Ranjang Panas Mafia Kejam Dan Dingin

Sedangkan di tempat yang berbeda lebih tepatnya di tempat kediaman Alexander. Di mana mereka menatap tajam ke arah Kasandra dengan tatapan membunuh.

"Aku tidak tahu siapa pria itu." Jawab Kasandra.

Ayah Vino yang mendengarkan jawaban Kasandra tentu saja sangat kesal dan sangat malu dalam waktu bersamaan.

Karena Kasandra sudah membuat dirinya malu jika orang lain mendengar Kasandra haus akan belaian laki-laki.

Ayah Vino langsung menamparnya dengan sekuat tenaganya dan hal itu membuat Kasandra terjatuh dan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

Plak

"Akhhhh!" Teriak Kasandra kesakitan.

Bruk

Semua keluarganya sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya kecuali Bela. Karena rencana jahatnya berhasil dan tinggal menunggu Kasandra di usir oleh keluarganya.

"Ayah, Bela menjebakku dengan memberikan Aku minuman yang sudah di campur obat perang sang. Karena itulah Aku tidak tahu dengan siapa pria itu." Ucap Kasandra membela diri sambil berusaha berdiri.

"Kakak, kenapa Kakak menuduhku? Kalau memang minuman itu sudah Aku campur tapi kenapa Aku tidak kena? Bukankah Aku juga ikut meminum anggur itu?" Tanya Bela yang sudah menyiapkan jawabannya.

("Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa menang dariku." Sambung Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya).

Plak

Plak

"Akhhhh!" Teriak Kasandra kesakitan.

Bruk

Tiba-tiba Bima dan Bowo menampar pipi Kasandra dengan keras di mana Bima menampar pipi kiri Kasandra sedangkan Bimo bagian kanan.

Hal itu membuat Kasandra kembali berteriak dan tubuhnya langsung ambruk. Hal itu membuat ke dua sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah segar.

"Kamu itu sangat suka menuduh Bela. Jelas-jelas kami berdua ada di sana dan melihat Bela meminum anggur itu." Ucap Bima yang merupakan putra ketiga dengan nada satu oktaf.

"Kamu itu selalu iri dengan kepintaran dan prestasi yang dimiliki Bela karena itu kamu selalu mencari masalah agar kami membenci Bela. Tapi sayangnya mata kami tidak buta karena kami lebih mengenal Bela daripada kamu." Ucap Bino yang merupakan putra pertama.

"Kakak, Aku selalu berusaha menyenangkan hati Kakak karena Aku sadar diri, kalau Aku ini adalah anak angkat." Ucap Bela sambil menampilkan ekpresi sedih.

"Hai, kamu itu sudah menuduh Bela. Jadi kamu harus meminta maaf padanya." Ucap Beni yang merupakan putra ke dua sambil mendorong tubuh Kasandra ketika Kasandra kembali berdiri.

"Minta maaf!" Bentak Bino, Bima dan Bowo dengan serempak.

"Apa yang Aku katakan adalah benar kalau Bela sengaja menjebakku. Jadi kenapa Aku harus minta maaf? Kenapa kalian tidak menghukum Bela?" Tanya Kasandra dengan mata berkaca-kaca.

"Kita ini dari keluarga baik-baik tapi kenapa Kakak melakukan hal-hal yang sangat memalukan? Kakak ini sungguh terlalu murahan karena merayu pria liar di luar sana." Ucap Bela yang sengaja memperkeruh suasana.

"Dasar anak si alan!" Bentak Ayah Vino sambil kembali menampar pipi Kasandra.

Sedangkan di tempat yang berbeda di mana iring-iringan mobil mewah melaju ke tempat kediaman Alexander.

Hingga dua puluh menit kemudian iring-iringan mobil mewah tersebut berhenti di halaman rumah vila mewah milik keluarga Alexander.

Alvonso dan Mommy Angel keluar dari mobil ketika pintu mobil mereka di buka dengan lebar diikuti dengan para anggota mafia termasuk Asisten Han.

"Nyonya Besar Angel dan Tuan Muda Alvonso, ini kompleks villa tempat tinggal Keluarga Alexander. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan Nona Muda Kasandra." Ucap Asisten Han.

"Ayo kita semua masuk." Ajak Mommy Angel yang tidak sabar ingin bertemu calon menantunya.

Alvonso hanya menganggukkan kepalanya namun tiba-tiba dadanya terasa sesak membuat Alvonso memegangi dadanya.

"Dadamu sesak lagi?" Tanya Mommy Angel.

"Iya, Mom." Jawab Alvonso sambil memegangi dadanya.

Sejak dalam perjalanan dada Alvonso tiba-tiba terasa sesak padahal selama ini jantungnya baik-baik saja. Selain itu perasaan Alvonso tidak nyaman seakan terjadi sesuatu namun dirinya tidak mengerti kenapa seperti itu.

"Apa kita pergi ke rumah sakit biar Asisten Han yang menjemput Kasandra?" Tanya Mommy Angel yang tidak ingin terjadi sesuatu dengan putra semata wayangnya.

"Aku tidak apa-apa, Mom. Lebih baik kita jemput Kasandra sekarang saja setelah itu baru kita pergi ke rumah sakit." Jawab Alvonso.

Entah kenapa dirinya ingin sekali bertemu Kasandra padahal dirinya baru pertama kali bertemu. Terlebih perasaannya semakin bertambah tidak enak membuat Alvonso ingin secepatnya bertemu dengan Kasandra.

"Kamu yakin?" Tanya Mommy Angel.

"Yakin Mom." Jawab Alvonso.

"Baiklah." Ucap Mommy Angel.

Kemudian Alvonso dan Mommy Angel berjalan dengan tegak memasuki kediaman keluarga Alexander dan diikuti oleh anak buahnya termasuk Asisten Han.

Sedangkan di ruang keluarga di mana Kasandra kembali di tampar Ayah Vino hingga kedua pipinya merah dan bengkak karena berulang kali di tampar.

"Kamu itu sudah tahu salah tapi kamu malah menuduh dan memarahi Bela!" Bentak Ayah Vino.

"Kasandra, kamu sejak kecil hingga dewasa di asuh oleh orang tua yang tidak jelas asal usulnya. Selain itu kamu tidak belajar dengan rajin seperti Bela." Ucap Ibu Vina dengan nada satu oktaf.

"Kamu itu setiap hari selalu menyerang Bela hingga Bela sering terluka akibat ulahmu. Rumah ini yang awalnya damai kini di isi pertengkaran bahkan Kakek dan Nenekmu tidak betah tinggal di sini dan langsung pergi meninggalkan keluarga ini." Sambung Ibu Vina sambil menatap tajam ke arah Kasandra.

"Kami menjemputmu pulang bukan untuk menyuruhmu menindas Bela dan membuat keributan di keluarga besarku." Sambung Ibu Vina lagi.

"Ayah dan Ibu. Sejak awal Aku sudah bilang kalau Dia sudah terbiasa tumbuh besar di desa dekat hutan belantara. Di mana mereka memiliki kebiasaan buruk dan kasar, kebiasan itu sudah mengakar kuat dan sulit untuk di ubah." Ucap Bino anak pertama dengan nada satu oktaf.

"Kalau tahu begini, seharusnya kita tidak usah menjemputnya pulang. Biar saja Dia membusuk di desa dan mati tanpa di kubur." Ucap Beni dengan nada satu oktaf.

"Ayah dan Ibu serta ke empat kakakku. Aku mohon agar kalian jangan memarahi Kakak kesayanganku. Aku tidak masalah dimarahi ataupun terluka sama kakak kesayanganku asalkan Kakak Kasandra bahagia. Terlebih bagaimanapun, Kakak Kasandra merupakan bagian dari keluarga kalian." Ucap Bela dengan nada lembut.

"Jadi Aku mohon sama kalian semuanya. Jangan karena Aku sebagai orang luar, jadi mempengaruhi hubungan kalian." Sambung Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya.

"Bela, kamu itu bukan orang luar. Kamu itu anak kesayangan Ibu dan selamanya seperti itu." Ucap Ibu Vina sambil memeluk bahu Bela dengan nada lembut.

"Bela, ikatan keluarga tidak ditentukan oleh hubungan darah. Walau kamu tidak ada hubungan darah dengan kami tapi kamulah keluarga kami." Ucap Bino sambil menatap sinis ke arah Kasandra.

Kasandra hanya terdiam sambil menahan rasa sakit yang teramat sangat. Dirinya sangat menyesal kenapa dulunya dirinya mau tinggal bersama keluarganya yang selama bertahun-tahun diimpikannya.

"Ucapan Kak Bino memang benar. Kakak merasa kalau Kasandra memang sangat suka ditiduri oleh pria liar diluaran sana." Ucap Beni anak kedua.

"Kasandra, kenapa kamu begitu murahan?" Tanya Bima dan Bowo dengan serempak.

"Kalian adalah keluarga kandungku tapi kenapa tidak ada satupun yang percaya dengan apa yang Aku katakan?" Tanya Kasandra dengan nada satu oktaf.

Dadanya sangat sesak melihat mereka lebih percaya dengan Bela padahal jelas-jelas Bela hanyalah anak angkat. Mata Kasandra berkaca-kaca sambil menatap satu persatu ke arah keluarga kandungnya dengan perasan hancur dan kecewa yang teramat sangat.

"Ini semua salahku. Aku seharusnya menolaknya ketika kalian menjemputku dan tinggal bersama kalian. Aku sangat egois karena terlalu mementingkan ikatan keluarga karena itulah Aku mau di ajak pulang bersama kalian." Ucap Kasandra dengan air mata bercucuran.

Hal ini dikarenakan hatinya sangat hancur berkeping-keping melihat keluarga kandungnya tidak ada satupun yang percaya setiap perkataan Kasandra.

"Seandainya Aku tidak terlalu egois dengan menolak kalian untuk ikut pulang maka hal ini tidak akan mungkin terjadi dan keluarga kalian menjadi damai." Ucap Kasandra.

Mereka hanya terdiam mendengarkan perkataan Kasandra sedangkan Beni berjalan ke arah kamar Kasandra.

Di mana Beni memasukkan semua barang Kasandra ke dalam tas jinjing. Setelah selesai Beni keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah ruang keluarga.

"Bawa tasmu ini dan pergi dari sini untuk selama-lamanya." Ucap Beni sambil melempar kasar tas milik Kasandra.

"Aku merasa sangat kotor tinggal bersamamu." Ucap Beni dengan tatapan menghina.