NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Adik Pelakor

Transmigrasi Ke Tubuh Adik Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Setelah kematian bayi malangnya yang baru saja lahir, tepat 2 jam setelah itu Ayu Maheswari tewas secara tragis ditangan suaminya sendiri. Jiwanya menolak mendapat perlakuan keji seperti itu. Ayu tidak terima. Ia berdoa kepada Tuhan-nya, meminta dibangkitkan untuk membalaskan dendam atas ketidak adilan yang ia terima.

Begitu terbangun, Ayu tersentak tetiba ada suaminya-Damar didepan matanya kembali. Namun, Damar tidak sendiri. Ada wanita cantik berdiri disampingnya sambil mengapit lengan penuh kepemilikan.

"Tega sekali kamu Damar!"

Rupanya Ayu terbangun diraga wanita lemah bernama Rumi. Sementara Rumi sendiri adalah adik angkat-Raisa, selingkuhan Damar.

Ayu tidak terima! Ia rasa, Rumi juga pasti ingin berontak. Dendam itu semakin tersulut kuat. Satu ambisi dua tujuan yang sama. Yakni ingin melihat keduanya Hancur!

Rumi yang semula lemah, kini bangkit kuat dalam jiwa Ayu Maheswari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Setelah puas menumpahkan tangisnya, Afan perlahan bangkit. Namun sebelum itu, ia meninggalkan kecupan hangat pada nisan Ayu. Ia usap begitu lembut, lalu benar-benar pergi dari pemakaman.

Rumi yang melihat itu, ia langsung bersembunyi dibalik pohon sebelah pagar. Gadis itu juga diam-diam mengikuti Afan kembali, hingga pria tampan itu kembali ke dalam mobilnya.

Waktu menunjukan pukul 2 siang. Namun, tiada selera lagi ia untuk kembali ke perusahaan. Hidup Afan bak kapal yang kehilangan nahkoda.

Separuh jiwa Afan serasa ikut terkubur menemani Ayu. Demi apa, rasa menyesal kian menghempas seluruh jiwanya. Tatapanya kosong, antara marah, kecewa, kepedihan, kini bersatu memerangi seluruh hatinya.

Mobilnya melesat. Tujuannya pulang ke rumah sembari mencari tahu, jejak yang masih Ayu tinggalkan untuknya. Afan yakin, jika kematian Ayu bukan karena takdir, atau sakit yang sahabatnya derita. Atau bisa jadi karena di bunuh.

Demi mencari bukti, Afan tidak akan kegabah begitu saja. Tapi setidaknya, ia sudah tahu jika Ayu telah tiada. Dan untuk sementara, Afan akan mengikuti cara permainan keluarganya.

*

*

Seharian, Bu Fatma sudah cemas mengingat aduan Andi mengenai masuknya Afan ke dalam pemakaman. Wanita parubaya itu sejak tadi mondar mandir di ruang tengah, sambil berpikir luas.

"Ibu kenapa?"

Deg!

Bu Fatma menoleh kaku, kala suara putra bungsunya mengikat pergerakannya. Ia hanya mampu memaksakan senyumnya, bersikap seakan tidak terjadi apa-apa.

"Afan, kok kamu sudah pulang? Katanya ke perusahaan?" Suara Bu Fatma bergetar, jelas sekali jika dirinya saat ini tengah gelisah.

"Aku hanya mengambil jadwal saja. Mungkin lusa aku mulai bekerja," jawab Afan begitu dingin. Dan tak lama itu ia memicingkan matanya, "Oh ya, apa Ibu tahu... Siapa wanita ini? Sepertinya dia begitu akrab dengan Mas Damar?" Afan mengangkat ponselnya untuk ia tunjukan pada Bu Fatma.

Dan ternyata, tadi Afan sempat mengabadikan kedekatan sang Kakak dengan Raisa.

Kedua mata Bu Fatma hampir lepas. Ia menatap Afan sekilas, lalu menatap kembali layar ponsel tadi. "A-em... Itu... Itu mungkin hanya rekan bisnis kakakmu saja, Afan! Ka-kamu tahu itu dari mana?"

Dengan santainya Afan menjawab, "Ibu masih menanyakan? Apa Ibu sudah lupa dengan kantor Ibu sendiri?" Afan tersenyum miring. "Apa rekan bisnis semanja itu, sampai bergelayut mesra dengan suami orang?" Desisnya. "Ibu jangan pernah berbohong, ya! Mas Damar itu sudah memiliki istri. Atau jangan-jangan... Kepergian Ayu dari rumah karena wanita itu?"

Bu Fatma tak dapat jawaban lagi. Akan tetapi, ada perasaan lega mengingat Afan tidak tahu jika Ayu telah tiada.

"Afan, kamu sudah salah paham! Ya, mungkin saja karena Masmu di tinggal pergi istrinya, jadi... Apa salahnya jika Damar mengenal wanita lagi? Masa depannya masih panjang, dan Papahmu juga membutuhkan penerus bagi perusahaanya."

Afan bercih. "Afan kira setelah kepulangan Afan ke rumah Ibu sudah berubah. Tapi nyatanya... Sikap Ibu malah semakin menjadi." Afan tersenyum getir, berlalu ke dalam begitu saja.

'Kurang ajar anak itu... Semakin lama dia semakin berani padaku! Kita lihat saja, setelah kematian Ayu... Akan ku pastikan kamu-Afan yang menemani sahabat sialanmu itu.' Bu Fatma tersenyum iblis.

Sementara Afan, ia saat ini berjalan ke belakang rumah menuju paviliun tempat para pelayan beristirahat.

Mendengar derap langkah yang menggema, sontak saja membuat dua pelayan muda yang saat ini duduk di teras menegang kuat. Keduanya saling pandang, seolah sudah tahu akan hal yang nantinya di tanyakan oleh putra Majikan.

Afan sudah berdiri di ujung teras dengan sikap wibawanya. Ia menatap kedua gadis pelayan di depannya saat ini. Namanya Ina dan Dita. Usianya tak jauh berbeda dari Ayu.

"Den Afan... Apa ada yang bisa kami bantu?" Ucap Ina membuka suara.

Afan menunjuk Ina. Karena hanya gadis itu yang dulunya dekat dengan Ayu. Karena sikapnya yang hangat, jadi Ayu sudah menganggapnya sebagi seorang Kakak.

"Ina, ayo ikut saya ke belakang. Temani saya bersantai menikmati mentari sore." Setelah mengatakan itu, Afan berbalik dan berjalan kembali melewati lorong antara rumah utama dengan paviliun.

Ina merasa gugup sekali. Dan baru kali ini putra majikannya itu ingin berduaan dengannya. Pikir Ina, mungkin permintaan itu pasti ada sangkut pautnya dengan kepergiaan Ayu.

"Enak banget sih, In... Bisa berduaan sama Den Afan," sinis Dita merasa iri.

"Ngawur saja kamu ini! Sudah, aku mau nyusul Aden dulu. Nanti kelamaan nyariinnya," kekeh Ina sambil mengibaskan rambutnya. Ia paling suka jika melihat temannya itu kesal.

"Dasar sok cantik," cibir Dita sambil mendesar kasar. Ia begitu kesal karena Afan tidak memilih dirinya saja untuk menemani bercerita.

Semetara itu, kini Afan sudah duduk tenang menyandarkan punggungnya pada kursi kayu yang sama persis dengan kursi pantai. Di belakang rumah utama begitu luas bagaikan taman. Disana ada kolam ikan, beberapa peliharaan burung, dan tak lupa taman bunga berbagai jenis. Karena menghadap barat, jadi sinar mentari sore begitu hangat untuk dinikmati sewaktu senja.

Dan di tempat inilah, Ayu biasanya menyendiri.

"Permisi, Den...."

Afan menoleh sekilas. "Duduklah! Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan."

Ina sudah duduk di sebrang tempat Afan. Disana ada kursi kayu agak kecil. Ina duduk disana, menatap putra majikannya dengan hati-hati.

"Ina... Dimana Ayu sekarang?" Afan bangkit, menatap pelayan muda itu penuh intimidasi.

Deg!

Ina seketika menegang. Jantungnya berpacu lebih kuat, bingung harus berkata apa. Sementara disisi lain, ia sudah di ancam oleh Bu Fatma, agar berita kematian Ayu terjaga dari khalayak. Termasuk putranya sendiri... Afan.

Melihat Ina diam. Afan kembali bersuara. Ia memutus pandangannya dari tempat Ina, lalu kembali menatap lurus ke depan. Disana, terlihat pegunungan megah bagaikan sikap beraninya. Kalimat itu selalu Afan ingat, sebab Ayu sering mengutarakannya.

"Masih tidak ada yang mau mengakuinya. Miris sekali nasib Ayu di rumah ini." Gumam Afan.

Ina spontan mengangkat pandangannya. "Aden memangnya sudah tahu?"

"Apa ada yang mengancammu, Ina? Jika kamu masih melihat saya berdiri, maka tidak ada yang perlu kamu cemaskan. Katakan saja dimana Ayu!"

Ina masih sedikit ragu. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh tempat, lalu berseru, "Ayu... Ayu sudah meninggal, Den!" suara Ina nyaris patah, sebab tetiba saja kedua matanya berkaca.

Afan memejamkan mata dalam-dalam. Rasanya ia tak mampu menghadapi kenyataan memilukan seperti ini.

Ayu masih hidup.

Batinya selalu menguatkan itu. Akan tetapi, Afan kembali di hantam kenyataan menyakitkan, ketika ia mendatangi pusara sang sahabat.

"Ceritakan pada saya, Ina... Kenapa Ayu bisa sampai meninggal!"

"Den, untuk pastinya meninggal karena apa, kami semua tidak tahu. Sebab... Semenjak Non Ayu hamil, dia di bawa pindah oleh Den Damar-"

Afan tersentak sampai menoleh, "Apa? Ayu hamil?" kedua matanya sampai terbuka lebar.

"Benar, Den! Setelah kepergian Den Afan, satu bulan itu Non Ayu di nyatakan hamil. Tapi, Den Damar mengajaknya pindah. Dan... Kami semua nggak tahu Non Ayu di ajak pindah kemana. Dan semenjak pindah, Non Ayu tidak pernah sekalipun di ajak Den Damar ke rumah ini."

"Lalu, dimana anaknya Ayu? Apa dia masih hidup?" Afan kembali menoleh kearah Ina. Ia masih yakin, jika ada bayak kejanggalan dari kematian sang sahabat.

"Kata Bu Fatma, bayinya Ayu juga tidak selamat, Den! Tapi...." Ina menjeda kalimatnya sejenak.

"Tapi apa?" Afan sampai memicingkan mata.

"Yang membuat saya dan para pelayan janggal, Den... Non Ayu di kubur dengan peti. Semua orang tidak di perkenankan melihat jasadnya. Padahal, kata Den Damar... Non Ayu hanya mengalami pendarahan saja. Tapi ya itu... Petinya tidak boleh di buka." Ungkap Ina merasa ganjil dengan kematian temannya itu.

Mungkinkah Ayu dibawa pindah ke rumah pribadi milik Damar? Afan akan segera mencari tahu itu.

1
Nyonya Gunawan
Plaese thor jgan nanggung" updatenya..
Septi.sari: hihi, baik kak sabar ya🤭😭❤❤
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Jadi ayu itu raina putri kandung darma yg di bunuh ma damar..
Septi.sari: benar kak, sejak dulu sudah menjadi incaran untuk di bunuh. miris banget😭🤧
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Penyesalanmu sdah terlambat damar..
Septi.sari: benar kak, nangis deh si damar🤧
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Good job rumi..
Septi.sari: rumi gak kaleng2 kakak🤭🤣
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Kaget g' pasti lah..
Nyonya Gunawan
Ayoooo afan jdi lah detektif cari tau ttg kematian ayu,,keluargamu bnar" iblis..
Septi.sari: kak ❤❤❤❤
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Rumi ternyata afan mencintai kamu,, Kira" Rumi/ Ayu jujur g' y ma afan
Septi.sari: nanti gimana ya, sukanya sama Ayu, tapi ayu di tubuh rumi🤭. afan pasti bingung kak🤣
total 3 replies
Nyonya Gunawan
Cari tau afan ttg kebusukan keluargamu & kematian ayu..
Septi.sari: afan bakal menguak semuanya kak❤❤
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Selamat libur thor,,klo bisa double up donk..😁😁
Septi.sari
bab 13 otw kak. septi mau ambil nafas dulu🤭❤❤
Nyonya Gunawan
Masih jdi teka teki..
Nyonya Gunawan
Sebenarnya rahasia apa sich yg ayu ketahui hingga keluarga adipati membunuh ayu
Septi.sari: nanti bakal ketemu di bab2 selanjutnya kak. makasih sudah mengikuti🤗❤
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Afan cari tau ttg ayu,,
Nyonya Gunawan
Main cantik rumi balas sakit hatimu kpd oran" yg tlah membuatmu terluka..
Septi.sari: 😍😍😍❤❤❤
total 1 replies
Nyonya Gunawan
Ooooh gtu raisa jahat bget y..
Septi.sari: iya kak, disini raisa udah ngehancurin hidup Ayu Dan Rumi.❤ jahat banget.
total 1 replies
Septi.sari
kak, terimkasih. saya jelaskan ya.

ayu itu istrinya damar yang sudah di bunuh mertuanya sendiri kak. lalu Ayu bertransmigrasi ke tubuh Rumi.

sementara Rumi, dia adik angkat Raisa, selingkuhanya Damar. apa masih bingung kak🤗😍
Nyonya Gunawan
Ayu nich siapa thor,,apa dia jga lemah..
Rumi nich knp jga.
Nyonya Gunawan
Singkatan dri Damar & Ayu
Nyonya Gunawan
Masih bingung ma alur ceritanya..
Nyonya Gunawan
Msh nyimak dlu y thor,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!