Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

PERSELINGKUHAN SUAMI DENGAN SAHABAT

Di ruang tamu sebuah rumah yang telah wanita cantik tinggali selama dua tahun terakhir ini, nampak ia sedang menatap dua orang pria dan wanita yang duduk di sofa di depannya sambil menundukkan kepala. Keduanya baru saja kepergok selingkuh oleh istri dari pria tersebut.

Jeselyn Angelina, wanita muda berparas cantik yang sering di sapa Jesi, memiliki postur tubuh tinggi, serta rambut hitam panjang sepinggang tidak menyangka akan di khianati oleh suami dan sahabatnya sendiri. Selama ini Jesi selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk sang suami tercinta. Ia selalu menuruti apapun kemauan sang suami seperti menyiapkan segala keperluannya. Jesi selalu berusaha membuat sang suami merasa nyaman saat bersamanya agar suaminya bahagia. Namun rupanya sang suami masih tergoda dengan wanita lainnya. Itulah yang namanya manusia kurang bersyukur, meski di rumah sudah punya pasangan baik, tetap saja akan mencari yang lainnya.

" Jesi, aku minta maaf! Aku khilaf!" Ucap Angga, suami Jesi.

" Heh khilaf. Kalau khilaf kenapa berkelanjutan mas?" Sinis Jesi tidak percaya lagi dengan apa yang keluar dari bibir kotor suaminya. Angga, bungkam. Ia merasa terpojok dan tidak bisa berkata apa apa lagi.

Kini tatapan Jesi beralih pada sahabat sekaligus selingkuhan suaminya. Bella, wanita yang selama ini menempel dirinya bak seekor lintah, kini telah menusuk Jesi dari belakang. Dari seorang pengangguran hingga Jesi beri pekerjaan sebagai manager cafe yang memiliki penghasilan cukup besar, kini telah merampas seseorang yang sangat Jesi cintai.

" Aku minta maaf Jesi, aku telah menjalin hubungan terlarang dengan suamimu. Tapi mau bagaimana lagi kami saling mencintai. Dan kamu tidak bisa menyalahkan aku."

Cessss....

Hati Jesi bagai di tusuk sebilah sembilu. Saling mencintai? Lalu untuk apa Jesi berada di sisi Angga selama ini? Apakah Jesi hanya di manfaatkan oleh Angga untuk mengurus rumah dan keperluannya? Jika benar mereka saling mencintai, lalu kenapa mereka tidak jujur saja? Dengan begitu Jesi bisa pergi. Pikir Jesi.

" Apa benar kalian saling mencintai mas?" Tanya Jesi menatap sang suami. Nampak kesedihan terpancar di mata Jesi. Ia belum siap menerima jawaban dari sang suami. Pria yang amat sangat ia cintai kini telah berpaling hati. Jesi mengepalkan erat tangannya menahan emosi yang siap membuncah di dada. Ia takut dirinya hilang kendali.

" Maaf."

Hanya itu yang keluar dari bibir Angga, namun satu kata itu mewakili semua jawaban atas pertanyaan Jesi.

" Sejak kapan kalian menjalin hubungan?" Tanya Jesi berusaha setenang mungkin meski rasanya ia ingin menonjol kedua pengkhianat di hadapannya ini.

" Sejak aku di terima kerja di cafe." Sahut Bella. Itu berarti sudah satu tahun lamanya. Waktu itu memang Bella sering main ke rumah Jesi. Hanya Jesi sahabat yang mau berteman dengannya mengingat tabiatnya yang buruk. Bella juga sering bertemu dengan Angga, mungkin saat itulah Angga tergoda dengannya, pikir Jesi. Sejujurnya Jesi ingin marah, ia di khianati selama satu tahun tanpa ia tahu sama sekali. Namun ia harus bersikap layaknya wanita berkelas.

" Kalau begitu menikah lah! Tidak perlu berbuat dosa terus menerus jika memang kalian cinta, aku akan mengurus surat cerai kita sesegera mungkin."

Deg...

Angga mendongak menatap Jesi. Inikah wanita yang telah ia sakiti selama ini? Bahkan setelah apa yang ia lakukan selama ini, tidak ada kemarahan dari dalam diri Jesi? Atau kah karena saking terlukanya Jesi hingga membuatnya tidak bisa marah? Atau memang Jesi wanita yang baik hati? Entah terbuat dari apa hati Jesi ini hingga ia mau menerima kesalahan sang suami begitu saja. Terbesit rasa bersalah di dalam hati Angga. Jika bukan karena bujuk rayu di sertai godaan iman dari Bella, mana mungkin ia menyakiti wanita sebaik Jesi.

" Kau tidak marah Jes?" Tanya Bella tanpa rasa bersalah.

" Aku tidak mau membuang buang energiku untuk mengeluarkan amarahku. Tidak ada gunanya aku marah atau pun menyalahkan salah satu dari kalian. Karena pada dasarnya kalian mau sama mau. Memang benar kata orang, wanita rendahan akan bertemu dengan pria rendahan juga. Kalian sungguh pasangan yang serasi."

Jleb...

Jantung Bella dan Angga terasa nyeri seperti di tikam anak panah yang langsung menancap di jantung keduanya. Sindiran Jesi halus namun langsung mengena.

" Jesi kenapa kamu tega mengatakan hal itu? Aku bukan wanita rendahan. Aku... "

" Lalu aku harus menyebutmu dengan sebutan apa?" Tanya Jesi memotong ucapan Bella. Ia menatap Bella dengan penuh kebencian. Jika dulu Jesi akan menatapnya dengan tatapan kasih sayang, kini kasih sayang itu hancur begitu saja bersamaan dengan pengkhianatan ini. " Jika bukan wanita rendahan lalu apa lagi? Wanita terhormat tidak akan merendahkan harga dirinya dengan mengobral tubuhnya kepada pria beristri." Lagi, ucapan Jesi berhasil menusuk hati Bella. " Apalagi kita sahabat Bella. Kita sahabat sejak lama, bahkan semua yang kamu miliki saat ini itu ada bantuan dariku. Tanpa bantuanku kau bukan siapa siapa. Tapi lihat sekarang? Setelah kau mendapatkan kenyamanan, kau menusukku dari belakang." Sambung Jesi.

Bella mengepalkan erat tangannya, ia tidak terima di permalukan Jesi di depan sang kekasih. Ia berjanji akan membalas semua penghinaan ini.

" Sudah sudah, tidak perlu kita ributkan lagi." Ujar Angga menengahi. Ia menatap Jesi, " Jesi, kita bertemu secara baik baik maka kita akan berpisah secara baik baik pula. Entah mengapa aku merasa perasaanku untukmu tidak seperti perasaanku untuk Bella. Mungkin perasaanku untukmu sudah mati dan tergantikan perasaan untuk Bella yang terasa menggebu gebu di hati ini."

Cessss...

Lagi lagi hati Jesi terasa sakit, bahkan sangat sakit. Angga mengatakan semua itu tanpa rasa bersalah atau pun menyesal karena telah menyakiti hatinya. Angga bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa di antara mereka bertiga.

Jesi melirik Bella yang nampak tersenyum penuh kemenangan. Ia kembali menatap sang suami yang sebentar lagi akan menjadi mantan.

" Kau hanya tahu cantiknya Bella dari luar saja mas. Kau tidak tahu bagaimana buruknya Bella selama ini. Aku harap kau tidak akan pernah menyesali keputusanmu ini di kemudian hari."

Bella terkejut dengan ucapan Jesi, ia tidak mau sampai Angga mengetahui tingkah buruknya di belakang Angga. Namun sedetik kemudian ia bernafas lega karena sepertinya Angga tidak tertarik dengan obrolan itu.

" Baiklah, kau bisa berkemas setelah ini. Aku akan mengurus perceraian kita besok pagi." Ucap Angga. Jesi terkejut dengan ucapan Angga, ia di usir?

" Ayo Bella kita pulang!" Ajak Angga mengulurkan tangannya. Dengan cepat Bella menerima uluran itu, ia mengapit lengan Angga dengan mesra.

" Pulang? Apa kalian punya rumah?" Selidik Jesi.

" Bukan rumah kami, tapi kontrakan. Mas Angga menyewakan rumah untuk tempat tinggal kami berdua. Sekarang paham kan kenapa mas Angga sering dinas ke luar kota? Tapi setelah kamu pergi, kami akan pindah ke rumah ini." Sahut Bella kembali menyakiti hati Jesi.

Setelah itu Angga menggandeng Bella keluar dari rumahnya. Jesi menatap kepergian keduanya dengan hati penuh luka.

Brugh...

Tubuh Jesi luruh ke lantai, sedari tadi ia berusaha untuk kuat dan terlihat tegar di depan mereka.

" Hiks... Hiks... Kenapa rasanya sakit sekali ya Tuhan?" Jesi memukul dadanya sendiri. Bayangan bayangan perbuatan Bella dan Angga berputar di ingatannya. Bayangan tubuh kekar Angga yang sedang menggagahi Bella di ranjangnya, suara desahan mereka yang begitu mengganggu telinga, serta ungkapan cinta Angga untuk Bella begitu membuat hati Jesi hancur.

Ya, Jesi baru saja pulang dari luar kota setelah tiga hari menginap di rumah saudaranya yang terkena musibah. Ia sengaja pulang tanpa mengabari sang suami. Ia ingin memberikan kejutan kepada Angga. Namun apa yang terjadi? Ia justru melihat perselingkuhan sang suami bersama sahabatnya sendiri. Ini sungguh kejutan yang sangat luar biasa baginya.

" Hiks... Hiks... " Jesi semakin keras memukuli dadanya, ia terbawa emosi jika mengingat semuanya.

" Aku bersumpah, aku tidak mau lagi berhubungan dengan keluarga ini. Keluarga yang telah begitu menyakitiku. Aku akan pergi menjauhi orang orang tidak punya hati seperti mereka. Aku membencimu mas Angga. Jika aku boleh meminta, aku tidak mau bertemu kamu lagi untuk selamanya." Teriak Jesi.

**

Di dalam mobil Bella dan Angga, mereka nampak berpagut mesra. Angga yang sedang tergila gila dengan kecantikan yang di miliki oleh Bella tidak ingat apapun. Bahkan ia tidak merasa telah menyakiti dan menghancurkan hidup Jesi.

Angga melepas pagutannya, ia mengusap lembut bibir Bella yang terkena air liurnya.

" Aku bahagia mas, akhirnya kita bisa bersama. Aku mau setelah kalian bercerai, kau langsung menikahiku. Demi anakmu yang ada di sini." Ucap Bella mengelus perutnya yang masih rata.

" Tentu sayang, aku akan langsung menikahimu." Sahut Angga.

" Terima kasih mas, aku mencintaimu." Ucap Bella namun Angga tidak membalasnya.

" Maafkan aku Jesi, aku harus melepasmu dan menikahi Bella demi anak di dalam kandungannya. Aku tidak mau anakku tumbuh tanpa seorang ayah. Salahkan dirimu sendiri yang tidak bisa memberikan anak kepadaku. Sudah dua tahun lebih kita bersama namun kau belum juga memberiku keturunan. Sekali lagi maafkan aku!"

TBC...

Terpopuler

Comments

Jatmiko Ipunk

Jatmiko Ipunk

bakal ketipu buaya betina

2025-09-23

1

Siti Koyah

Siti Koyah

lelaki tidak bersyukur

2025-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!