Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AYAH MERTUAKU PELAKUNYA
" Saya sudah menyelidiki apa yang anda perintahkan tuan. Berdasarkan hasil penyelidikan saya, tuan Rayyan Wijaya ternyata ayah mertua anda."
Jeduarrrr......
" A... Apa????" Pekik Andra sampai berdiri dari tempat duduknya. Ia benar benar terkejut dengan ucapan Arvan. Bak bom meledak di sampingnya, Andra benar benar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
" Katakan sekali lagi! Aku takut aku salah dengar Van!" Ujar Andra.
" Iya, rupanya tuan Rayyan Wijaya itu ayah mertua anda. Ayah dari nyonya Raya Antika, istri pertama anda."
Jantung Andra terasa berhenti berdetak. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Jika benar pelaku pembunuhan kedua orang tua Jesi adalah ayah Raya, itu artinya Andra akan menyerang keluarga istrinya sendiri. Apakah ia bisa melakukannya demi Jesi? Entah lah hanya waktu yang bisa menjawabnya.
" Ti.. Tidak mungkin. Kamu pasti salah mendapat informasi Arvan." Ucap Andra masih tidak percaya, orang sebaik mertuanya bisa melakukan hal keji kepada kakaknya sendiri. " Coba kamu cek lagi! Jangan sampai kita salah informasi." Imbuh Andra.
" Informasi yang saya dapat sangat akurat tuan. Saya juga mendapat informasi dari catatan sipil tentang kartu keluarga milik keluarga Wijaya. Ayahnya bernama Mahendra Wijaya, ibunya bernama Astika Dewantari. Mereka memiliki dua orang anak laki laki yaitu Wijaya Kusuma dan Rayyan Wijaya. Perusahaan milik tuan Wijaya Kusuma di dirikan oleh tuan Wijaya Kusuma sendiri di bantu oleh istrinya nyonya Rachel. Mereka menggabungkan perusahaan itu dengan perusahaan peninggalan orang tua nyonya Rachel. Itu berarti perusahaan itu bukan warisan dari keluarga Wijaya."
Rasanya Andra bisa kejang kejang saat ini juga, ia tidak menyangka akan mendapat berita mengejutkan seperti ini. Ini lebih mengejutkan dari saat ia mendapatkan beberapa tender perusahaan bernilai milyaran. rupiah.
" Tuan, apa anda masih di sana?" Tanya Arvan.
" Iya Van, aku di sini. Aku hanya tidak menyangka kalau ayahnya Raya selicik itu. Dia rela melakukan segala cara demi keuntungannya sendiri. Bahkan tidak segan segan dia membunuh adik dan adik iparnya. Tidak hanya itu, bahkan dia tega menjadikan Jesi seorang yatim piatu. Benar benar tidak pernah aku pikirkan selama ini. Yang aku tahu, dia orang baik yang telah menolongku." Ujar Andra menghembuskan kasar nafasnya. Meskipun ia tidak tahu kebenarannya, tapi ia yakin kalau pak Vandi mengatakan yang sebenarnya.
" Apa kamu bisa bantu menyelidiki kasus kecelakaan dua puluh dua tahun lalu?" Tanya Andra memastikan. Ia tahu bagaimana kemampuan asisten pribadinya.
" Rasanya sangat sulit tuan, karena waktu itu belum ada CCTV. Kejadiannya juga sudah sangat lama, akan sangat sulit untuk kita menyelidikinya. Satu satunya cara adalah buat nyonya Erika, ibu mertua anda mengakui semua perbuatan suaminya." Ujar Arvan memberi saran.
" Bagaimana caranya?" Tanya Andra yang tidak bisa berpikir saat ini.
" Datangkan pak Vandi langsung ke hadapannya. Buat nyonya Erika terpojok hingga dia mengakui semuanya. Yang jelas untuk saat ini, lebih baik kita menemui pengacara keluarga Wijaya dulu. Kita diskusikan masalah pengalihan hak waris yang harus di dapat oleh nona Jesi." Jelas Arvan.
" Tidak sia sia aku memperkerjakan kamu Van. Rupanya kamu jauh lebih pintar dariku."
" Sejak dulu tuan." Andra terkekeh mendengar jawaban Arvan.
" Baiklah kamu lakukan tugasmu di sana. Sebentar lagi aku pulang, kita akan menemui pengacara keluarga Wijaya besok." Ujar Andra.
" Baik tuan, saya akan membuat janji dulu. Saya tutup teleponnya." Arvan memutus sambungan teleponnya.
Andra memijat pelipisnya, ia benar benar merasa pusing. Kasus Angga belum selesai, tidak tahu dimana Angga sekarang. Di tambah kasus Jesi.
" Ndra." Andra membuka mata, ia menatap Raya yang berdiri di depannya. Ada rasa aneh dalam dirinya, rasa ilfeel terhadap Raya setelah ia tahu bahwa ayah Raya bukan orang yang baik. Itu artinya semua harta yang Raya bangga banggakan sebenarnya bukan miliknya. Tanpa sengaja, hutang budi yang Andra tanggung seharusnya milik Jesi.
" Ada apa?" Tanya Andra.
" Tanda tangani." Raya menyodorkan sebuah stopmap kepada Andra.
" Apa ini?"
" Surat persetujuan kontrak modeling. Aku mau langsung berangkat ke negara A besok. Aku tidak mau lagi menunda impianku." Sahut Raya.
Andra membuka stopmap itu, rupanya Raya sudah tidak sabar ingin menjadi model papan atas. Itu artinya Raya akan meninggalkan Andra untuk beberapa bulan lamanya.
" Bagus, dengan Raya pergi ke luar negeri, aku semakin bebas menyelidiki kasus kematian orang tua Jesi. Jika benar papa Rayyan dalang dari semua ini, maka aku pastikan Raya akan mengembalikan semua milik Jesi. Kalian sudah cukup lama menikmati hak orang lain, sudah saatnya kalian mengembalikan ke pemilik sesungguhnya." Ujar Andra dalam hati.
Andra segera menandatangani surat persetujuan itu. Raya merebutnya dengan hati senang.
" Ahhhh akhirnya aku bisa jadi model papan atas." Ucapnya senang.
" Itu berarti kamu bakal ninggalin aku di sini. Apa kamu tidak takut aku sering menemui Jesi selama kepergianmu?" Pancing Andra.
" Aku tahu kamu orang sibuk, tidak mungkin kamu punya waktu untuk mengunjungi Jesi di sini. Lagian tidak masalah kamu bertemu dengan Jesi, anggap saja aku sedang menitipkan kamu kepada Jesi. Setelah aku pulang, aku akan mengambilmu kembali."
Andra terkekeh menertawakan dirinya sendiri. Apakah Raya menganggapnya sebagai barang yang bisa ia pindah tangankan ke orang lain? Dan dengan santainya, setelah ia membutuhkan barang itu lagi, ia akan mengambilnya dengan sesuka hati? Andra benar benar merasa bodoh telah menikahi wanita seperti Raya. Padahal ia sudah mencoba mendidik Raya supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, namun yang namanya sifat bawaan sangatlah susah untuk di rubah.
" Terserah kau saja, ini sudah menjadi pilihanmu. Maka jika suatu hari nanti kamu kehilangan aku, jangan salahkan orang yang akan mengambilku nantinya." Ujar Andra.
Raya menatap Andra dengan tatapan remeh.
" Memangnya siapa yang mau memungut pria miskin sepertimu hmm? Jesi saja terpaksa menerimamu karena kamu ayah dari anaknya. Kalau Jesi tidak mengandung anak kamu, aku yakin dia juga tidak akan mau menikah dengan pria sepertimu."
Andra mengepalkan erat tangannya menahan emosi yang siap membuncah di dadanya. Rasanya Raya sudah keterlaluan, bahkan melewati batas.
" Kau begitu sombong dengan harta orang lain Raya, aku ingin lihat apakah kamu bisa sombong lagi setelah aku berhasil mengembalikan milik Jesi kepadanya. Rupanya Jesi jauh lebih baik dari dirimu." Batin Andra.
" Ya sudah aku mau bersiap dulu, aku nggak mau sampai kita kemalaman."
Raya kembali kamarnya, kamar hotel yang mereka sewa memang cukup luas. Ada satu petak kecil untuk ruang tamu dan kamar yang terpisah.
Raya tersenyum lebar menatap tanda tangan Andra di surat persetujuan itu.
" Akhirnya aku bisa mengejar apa yang aku impikan selama ini. Aku akan ke negara A mengejar cita citaku. Kak Reon, aku datang."
TBC...
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel