NovelToon NovelToon
One Night, More

One Night, More

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚



"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.

"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.

Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.



Ikuti kisah mereka yaaa😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Max mengemudikan mobil menuju mansion orang tuanya. Disebelahnya, Mighty duduk manis menghadap keluar jendela melihat suasana malam kota Moskow. Kemarin-kemarin ia hanya bisa menikmati gemerlap lampu jalanan kota Moskow dari balkon kamarnya, kini ia bisa melihat lebih jelas dan sesekali tersenyum.

"Max, apakah kita bisa masuk kesana?" tanyanya dengan mata berbinar.

Max melirik keluar, karena Mighty menunjuk Menara Spasskaya yang terletak di Kremlin. "Aku mohon, aku ingin masuk kesana." kaya Mighty dengan puppy eyes.

"Itu tempat kerja presiden Rusia, tidak sembarang orang bisa masuk." ujar Max, mematahkan semangat Mighty. Kekecewaan jelas terlihat di wajahnya yang kini murung.

"Kau kan bukan orang sembarangan, harusnya kau bisa mengajakku masuk kesana." gumam Mighty, namun terdengar jelas ditelinga Max, namun ia memilih diam dan tidak berniat menjawabnya.

Sesampainya di mansion, Mighty keluar dari mobil terlebih dulu, ia kesal pada Max yang tidak mau menuruti permintaannya. Tapi Max sama sekali tidak perduli, Mighty bukan kekasihnya sehingga bisa merajuk atau ngambek padanya.

"Kalian sudah datang?" Alla dan Thor yang sengaja menunggu kedatangan mereka di ruang tamu, langsung berdiri melihat kedatangan Mighty, disusul putranya.

"Kau terlalu lambat, Max. Daddy sudah kelaparan." ujar Thor menarik Alla ke ruangan makan.

Mighty dan Max hanya diam dan mengikuti keduanya. Di meja makan, tersedia berbagai jenis makanan khas Rusia. Alla sengaja menyiapkan itu sebagai menu makan malam mereka.

"Malam ini kita makan makanan khas Rusia." ujar Alla, lalu menikah kearah Mighty. "Kau keberatan Mighty?" tanyanya.

"Tidak, aku bukan pemilih makanan." sahutnya, mereka mulai menikmati makan malamnya.

"Apa kau bisa memasak selain makanan Italy?" tanya Alla, mereka sudah mengetahui latar belakang Mighty yang merupakan seorang koki.

"Tidak, aku bisa memasak beberapa menu American food dan Asian food. Tapi kemampuan ku memasak menu Italy, tentu lebih dominan." sahutnya di sela-sela makan.

Alla mengangguk paham. "Besok kita bisa memasak bersama." ucap Alla ringan, Max yang sedang mengunyah berhenti.

"Besok?" ulang Max menyipitkan matanya.

"Hemm, Mighty akan menginap disini selama beberapa hari." kata Alla tanpa beban, sambil menyuapkan makanan.

"Mom, aku tidak bilang setuju untuk kami menginap." ujarnya mengingatkan, namun sepertinya bukan masalah bagi Alla.

"Ya, kau memang tidak perlu menginap. Mommy hanya ingin Mighty tinggal disini." ucapnya.

Max mendengus kesal, ia melirik pada Thor. Namun yang dilirik hanya mengangkat bahunya. "Tapi Mom, sekarang Mighty tinggal bersamaku."

"Mommy tahu, karena itu mommy memintamu membawa Mighty kesini." sahutnya ringan. "Mommy ingin mengenal lebih dekat menantu mommy. Karena kemarin mommy langsung pergi berlibur." katanya menjelaskan.

Mighty yang menjadi topik pembicaraan hanya diam saja, menurut nya tinggal di mansion atau di penthouse tidak ada bedanya. Tapi jika tinggal di mansion, ruang geraknya lebih luas, ia bisa berjalan-jalan ke taman belakang, atau taman khusus milik Alla.

.....

Max memasuki penthouse nya dengan langkah berat, ia terpaksa meninggalkan Mighty di mansion Gorevoy. Tadinya ia pikir akan biasa saja, akan tetapi saat melihat sofa ruang tamu, ia merasa ada sesuatu yang hilang.

Biasanya Mighty akan duduk di sofa itu dengan makanan di pangkuannya, hanya beberapa hari Max melihat itu, tapi ia merasa kehilangan. Dan saat matanya melihat dapur, tidak ada lagi wanita yang memasak dengan apron, tidak ada aroma lezat, dan tidak ada sesuatu yang mengganggu pandangan nya.

"Sepertinya aku sudah gila." gumam Max melepaskan jas mahalnya dan melempar ke sembarang arah.

Saat hendak membuka pintu kamarnya, Max urungkan. Ia berbalik dan keluar dari penthouse dengan menggelengkan kepalanya. Ada rasa tidak nyaman meninggalkan Mighty di mansion, padahal mansion itu memiliki sistem keamanan canggih.

Dan disinilah Max berada, ia menatap pintu besar mansion itu dari dalam mobil. Kemudian ia turun dan melangkah dengan pasti, kondisi mansion utama sudah sepi, karena para maid sudah kembali ke paviliun belakang, waktu sudah menunjukkan dini hari.

Max berjalan mengendap-endap seperti pencuri, ia menuju kamar tamu yang ditempati Mighty. Karena ia melarang Mighty memasuki kamarnya yang ada di mansion.

Terlihat Mighty sedang tidur pulas, hingga tidak tahu jika ada penyusup memasuki kamarnya. Max menghela napas lega, dan duduk disamping ranjang. Menatap wajah tenang Mighty dengan perasaan yang sulit diartikan.

Lalu pandangannya beralih pada perut buncit Mighty, sudah satu bulan berlalu sejak pemeriksaan kandungan saat itu. Dan bulan ini Mighty belum memeriksakan kandungannya. Reflek tangan Max mengusap perut itu, perasaan hangat menjalar dalam hatinya.

"Engghhh ... Max, kau masih di sini?" Mighty setengah sadar melihat Max berada dalam kamarnya.

Max menatap lembut Mighty, sesuatu yang tidak pernah Max lakukan sebelumnya. "Apa aku mengganggu tidurmu?" tanyanya.

Mighty tersenyum, sepertinya ia bermimpi melihat Max yang bersikap lembut. "Kau terlihat tampan dan manis saat bersikap seperti ini." pujinya. "Sayangnya ini hanya mimpi." gumam Mighty, matanya kembali terpejam.

"Bagaimana bisa aku memimpikan pria kejam itu? Mana mungkin juga dia bisa bersikap lembut." sambung Mighty mencari posisi tidur yang nyaman.

"Dia pikir sedang bermimpi." gumam Max, sudut bibirnya terangkat. Ia melepaskan sepatunya dan membaringkan tubuhnya disebelah Mighty.

Pagi menjelang, Mighty menggeliatkan tubuhnya, merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya serta hembusan napas hangat menerpa wajahnya, membuatnya membuka mata. Terlihat wajah tampan Max tepat berada didepan wajahnya, posisinya sangat dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas Max.

Tampan, bahkan sangat tampan dan mempesona. Saat sedang tertidur seperti ini, tidak terlihat wajah dingin, datar, dan kasarnya. Membuat Mighty betah berlama-lama menatap suami tampannya.

"Sepertinya kau sangat terpesona padaku." kata Max tanpa membuka matanya.

Mighty terkejut mendengar itu, namun ia tidak mengalihkan pandanganya. "Hemm, kau sangat tampan. Aku ingin anak-anakku juga tampan." sahut Mighty, perlahan Max membuka matanya hingga pandangan mereka saling bertaut.

Hening, kedua mata itu saling menatap seolah bicara, namun tidak ada kata yang keluar dari mulut keduanya. "Jangan menatapku seperti itu, nanti kau jatuh cinta." ucap Mighty terlebih dulu memutus pandangannya, terlalu lama menatap mata Max tidak baik untuk kesehatan jantungnya yang kini berdetak kencang.

"Kau terlalu percaya diri, aku tidak akan jatuh cinta hanya karena menatapa seseorang." Max yang tadinya miring mengubah posisinya jadi terlentang, dengan kedua tangan berada dibelakang kepalanya.

Mighty duduk melirik Max yang ada disebelahnya. "Max, bagaimana kau ada disini? Dan bagaimana kau bisa masuk?" soalah baru sadar jika Max seharusnya ada di penthouse.

Max memejamkan matanya dan tersenyum. "Ada masalah jika aku di sini?" tanyanya.

"Tentu saja tidak, bukankah hal biasa jika suami merindukan istrinya." jawab Mighty, Max langsung menodongkan kepalanya melihat Mighty yang tersenyum lebar.

Sedetik kemudian seringai licik terbit di bibir Max. "Kau benar-benar, dan sekarang aku sudah tidak sabar." ucapnya, wajah Mighty menegang, perasaannya tidak enak melihat seringai licik itu.

Mighty beringsut menurunkan kakinya dari ranjang. "A-ku mau mandi." namun dengan cepat Max mencekal tangan dan menahannya.

"Bukankah kau yang mengatakan jika aku merindukanmu, istriku." ucap Max dengan sorot mata mengintimidasi. Mighty menelan ludahnya susah payah, menyadari kesalahannya karena menggoda Max.

*

*

*

*

*

TBC

Kasih semangat dong🫠

1
Ids Manurung
gas update thor
Susapril Deping
Bagus Kok thor Ceritanya.
Aryati Ningsih
semua karyamu aku senang Thor ..lanjut sampai selesai ya ..
Cucu Nurhasanah
di tungguin banget up nya thor🙏
Cucu Nurhasanah
di tunggu bucinmu max😍
Cucu Nurhasanah
maaf Thor... ga biasa komen, yg jelas karyamu selalu d tunggu/Kiss/
Aryati Ningsih
semangat Thor ..paling suka baca novelmu
Aryati Ningsih
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!