Devil Become Angel

Devil Become Angel

Transmigrasi

Mata Happy terbuka lebar, dan dia menguap dengan lebar sambil meregangkan lengannya. Dia berkedip perlahan, dan yang terlihat di pandangannya adalah sebuah ruangan besar berisi sofa dan meja. Jendela-jendelanya besar dan sinar matahari menyelinap masuk melalui tirai.

Jelas sekali bahwa ruangan ini bukan kamarnya. Dengan gugup, dia segera berdiri dan berjalan mengelilingi ruangan itu. Ada lukisan-lukisan kuno di ruangan itu.

Tempat tidur yang dia tiduri tadi memang besar, tetapi hanya menempati seperempat ruangan. Dia menemukan cermin besar dan memperhatikan sosok yang terpantul di dalamnya.

Menoleh ke cermin, dia menatap pantulannya sebelum jantungnya berdebar kencang. Dia menyentuh pantulan itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menyentuh pipinya.

Rambut lurus panjang berwarna merah tua. Mata tajam berwarna biru menatapnya balik. Tubuh ramping dalam balutan gaun tidur, tangan selembut kulit bayi yang baru lahir. Kulit seputih dan sehalus porselen.

"Apa yang...."

Happy tidak bisa meneruskan kalimatnya saat menyadari bahwa ini bukan tubuhnya.

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu sebelum sebuah suara berbicara.

"Nona, apakah Anda sudah bangun?"

Pintu didorong terbuka dan berdiri di sana seorang laki-laki muda berpakaian seperti seorang pelayan. Happy menatapnya sebelum melontarkan kata-kata yang tidak ingin dia ucapkan dengan lantang.

"Siapa kamu?"

...****************...

Namanya Winda Happy Azhari. Dia lebih senang dipanggil Happy daripada dipanggil Winda oleh orang lain. Dia seorang pekerja kantoran yang harus bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore dan itu adalah hal yang sangat melelahkan baginya. Tetapi dia punya hobi yang bagaikan penyembuh baginya, yakni menulis.

Dia suka sekali menulis. Dia bahkan mengunggah karya aslinya secara daring yang dibaca dan disukai oleh banyak orang. Karyanya sangat populer hingga dia berhasil menjadikannya buku dan terjual begitu banyak. Dia duduk di depan laptopnya, melihat-lihat komentar yang ditinggalkan pembaca sebelum tersenyum sendiri.

Singkatnya, buku yang dia tulis ini mengisahkan tentang putri seorang bangsawan yang secara tak sengaja menarik perhatian putra mahkota Kerajaan Everwood di sebuah pesta dansa. Cinta mereka pun bersemi sejak saat itu. Sebuah kisah cinta yang manis dan lembut yang membuat siapa pun yang membacanya terisak-isak.

Namun, semua kisah cinta pasti selalu memiliki penjahat atau antagonis di dalamnya, yang kebetulan adalah putri seorang bangsawan dari keluarga Hester bernama Elizabeth Catherine Hester.

Elizabeth sangat mencintai dan bahkan terobsesi dengan sang pangeran sepenuh hati, sehingga ketika dia melihat wanita lain menarik perhatian pangeran, dia pun marah dan dipenuhi kecemburuan.

Dia sering menyiksa protagonis wanita setiap ada kesempatan, bahkan menggunakan pengawal pribadinya sendiri untuk melakukan perbuatan kotornya.

Sang protagonis wanita selalu dilindungi oleh pangeran, sang putra mahkota sehingga semua usaha Elizabeth sia-sia. Dan karena taktik Elizabeth yang sia-sia, dia malah semakin mendekatkan protagonis wanita dan Pangeran. Pangeran dan protagonis wanita pun jatuh cinta dan tak seorang pun bisa memisahkan mereka.

Sedangkan Elizabeth, dia meninggal secara tragis karena ulah pengawal pribadinya yang sudah muak dengan perbuatan jahatnya.

Namun, yang terjadi sekarang Happy malah tiba-tiba bertransmigrasi ke novel karyanya sendiri dan malah menjadi tokoh antagonis dalam novelnya.

Hal terakhir yang dia ingat adalah dia tengah tidur di apartemennya setelah memutuskan untuk menulis buku lain. Hal berikutnya yang dia sadari, dia malah berada di dunia yang dia ciptakan sendiri.

...****************...

Kini dia duduk di sofa di kamar dengan canggung, bingung harus berbuat atau berkata apa ketika laki-laki itu menuangkan teh ke dalam cangkir didepannya.

Rambut pria itu hitam dan disisir rapi ke belakang, tetapi beberapa helai rambutnya dibiarkan tak tergerai, sehingga tetap rapi di sisi kanan.

Dia memiliki mata hitam yang tajam dan ketika kau menatapnya, rasanya cukup mengintimidasi. Namanya Alexander.

Happy mengucapkan terima kasih dalam hati, lalu perlahan meminum teh yang diseduh Alex. Matanya terbelalak kaget. Tehnya sungguh nikmat, teh yang tidak akan bisa dia dapatkan di dunianya.

"Nona," kata Alex begitu Happy meminum teh yang diseduh nya.

Happy menatap Alex, menunggu apa yang akan dikatakannya selanjutnya. Tatapannya tajam ke arah Happy, membuatnya merinding.

"Apakah Nona kehilangan ingatan?" Tanya Alex.

Happy menjilat bibirnya yang kering sebelum menjawabnya.

"Tidak juga..."

Alex mengangkat alisnya dengan curiga, "Lalu kenapa tadi Anda bertanya siapa saya, Nona?" Tanya Alex.

Mata Happy melirik wajah Alex dan tehnya. Dia telah membaca banyak buku dengan kejadian-kejadian seperti ini, tetapi tak pernah menyangka bahwa dia akan mengalaminya sekarang. Dia mempertimbangkan pilihannya sejenak sebelum memutuskan untuk mengikuti firasatnya.

Happy menoleh ke arahnya, dia menjawab, "Aku bercanda."

'Semoga dia tidak bertanya lebih banyak lagi?' pikir Happy.

Alex menatap Happy dengan pandangan tidak yakin, namun mengangguk.

"Saya mengerti." Ucap Alex.

Happy kembali meminum tehnya, merasa senang karena Alex tidak bertanya lebih lanjut. Setelah sekian lama terdiam, dia melirik Alexander dengan waspada. Alexander berdiri diam seperti patung, posturnya sempurna. Jika ada yang melihatnya tanpa mengetahui identitasnya, mereka akan langsung mengira bahwa dia seorang bangsawan.

Alexander kemudian menyadari bahwa Happy sedang menatapnya. Sambil tersenyum dia berbicara dengan sopan.

"Apakah Anda butuh sesuatu, Nona?" Tanya Alex.

Happy menggeleng, mengalihkan pandangannya.

"Tidak apa-apa." Jawab Happy.

Di balik senyuman Alex itu tersimpan kebencian. Pengawal pribadi Elizabeth yang Happy ciptakan dalam novelnya sangat membenci Elizabeth.

Sejak kecil, Elizabeth selalu bertingkah seperti anak manja, yang menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain dan menganggap orang yang lebih rendah darinya hanyalah sampah.

'Mari kita ingat tentang Alexander.' ucap Happy dalam hati.

Alexander adalah pengawal sekaligus pelayan pribadi Elizabeth, karena dialah yang menemaninya sejak usia 12 tahun. Alexander hanyalah seorang pengemis miskin di jalanan, dan kebetulan bertemu dengannya. Awalnya, Elizabeth berniat mengabaikannya dan bahkan mungkin mengusirnya, tetapi ketika melihat wajahnya, dia pun menerimanya.

Mengapa? Karena Alexander tampan, meskipun berlumuran tanah. Jadi, Elizabeth membawanya masuk ke dalam rumahnya dan menjadikannya pelayan pribadinya.

Setiap kali Alex berbuat salah, dia akan memarahi dan membentaknya, bahkan mengacungkan tangan atau membuatnya kelaparan sampai hampir mati. Bahkan sampai mencambuknya sampai berdarah. Sungguh Elizabeth adalah antagonis yang pantas ditenggelamkan di lubang neraka.

Happy bergidik, mengingat latar belakang yang telah dia tulis. Ini pasti karma karena menulis hal sekejam itu.

'Ya Tuhan, ampuni aku. Aku ingin pulang sekarang. Aku akan mengubah latar belakang cerita ini dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk karakter-karakter ini. Jadi, kumohon, izinkan aku pulang...' pinta Happy dalam hati.

Happy tenggelam dalam pikirannya, menangis dalam hatinya, tidak menyadari Alexander sedang menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

Awal yg bagus & smoga rajin upnya sampai tamat

2025-09-18

0

Sri Supeni

Sri Supeni

awal yg bagus

2025-09-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!