BARON TELAH TERBUNUH?” Tanya Viscount kepada kedua prajurit itu.
“Lihat saja nanti, akan aku musnahkan musuh-musuh itu dengan tanganku sendiri, karena mereka telah berani membunuh Jendral Aetherlyn. Orang yang sangat berpengaruh di tanah kerajaan ini!” Seru Viscount dalam batinnya yang kesal.
...----------------...
Lalu ke esokan harinya di istana Aetherlyn terlihat Howard mengumpulkan para prajuritnya. Juga dia ditemani oleh para bangsawannya. Kerajaan Aetherlyn berencana akan melakukan penyerangan besar-besar terhadap kerajaan Arcania. Howard mengumpulkan seluruh prajuritnya. “Ini akan menjadi perang besar!” Gumam salah satu prajuritnya yang berada di tengah kerumunan.
“WAHAI PARA PRAJURIT AETHERLYN BERSIAPLAH UNTUK PEPERANGAN! KITA AKAN MULAI KUASAI TANAH ARCANIA. KARENA PERSEDIAAN PASOKAN PANGAN DI TANAH INI HAMPIR HABIS. KITA HARUS MENGUASAI WILAYAH ARCANIA UNTUK KEBERLANJUTAN NASIB KERAJAAN KITA! DAN JUGA TAK LUPA UNTUK MEMBALASKAN ORANG YANG BERPENGARUH DI KERAJAAN INI, KITA HARUS MEMBALASKAN DENDAM BARON. SANG JENDRAL AETHERLYN!”
Seru sang raja Aetherlyn kepada para prajurit dan bangsawan-bangsawannya. Suara gemuruh teriakan para prajurit Aetherlyn yang akan melakukan serangan besar-besaran ke kerajaan Arcania. Terlihat sang raja (Howard) menunggangi kudanya. Dia memimpin pasukan dari depan. Seluruh prajurit Aetherlyn berbaris mengikuti sang Raja. Di barisan terdepan Raja, Viscount juga Christoper memimpin barisan. “Tap, tap, tap!” Suara hentakan kaki kuda bergemuruh. Peperangan besar akan segera terjadi.
...----------------...
Di halaman istana Arcania. Terlihat Genta dan Wira sedang melakukan latihan. “Guru apakah guru akan mengajariku sebuah teknik baru untuk bertarung?” Tanya Genta kepada Wira. Wira menggeleng. Namun Wira akan mengajari Genta pertarungan jarak dekat. Wira menyuruh Genta hendak mempersiapkan sebuah kuda-kuda nya untuk pertahanan. Dan Wira hendak mengajarkan teknik mengendalikan tubuh musuh dari jauh. Genta mengangguk dia mulai memperhatikan gerakan demi gerakan yang Wira ajarkan padanya. Dan Genta menerapkannya.
Lalu Genta mencobanya ke sebuah batu berukuran sedang yang ada di halaman istana. Dia mulai fokus mengarahkan pandangannya kepada batu tersebut. Dia lalu menggoyangkan lengannya ke atas “Wushhh!” Seketika batu itu terangkat. “Boom!” Dia menggoyangkan lengannya ke bawah. Seketika batu itu mengikuti gerakan demi gerakan yang di lakukan oleh lengannya Genta.
“Hebat sekali kamu Genta, kamu cepat sekali berkembang!” Seru Wira dengan bangganya kepada Genta. Genta mengangguk. “Terimakasih guru!” Ucap Genta kepada Wira. “Tidak, tidak. Aku bukan gurumu. Aku temanmu.” Sahut Wira. Genta mengangguk membungkukan badannya.
“Terimakasih temanku!” Timpal Genta. “Sudah lah Genta aku lelah dengan sikapmu yang terlalu kaku. Aku akan pergi tidur siang ke Tangsi (Barak militer Arcania). Genta menyeringai. Lalu Wira meninggalkan halaman Istana Arcania untuk beristirahat di Tangsi kerajaan. Lalu Genta di kejutkan oleh gemuruh suara hentakan kaki dari luar istana. “Suara apa itu? Gemuruh suaranya seperti hentakan kaki orang-orang. Namun sepertinya jumlahnya banyak.”
Lalu terdengar dari arah gerbang masuk istana Arcania “MUSUH KEMBALI MENYERANG! MUSUH KEMBALI MENYERANG! Itu adalah orang-orang dari kerajaan Aetherlyn. Mereka hampir sampai di gerbang masuk Istana Arcania.