Winda Happy Azhari, seorang penulis novel yang memakai nama pena Happy terjerumus masuk bertransmigrasi ke dalam novel yang dia tulis sendiri. Di sana, dia menjadi tokoh antagonis atau penjahat dalam novel nya yang ditakdirkan mati di tangan pengawal pribadinya.
Tak mampu lepas dari kehidupan barunya, Happy hanya bisa menerimanya dan memutuskan untuk mengubah takdir yang telah dia tulis dalam novelnya itu dengan harapan dia tidak akan dibunuh oleh pengawal pribadinya. Tak peduli jika hidupnya menjadi sulit atau berantakan, selama ia masih hidup, dia akan berusaha melewatinya agar bisa kembali ke dunianya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Dansa
Pangeran Lewis melihat wajah Elizabeth dari dekat, yang membuat Elizabeth tak kuasa menahan rasa malu dan sungkan. Tatapannya langsung beralih ke Alex yang hanya berdiri di sana dengan wajah tanpa ekspresi.
'Ah, kalau saja aku bisa memasang wajah tanpa ekspresi seperti dia untuk waktu yang lama!' ucap Elizabeth dalam hati.
"Nona Elizabeth, haruskah kita pergi sekarang?" Tanya Pangeran Lewis.
"Ah ya, tapi bolehkah saya membawa kepala pelayan saya? Saya sering ditemani olehnya, jadi..."
Khawatir dia bisa membuat Pangeran Lewis marah, Elizabeth cepat-cepat menambahkan,
"Tapi kalau tidak diizinkan, ya tidak apa-apa juga." Imbuhnya.
Meskipun Elizabeth tahu bahwa Pangeran Lewis bukan tipe orang yang mudah marah karena hal-hal kecil, tapi dirinya sekarang adalah Elizabeth. Wanita yang tidak disukai Pangeran Lewis karena sifatnya yang terlalu bergantung dan menyebalkan. Satu kesalahan saja, dia akan tamat.
"Lupakan apa yang telah saya katakan Yang Mulia Pangeran, ayo pergi..."
"Jika itu membuatmu nyaman, tentu saja." Ucap Pangeran Lewis.
"Benarkah?" Tanya Elizabeth, curiga dengan sikap Pangeran Lewis terhadapnya.
'Aneh. Aneh sekali.' pikir Elizabeth.
Pangeran Lewis mengangguk, senyum tersungging di wajahnya.
"Ya, sekarang kita berangkat? Kalau tidak, kita akan terlambat." Ucap Pangeran Lewis.
"Ah, baiklah, mari." Balas Elizabeth.
...----------------...
Alex duduk di samping kusir kereta yang biasa digunakan Pangeran Lewis, sementara Elizabeth duduk di dalam kereta bersama Pangeran Lewis. Elizabeth duduk di hadapannya dan tersenyum tipis. Pintu kereta tertutup dan kereta pun bergerak.
Suasana di dalam sangat sunyi, dan meskipun Elizabeth ingin memecah keheningan, dia lebih suka bersikap seperti udara saat ini. Sayangnya, sepertinya Sang Pangeran punya ide lain.
"Kamu terlihat cantik malam ini," puji Pangeran Lewis.
Elizabeth tak kuasa menyembunyikan rasa ngeri yang tiba-tiba menjalar di tulang punggungnya setelah mendengar pujian itu. Dia pun segera berusaha menutupinya.
"Terima kasih, Yang Mulia Pangeran." Balas Elizabeth.
"Kamu kelihatan tidak nyaman, apakah semuanya baik-baik saja?" Tanya Pangeran Lewis.
'Aku mengagumimu sebagai karakter novel ciptaanku, tetapi anggaplah aku ini hanya udara!' ucap Elizabeth dalam hati.
"Nona Elizabeth?" Panggil Pangeran Lewis.
'Ah, aku betul-betul ingin mabuk sekarang!' ucap Elizabeth dalam hati.
"Saya baik-baik saja, Yang Mulia Pangeran. Anda tidak perlu khawatir." Ucap Elizabeth tersenyum paksa padanya.
"Apa kau merasa sakit kepala?" Tanya Pangeran Lewis lagi.
Elizabeth menatapnya sebelum menggelengkan kepalanya sambil bersandar di kursinya.
"Bolehkah saya bertanya sesuatu, Yang Mulia Pangeran?" Tanya Elizabeth.
Pangeran Lewis mengangguk.
"Apa pertanyaanmu?" Tanya Pangeran Lewis.
Elizabeth menatapnya lurus-lurus, hampir melotot padanya.
"Mengapa Yang Mulia Pangeran tiba-tiba tertarik pada saya?" Tanya Elizabeth.
Pangeran Lewis terus tersenyum sambil memiringkan kepalanya ke samping, "Apa maksudmu?" Ucapnya.
"Yang Mulia Pangeran tidak pernah tertarik pada saya. Malah, tidak menyukai saya, jadi kenapa sekarang?" Tanya Elizabeth.
"Oh, jadi kamu menyadarinya." Balas Pangeran Lewis.
"Itu sangat jelas." Ucap Elizabeth.
"Memang benar aku tidak pernah tertarik padamu karena kamu selalu menempel padaku dan selalu membuatku kesal," ucap Pangeran Lewis.
"Haha, saya mengerti..." Balas Elizabeth.
'Kenapa kau harus mengatakan semua ini di depanku?! Apa kau pemeran utama pria yang bodoh? Aku juga punya perasaan!'
Elizabeth terus memarahi dan menguliahi Pangeran Lewis dalam hati, tetapi dia tetap tersenyum, berpura-pura seolah-olah hal itu tidak memengaruhinya. Sebenarnya, dia ingin sekali meninju pemeran utama pria itu sekali saja.
Pangeran Lewis meliriknya sebentar.
"Tapi kemudian kamu tiba-tiba berhenti datang selama beberapa hari dan ketika kamu datang, kamu bersikap sangat berbeda dari biasanya. Ah, jangan salah paham, maksudku ini sebagai pujian." Ucap Pangeran Lewis.
"Anda tidak masuk akal bagi saya, Yang Mulia Pangeran," jawab Elizabeth terus terang.
Pangeran Lewis memperhatikan ekspresinya dan tertawa terbahak-bahak.
"Lihat? Kau sangat berbeda sekarang dan kudengar kau sedang berusaha menjadi orang yang lebih baik." Ucap Pangeran Lewis.
Elizabeth mengangguk. Dia menepuk dagunya pelan.
"Jadi kenapa tiba-tiba ingin berubah?" Tanya Pangeran Lewis.
Elizabeth mengangkat bahunya.
"Alasan pribadi, Yang Mulia Pangeran." Jawab Elizabeth.
"Ah, kalau begitu aku tidak akan mengorek informasi itu." Balas Pangeran Lewis.
"Itu tindakan yang sangat baik dari Anda Yang Mulia Pangeran." Ucap Elizabeth.
"Karena kamu sedang mencoba menjadi orang baru, kenapa tidak kita mulai lagi dari awal untuk saling memberi kesan pertama?" Ucap Pangeran Lewis.
"Hah?" Elizabeth semakin bingung.
Pangeran Lewis mengulurkan tangannya ke arah Elizabeth.
Dengan senyum lembut, matanya sedikit menyipit, dia berkata, "Senang bertemu denganmu, Nona Elizabeth. Aku Pangeran Pangeran Lewis James Charles."
Dengan ragu, Elizabeth perlahan mengulurkan tangan dan meraih tangan Pangeran Lewis.
"Elizabeth Catherine Hester.... Yang Mulia Pangeran." Ucap Elizabeth.
Kereta segera berhenti dan pintunya terbuka. Pangeran Lewis turun di depannya, tetapi terus menggenggam tangannya.
Lampu-lampu dari belakang bersinar terang, membuatnya tampak lebih cemerlang dan bak dewa. Benar-benar bersinar seperti pemeran utama pria.
"Sekarang, akankah kita menikmati pesta dansa malam ini?" Tanya Pangeran Lewis.
"Ya, Yang Mulia Pangeran..." Jawab Elizabeth.
'Alex, ayo kita pulang...' ucap Elizabeth dalam hati.
Bersambung....