NovelToon NovelToon
Celine Juga Ingin Bahagia

Celine Juga Ingin Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:694
Nilai: 5
Nama Author: *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*

Celine si anak yang tampak selalu ceria dan selalu tersenyum pada orang-orang di sekelilingnya, siapa sangka akan menyimpan banyak luka?
apakah dia akan dicintai selayaknya dia mencintai orang lain? atau dia hanya terus sendirian di sana?
selalu di salahkan atas kematian ibunya oleh ayahnya sendiri, membuat hatinya perlahan berubah dan tak bisa menatap orang sekitarnya dengan sama lagi.
ikuti cerita nya yuk, supaya tahu kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon *𝕱𝖚𝖒𝖎𝖐𝖔 𝕾𝖔𝖗𝖆*, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sendirian...

Celine duduk di atas kasurnya, melamun beberapa saat sebelum akhirnya dia melihat sosok itu. Berdiri di depan pintunya, bersandar di kusen sambil menyilangkan kedua tangannya menatapnya dengan malas.

"Jadi, kamu senang sekarang?" suaranya rendah dan tatapan nya penuh dengan amarah.

"Tidak, pa..." suaranya gemetar, dia takut dan hanya bisa menundukkan kepalanya tak berani menatap mata papa nya itu.

"Kenapa kamu tidak menunggu saja di sekolah? Kenapa kamu menerima ajakan pulang dari guru mu itu?" dia berjalan masuk, sudah. Berdiri di depan Celine dengan tangan terkepal dengan mengerutkan dahinya.

"Celine...Celine tidak tahu kalau papa akan menyuruh seseorang menjemput Celine.." ucapnya pelan dengan masih menatap ke bawah.

"Kamu tidak tahu?" wajahnya mendekat ke anak itu, menatapnya dengan tatapan tajam. "Kamu tidak tahu, sementara kamu di jemput setiap hari seperti itu?!" nada suaranya mulai meninggi, hampir seperti bentakan.

"Maafkan Celine pa... Celine pikir tidak ada yang akan menjemput Celine, karena Celine menunggu lama di sana dan tak ada siapapun..." suaranya yang bergetar begitu jelas terdengar sekarang. Suaranya seperti, menahan tangisan.

"Lihat apa yang kamu lakukan? Gurumu nanti akan berpikir kamu ditelantarkan! Bagaimana kalau dia mengatakan itu pada orang lain, Celine?!" teriaknya di depan anak itu yang membuatnya semakin takut.

"Celine... minta maaf, pa.." gumamnya pelan diikuti air matanya yang jatuh perlahan membasahi pipinya.

Tangannya gemetar dan hanya memandang ke bawah, dia benar-benar ketakutan. Dia tak suka di marahi seperti ini, tapi dia tahu kalau ini kesalahannya. Tapi... seperti nya tidak sepenuhnya (?).

Damian menatapnya ketika air mata anak itu terjatuh. Dan matanya yang tadi tampak tajam sedikit melunak seperti...tak menyukai pemandangan itu.

Dia mendengus kasar, mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. "Kemari kamu!" dia menarik Celine bahkan sebelum anak itu siap.

"Papa mau bawa Celine kemana?!" Isak tangis nya semakin terdengar, suaranya seperti menahan rasa takut nya.

"Tidak perlu bertanya, kamu akan tahu ketika kamu sampai di sana!" ujarnya menarik tangan gadis itu dengan begitu erat.

Dia menariknya ke halaman belakang, di belakang ada satu ruangan yang tak pernah terpakai. Biasanya digunakan untuk meletakkan perkakas rumah tangga.

Damian mengeluarkan kunci yang selalu dia pegang, mencari salah satu kunci nya dan memasukkan kedalam lubang kunci untuk membuka ruangan itu.

Celine meronta dengan tangisan. "Papa, Celine minta maaf! Celine janji akan menunggu sampai Celine di jemput!" dia mencoba melepaskan dirinya, tapi tak ada hasil apapun. Damian menariknya begitu erat.

"Masuk kamu!" ucapnya ketika pintu itu terbuka lebar, menarik tangan Celine dengan begitu keras hingga anak itu terjatuh ke lantai yang menyebabkan lututnya terluka.

Dari jauh, Michael dan Valora hanya melihat apa yang dilakukan Damian pada putrinya. Tak ada larangan tak ada peringatan, hanya diam memandangi. Sementara si anak kesayangan sibuk bermain dengan zoey, asisten nya.

"Jangan harap kamu keluar sebelum hukuman mu selesai" bisiknya dengan tajam yang membuat Celine diam ketakutan.

Air matanya terus mengalir, isak tangis nya semakin keras terdengar. "Papa jangan kurung Celine di sini, pa" dia mencoba menahan pintu yang akan di tutup oleh Damian.

"Diam kamu!" bentak nya pada anak itu yang menyebabkan nya terkejut lalu melepaskan pintu itu.

Pintu nya kini benar-benar tertutup, Celine sendirian di sana. Gelap dan pengap, cahaya hanya masuk lewat sirkulasi udara yang tak begitu besar.

Dia pun hanya bisa duduk dengan memeluk lutut di sudut ruangan. Masih dengan tangis yang terisak tapi lebih diam. Dia benar-benar menyesal karena ikut dengan Claudia untuk pulang.

"Papa... maafkan Celine..." gumamnya, air mata masih mengalir jatuh membasahi pipinya yang mungil.

"Mama...Celine takut. Di sini gelap, kalau Celine kenapa-napa bagaimana?" gumamnya lagi. memandangi tempat itu kali ini.

"Andai saja mama ada di sini..." ucapnya pelan. Dia bersandar ke sebuah meja yang ada di sana, hanya diam. Tak melakukan apapun, sampai akhirnya dia tertidur di dalam gudang itu.

Sementara, ponselnya di dalam kamar bergetar ketika telepon masuk, dari Felix. Bibi Erina? Damian menyuruhnya pulang lebih awal tidak tahu apa penyebabnya.

1
Musri
baru awal aja dh suka,mudah2n alur ceritanya bagus GK berbelat Belit...semangat Thur💪🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!