NovelToon NovelToon
SISTEM BLACK HOLE

SISTEM BLACK HOLE

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:404
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuadnan Saputra 31

Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Cahaya putih itu memuntahkan Adnan ke sebuah realitas baru. Ia terbatuk, menghirup udara yang begitu murni, begitu asing, hingga menyesakkan dadanya.

​Ketika pandangannya pulih, ia tercengang. Di hadapannya menjulang pohon-pohon raksasa, akar-akarnya seperti benteng alam yang abadi, menyentuh langit, jauh melampaui imajinasi terliar. Kanopi daunnya yang hijau pekat begitu tebal dan suci, sangat berbeda dengan hutan Bumi yang dikenalnya—tempat gersang yang separuhnya telah dibabat habis oleh ketamakan manusia, oleh keserakahan oknum tak bertanggung jawab yang bersekutu dengan kebisuan pemerintah.

​"Aku... di mana lagi aku ini?" gumamnya, getir. Ia mengenali kesucian hutan ini, dan seketika merasakan beban rasa bersalah atas apa yang telah dilakukan bangsanya pada Bumi.

​Adnan mencoba berdiri, namun rasa sakit menusuk seluruh tubuhnya, seolah tulang-tulangnya baru saja dijadikan samsak oleh kemarahan alam. Ia melangkah terhuyung, dipandu oleh naluri bertahan hidup yang rapuh. Keberuntungan yang sunyi—atau mungkin takdir mempertemukannya dengan genangan air di bekas jejak kaki yang sangat besar, mungkin milik makhluk purba.

​Rasa haus telah menjadi siksaan. Tenggorokannya menjerit. Tanpa berpikir panjang tentang bahaya, tanpa memedulikan kehormatan yang tersisa, ia merangkak dan meneguk air itu. Cairan jernih itu terasa seperti eliksir kehidupan. Dalam sekejap, rasa lapar dan haus yang menggerogoti jiwanya lenyap, digantikan oleh kelegaan yang hampa.

​Saat ia berdiri, keheranan Adnan mencapai puncaknya. Beberapa meter darinya, seekor Rusa dengan bulu biru bercampur putih salju sedang merumput dengan anggun. Di atasnya, berpuluh-puluh kupu-kupu dengan sayap pelangi yang memukau menari di udara murni.

​Adnan tertegun. Ini adalah keindahan yang hilang. Ini adalah surga yang telah lama dirindukan, namun bukan miliknya.

​Matanya berkaca-kaca. Ia tidak hanya kagum; ia diserang oleh kesedihan mendalam. Semua keajaiban di depannya adalah bukti nyata dari dunia yang seharusnya ada di Bumi—seandainya manusia tidak menjualnya demi keuntungan sesaat. Di dunia baru yang ajaib ini, Adnan merasa bagaikan noda, sisa-sisa kehancuran dari tempat lain, seorang saksi bisu atas keindahan yang telah mereka bunuh. Ketakjuban itu seketika berubah menjadi penyesalan yang menyayat hati.

Adnan tersentak dari lamunannya, sadar bahwa keindahan yang baru dilihatnya adalah kemewahan yang tak bisa ia nikmati lama. Ini adalah dunia asing, dan ia seorang penyusup. Dengan langkah perlahan, ia menjauh dari kawanan rusa berbulu biru itu, membiarkan mereka dalam kedamaian yang tak ingin ia nodai. Setiap jejak kakinya terasa seperti penghinaan terhadap kesucian hutan ini.

​Semakin dalam ia melangkah, keheningan hutan itu semakin terasa mencekam. Hingga tiba-tiba, sebuah suara merobek sunyi. Bukan lagi kicauan burung atau bisikan angin, melainkan bunyi-bunyian brutal, menjijikkan, dan primal.

​Kretek! Desiran daging terkoyak. Suara kunyahan kasar, seolah tulang-tulang remuk dalam rahang raksasa. Ada perebutan, geraman rendah yang penuh ancaman, disusul jeritan singkat yang kini hanya menyisakan sunyi setelahnya.

​Adnan membeku. Jantungnya berdebar liar, menggila dalam rongga dadanya. Ia tidak perlu melihat untuk tahu: sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di dekatnya. Sebuah predator sedang berpesta. Perlahan, ia mengintip dari balik rumpun semak tinggi.

​Di sana, tidak terlalu jauh, siluet-siluet kelabu berkelebat. Sekawanan serigala, dengan bulu gelap yang menyatu sempurna dengan bayangan hutan, sedang mengoyak bangkai seekor rusa. Mata merah menyala milik salah satu serigala itu, yang kini berlumuran darah, seolah mencerminkan kengerian purba yang ada di mata Adnan. Ini bukan sekadar makan; ini adalah ritual kematian yang brutal.

​Teror mencekiknya. Adnan mencoba mundur, langkah kakinya selembut mungkin, tetapi tubuhnya yang penuh luka dan bekas kejar-kejaran di hutan Bumi dulu seolah berteriak protes. Setiap ototnya nyeri, setiap sendinya kaku, mengkhianati setiap usaha untuk bergerak tanpa suara.

​"Grrrraaaargh!"

​Sebuah geraman rendah, dalam, namun penuh ancaman, membelah udara. Meskipun serigala itu masih cukup jauh, suara itu seolah bergaung di telinga Adnan, menancapkan kuku-kuku ketakutan di jantungnya. Ia merasa mata-mata itu menatapnya, mencium bau ketakutan dan luka. Ia hanyalah mangsa yang mudah.

​Semua sisa tenaga yang entah bagaimana masih ia miliki, dikerahkannya untuk lari. Ia berlari membabi buta, napasnya memburu, paru-parunya serasa terbakar. Entah keajaiban, entah takdir, di tengah kepanikannya, tangannya tanpa sengaja meraih sesuatu yang kokoh—sebuah akar pohon raksasa yang menjuntai.

​Dengan kekuatan putus asa, ia memanjatnya, merangkak, memohon pada setiap inci akar agar memberinya keselamatan. Akhirnya, ia mencapai sebuah dahan yang cukup lebar, kira-kira satu meter, tempat ia bisa bersandar. Di atas sana, jauh di atas tanah, ia meringkuk. Napasnya terengah-engah, tubuhnya gemetar hebat, dan air mata bercampur peluh membasahi pipinya.

​Namun, rasa lelah yang ekstrem, dibarengi dengan trauma yang baru saja dialaminya, perlahan menguasai. Kelopak matanya terasa berat, dan di tengah bisikan angin malam yang dingin, Adnan tak kuasa menahan kantuk. Ia menyerah pada kegelapan, terlelap di dahan raksasa itu, seorang diri, rentan, dan jauh di atas tanah, di mana bayangan serigala masih bergentayangan dalam mimpi buruknya.

1
Adrian Koto
baru paragraf awal dh bikin suasana merinding. gaya ngasih hook kita mirip thor 🤓👍

eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌
Wahyuadnan Saputra 31: mohon maaf autor masih pemula, terima kasih atas sarannya
total 2 replies
Cina Kw
bantu support
Cina Kw
bagusss 😍
Wahyuadnan Saputra 31: Terima kasih sudah mau support
total 1 replies
Hiroki524
Gemesin banget karakternya!
Wahyuadnan Saputra 31: Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!