Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17.
"Saya Terima Nikah dan Kawinnya Alya Nur Savira binti Almarhum Aji Saputra dengan Mas Kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!"
"SAH!"
"SAH!"
"Alhamdulillah."
Pernikahan Alya dan Bagas akhirnya selesai digelar, pernikahan dadakan itu di gelar di rumah Nenek Alya.
Nampak suasana yang harusnya bahagia sedikit terganggu, bagaimana tidak Alya dipaksa dan dituntut menikah dengan Bagas oleh warga yang terhasut oleh ucapan sepupu Alya yang kurang ajar itu.
Mereka percaya jika Alya kini sedang hamil, Alya berusaha menjelaskan tapi mereka tidak mau mendengar.
Warga membawa Alya pulang, beruntung Alya tidak disakiti begitu sampai dirumah Husna dan Zaki kaget melihat keributan yang kembali terjadi.
Alya sudah menangis di pelukan Husna, sedangkan Zaki berusaha bertanya tentang apa yang terjadi, setelah mendengar penjelasan warga Zaki bertanya pada Alya dan ternyata itu hanyalah kebohongan.
Bagas dan Berlian juga ikutan terkejut melihat warga sudah berkumpul kembali, mereka kali ini mendesak Bagas dan Alya untuk menikah jika tidak menikah mereka akan berbuat anarkis.
Alya menolak karena dia tidak bersalah sama sekali namun warga tidak mau mendengar, Bagas sendiri setuju dan tidak keberatan untuk menikah dengan Alya.
Akhirnya setelah berdiskusi cukup panjang, Alya terpaksa menerima pernikahan ini bukan tidak bahagia bisa menikah dengan pria yang dia sukai tapi Alya takut jika semuanya malah semakin runyam, Alya takut hatinya yang akan berantakan.
"Jangan nangis Al, aku janji bakal buktiin ke semua warga kalo kamu gak bersalah." bisik Bagas mengusap airmata Alya yang terjatuh tanpa diminta.
Dengan mata yang masih berkaca-kaca, Alya menatap Bagas yang tersenyum teduh, tatapan mata itu belum pernah Alya dapatkan dari seorang Bagas, dulu mungkin tatapan ini hanya ditujukan pada Laras.
"T-tapi.." Alya tidak tau harus berkata apa, semua terasa seperti mimpi pernikahan mendadak bahkan semuanya digelar secara sederhana.
Alya tidak masalah dengan hal itu, hanya saja Alya sungguh belum siap untuk menikah dengan Bagas, apalagi pernikahan bukan hubungan yang bisa diselesaikan dengan mudah.
"Jangan khawatir, kita selesaikan dulu berkas pernikahan ini." Bagas mengelus pucuk kepala Alya, gadis itu tertegun melihat bagaimana sikap lembut Bagas.
Tidak pernah terpikirkan dalam benak Alya jika Bagas akan memperlakukannya dengan begitu lembut.
Pernikahan ini bukan siri ya melainkan pernikahan resmi, Bagas mengurus semuanya dengan cepat sehingga berkas yang dibutuhkan tersedia dalam waktu beberapa jam, Bagas tidak ingin menikahi Alya secara siri, Bagas sangat menghargai Alya sehingga sekarang keduanya sudah resmi jadi pasangan suami istri dimata agama dan negara.
Alya mencium tangan Bagas gemetar, Bagas mencium kening Alya cukup lama.
Jantung Alya berdebar begitu hebat, sungguh dia tidak pernah berpikir akan ada di titik ini menjadi istri seorang Bagas.
"Kalian sudah resmi jadi suami istri selamat." pak penghulu mengucapkan selamat pada Bagas dan juga Alya, meskipun pernikahan ini mendadak tentu Pak penghulu mendoakan yang terbaik untuk keduanya.
Berlian meneteskan airmatanya, disatu sisi dia bahagia karena Alya kini sudah resmi jadi istri dari Birru, tapi di sisi lain Berlian merasa bersalah pada Alya karena pernikahan yang harusnya dirayakan secara meriah kini malah terjadi karena fitnah tak berdasar.
"Sayang jangan khawatir, Alya pasti bahagia sama Abang kamu coba liat tatapan mata itu, Abang kamu gak mungkin nyakitin Alya." Joshua yang tau perasaan istrinya langsung berusaha menenangkan Berlian.
"Bukan itu masalahnya Mas, aku cuma sakit hati aja warga disini gak mau dengerin Alya dan dia harus nikah karena tuduhan orang-orang jahat itu." Berlian menatap sinis para warga yang terkesan berlebihan itu.
"Mereka pasti menyesal dan malu sayang, tunggu aja Bagas gak akan mungkin diem aja." Joshua tersenyum miring, Berlian mengerutkan keningnya meskipun penasaran dia masih kesal pada para warga yang bertindak merugikan Alya.
"Aku gatau apa maksud Mas, yang jelas aku masih kesel sama mereka." Berlian masih menggebu, mungkin jika bisa dia ingin menghajar orang yang sudah berbicara buruk tentang Alya.
Kembali pada Bagas yang mengucapkan terimakasih pada Pak Penghulu, Bagas dan Alya juga sudah mengabadikan momen pernikahan mereka yang digelar secara mendadak.
Setelah Pak Penghulu pergi, acara pun selesai Bagas tidak ingin lanjut ada acara lagi, dia berencana untuk mengadakan resepsi di kota saja nanti, Bagas sih sebenarnya sudah muak karena disini para warga terkesan menghakimi sendiri tanpa melihat atau mendengar cerita dari pihak Alya.
Bagas kini menghampiri Pak Kades, Alya sendiri kini sedang berbicara dengan Berlian, kedua sahabat itu saling berpelukan untuk saling menguatkan.
"Pak Kades, besok saya akan membuktikan apakah tuduhan para warga disini benar atau tidak, dan jika warga disini terbukti memfitnah Alya yang sekarang sudah jadi istri saya maka saya akan melaporkan masalah ini ke polisi."
DEG!
Semua orang terkejut mendengar ucapan Bagas yang begitu tegas, bahkan Alya juga terkejut dia tidak menyangka jika Bagas akan bergerak diam-diam.
'Apa Bang Bagas punya buktinya?' batin Alya bertanya-tanya, sepertinya Alya lupa disini ada suami Berlian yang siap membantu kapan saja, mencari kebenaran bukan hal yang sulit bagi Joshua.
"Maksudnya bagaimana ya Nak Bagas?" Pak Kades tidak menyangka jika Bagas akan membawa ini ke jalur hukum, sebenarnya Pak kades juga tidak percaya dengan laporan para warga.
Namun seperti pada Alya, Pak Kades diancam oleh warga yang siap untuk bersikap anarkis makanya Pak Kades berdiskusi dengan keluarga Bagas hingga mereka setuju untuk menikahkan Bagas dan Alya.
Jika tidak maka mereka dipastikan akan sulit keluar dari masalah ini, Bagas yang memang ingin melindungi Alya dia setuju dengan cepat walaupun dia bisa membongkar kebenaran yang terjadi, agak modus juga ya ni Bagas.
"Saya rasa Pak Kades sudah mengerti apa maksud saya, sejak saya datang kesini saya sangat menghormati Pak kades tapi tidak dengan para warga yang bertindak keterlaluan." Bagas menatap tajam para pelaku utama yang bisa dibilang adalah provokator dan juga dalangnya.
"Tadi kalian juga memberikan ancaman untuk bersikap anarkis, apa itu pantas? saya rasa tidak, jika kalian masih melakukan hal yang sama maka banyak masa depan orang lain yang terancam." Bagas mengulti para provokator yang mulai gemetaran karena takut.
"Maafkan saya Nak Bagas, saya tidak bisa mengendalikan kerusuhan ini tapi jika memang terbukti mereka salah sangka, saya tidak keberatan dengan keputusan yang Nak Bagas ambil, saya serahkan semuanya pada Nak Bagas." ucap Pak Kades tanpa ragu,
Dia merasa ini cukup tepat supaya para warga tidak bertindak seenaknya lagi, biarlah mereka jera supaya bisa mencerna mana informasi yang benar dan juga tidak benar.
"Terimakasih Pak." Bagas tersenyum puas.
Para provokator tidak berani bersuara karena sekarang yang ada dalam pikiran mereka adalah untuk kabur dari permasalahan ini, terutama para warga yang mulutnya julid dan suka iri pada orang lain.
"Sama-sama Nak Bagas, saya doakan semoga pernikahan Nak Bagas dan Nak Alya samawa selalu bahagia ya Nak." ucap Pak kades tulus.
"Aamiin, Bapak jangan khawatir saya akan melindungi dan membahagiakan Alya, bahkan saya akan mencintainya setulus hati saya."
DEG!
'A-apa m-maksudnya c-coba?'
Bersambung.........