NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:988
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

'Lumayan anak ini..' Batin Leon, melihat bagaimana ia akan bertindak setelahnya. Dan sudah memberikan nilai.

'Tapi...' Lanjutnya dalam diam

Dan saat ketika Rafael hendak menoleh kebelakang untuk memberi tahu jalan mana yang akan ia ambil, Rafael terkejut. Siapa coba yang gak terkejut, melihat buku, namun sudah berubah saja menjadi manusia? Dibelakang lagi, membuat kaget.

Yang membuat pundak Rafael sedikit naik saat melihat Leon. Itu wajar, karena Leon sendiri belum memberitahunya.

"Siapa kau?" Namun suaranya masih saja tidak berubah. Masih tetap dingin, walau jelas jelas tadi ia sangat kaget.

"Aku master mu.. Buku yang kau genggam itu.." Jawab Leon santai, dengan melipatkan tangannya di depan dada.

Dengan pakaian hitam, mata ungu, rambut hitam, dan pakaian nya yang bertuliskan huruf huruf mantra sihir.

"Hei nak.. Dengar.." Kata Leon santai, berjalan menuju Rafael. Melepas lipatan tangan depan dadanya.

Rafael tak menjawab, ia hanya menatap Leon dengan mata yang seakan mengakatan " Ha?". Menunggu Leon lanjut berbicara.

"Teknik mu itu tidak salah, tetapi cara nya yang salah.." Kata Leon memegang tangan Rafael.

Lalu mengangkatnya ke atas, lalu di rentangkan.

"Sebarkan!.." Kata Leon, "Jangan hanya terbatas dengan cara yang di ajarkan mereka... Justru kau lebih hebat dari mereka.." Kata Leon lanjut menyelesaikan pembicaraannya, sembari mengangkat kedua tangan Rafael.

Dengan begitu, seketika cahaya yang keluar dari mantra itu lebih bercahaya dan berkilau. Membuat kerangka kerangka kejadian yang akan mereka lalui bila memilih salah satu jalan semakin jelas, bahkan nampak dengan jelas seakan ia melihatnya sendiri di benaknya.

"Wah.. Aku bisa melihatnya..!" Kata Rafael, kagum, padahal sebelumnya penglihatannya sangat terbatas, kini, hanya dengan menyebarkan seluruhnya, semuanya tampak lebih jelas sekarang.

Dan tampak sekarang tangan Rafael tidak lagi lurus ke depan, tetapi di arahkan ke berbagai arah.

Yang membuat Leon tersenyum tipis.

"Aku melihat ada jalan buntu di kanan! Dan ada sedikit laba laba dan kecoa di sebelah kiri!" Kata Rafael, dengan mata nya yang terbuka namun di penuhi Aura biru es.

"Bagus... Kau menyadarinya" Kata Leon yang sepertinya sedari awal ia sudah menyadari tentang apa yang baru saja Rafael sadari.

Dengan begitu, pilihan yang tepat adalah mengambil langkah ke kiri, dan sebaik mungkin menghindari yang buntu.

"Bagus. Ujian pertama mu bagus.." Kata Leon, sembari mereka berjalan bersama ke jalur kiri.

Rafael tak merespon, ia tampak sedikit berpikir, yang mungkin itu tentang usulan yang di buat Leon.

"Kau benar.. Master.. Aku tak boleh terikat dengan cara mereka hanya karena mereka mengajariku dengan cara itu. Kau hebat Master!.."

Ujar Rafael setelahnya, dengan binar di sorot matanya, membuat tanda bahwa ia benar benar mengagumi Leon, dan di situlah bibit kepercayaan muncul.

Mendengar itu, Leon hanya memberi senyuman tipis, sembari tangan di lipat di belakang kepala.

Dan kini mereka berjalan menuju cahaya yang menuntun mereka untuk keluar dari sana.

Agak lama setelah nya.

"Kita keluar" Kata Rafael dingin, setelah mereka keluar dari got yang menjijikkan itu.

"Yah... Tapi sepertinya kita akan mendapat masalah segera.." Kata Leon, menyadari ada seseorang yang mendekat mendekati Rafael, dengan pakaian yang sepertinya guru di Akademi itu.

"Hey kalian!.." Seseorang yang sedang menghampiri Rafael itu tampak terengah engah.

"Sepertinya kita tak bisa kabur lagi sekarang.." Kata Rafael berbisik kepada Leon.

"Hei nak! Kenapa kau melanggar aturan Akademi ini!? Bahwa jam segini tak boleh lagi para murid untuk masuk perpus?! Bila pun kau ingin masuk, mengapa tidak menunggu besok saja?! Ingat aturan di Akademi ini kan?!"

Guru itu langsung berteriak tegas setelah ia sampai kepada Rafael, dengan intens nya. Sampai sampai mengeluarkan ludah saat berteriak.

Namun Rafael tampak tak bergidik sedikit pun, bahkan tatapannya seakan tak berbuat suatu kesalahan. Memang sebenarnya ia sama sekali tak merasa sedang melakukan kesalahan, pikirnya ia hanya masuk saja di perpustakaan itu.

"Kau tahu kan? Apa konsekuensinya bila melanggar aturan?!" Tanya guru itu lagi dengan nada tegas. Yang membuat Leon yang mendengarnya seperti tak di beri nafas.

Namun Rafael hanya menjawab dengan anggukan, seakan tak peduli dengan hukuman nya nanti, sulit ataukah mudah.

"Bagus kalau kau mengerti" Suara guru yang seakan sedang mode buas tadi berubah menjadi lunak, penuh dengan kasih.

Karena memang sebenarnya guru guru di Akademi ini tidak jahat dan kasar, mereka sebenarnya baik hati dan sangat peduli dengan murid nya. Hanya saja saat para murid melanggar aturan, maka para guru juga akan memberi respon yang pantas.

"Baiklah. Sekarang istirahatlah.. Hukuman-mu akan dilaksanakan besok, jadi bersiaplah.." Guru itu berkata lagi kepada Rafael. Dan berbalik setelahnya.

Namun saat hendak akan pergi, guru itu berbalik arah lagi.

"Ingat! Langsung tidur!" Kata nya. Suaranya benar benar membuat mereka ber dua sedikit merinding. Yang membuat Rafael cepat cepat mengangguk.

Lalu guru itu pigi setelahnya. Dan kini hanya tinggal Rafael seorang diri di tengah gelapnya malam di malam itu.

"Emangnya apa aturan yang kau langgar?" Tanya Leon memecah keheningan. Walau tatapannya seakan masih mengingat kejadian yang tadi.

"Di Akademi ini ada aturan, bahwa jam malam segini, tak boleh ada yang tidak tidur, karena jam segini ini adalah batas para murid untuk beraktivitas, dan harus segera tidur. Dan sekarang aku malah melanggarnya. Aku malah masuk ke perpus seakan aku pencuri"

Kata Rafael menjelaskan panjang lebar. Sembari mereka berdua berjalan menuju asrama. Dengan Leon yang masih dalam wujud manusia, yang hanya bisa dilihat oleh Rafael saja.

"Bagaimanapun, itu adalah kesalahanmu.. Kenapa nggak besok saja masuk perpusnya?" Leon bertanya setelah mendengar penjelasan Rafael.

Belum lagi Rafael jawab, Leon menyambung lagi omongannya.

"Eh.. Tapi bagus juga.. Aku mendapat kontrak dengan mu, dan aku bebas ya.. Berarti kau tak salah.." Kata Leon.

Rafael yang mendengarnya hanya memberi respon anggukan kepala dua kali. Namun tatapan dari matanya masih sama saja, tetap dingin.

"Wujud mu ini tak bisa dilihat oleh siapa pun kan..? Sekalipun tingkat Master?" Tanya Rafael setelahnya.

"Benar.. Tenang saja.." Kata Leon melipat tangan depan dada. Suaranya kini lebih santai dari sebelumnya, seakan telah mendapat kebebasan yang dari dulu ia incar.

Dan Leon tidak sedang berjalan, tetapi ia melayang mengikuti Rafael dengan kaki di lipat. Karena ia tidak bisa pergi jauh dari wujud buku nya. Makanya ia bisa melayang.

"Bisakah aku tak harus berbicara dengan mu, mereka bisa saja menganggap ku gila.." Kata Rafael.

Dan itu benar, jika orang lain melihat nya, mereka akan menganggap Rafael berbicara sendiri. Dan itu tentu saja membuat Rafael malu.

Tapi, Leon bisa mengatasinya.

"Tenang saja... Aku bisa mendengar batin pengkontrak, dan pengkontrak bisa mendengar batin ku juga, yaitu dengan mengaktifkan sihir ini" Kata Leon

Lalu tanpa basa basi ia menyebutkan mantra suatu rumus sihir lagi.

"Syranel"

Mantra yang keluar dari mulut Leon. Yang membuat tali seperti benang ber warna emas muncul, menghubungi dada Rafael dan Leon.

Cahaya itu seakan menyetujui nya. Dan saat itulah percakapan batin bisa di lakukan, dan dengan seketika benang itu menghilang, namun tetap ada, hanya saja tak kelihatan.

Dan percakapan batin itu tak bisa diputus, hanya dengan kehendak mereka ber dua saja. Bahkan sihir tingkat tinggi pun. Dan sihir ini tak kenal jarak, ia tak terhalang dengan jarak.

Jadi, dengan begitu mereka berdua jadi lebih mudah untuk menjalin komunikasi tanpa terlihat seperti org gila.

...----------------...

Sampailah mereka di kamar asramanya. Tampak kamar itu lebih banyak terbuat dari kayu ketimbang baja maupun besi. Dan di sana juga banyak terlihat tempat tidur yang tengah ditiduri anak anak disana.

Jumlahnya banyak, tapi masih bisa dihitung. Mungkin sekitar 10 lebih.

Ini untuk kamar asrama lelaki, kalau untuk perempuan di ruangan yang lain. Mereka tidak boleh satu kamar.

Dan sepertinya tempat tidur milik Rafael yang di sebelah jendela. Dekat anak yang berambut biru.

Tapi, sepertinya mereka tak berteman baik, pikir Leon saat melihat tatapan Rafael melihat anak itu.

'Tidurlah.. Kita akan mulai latihan pagi pagi..' Kata Leon, menghilang, lebih tepat nya, rohnya masuk lagi ke buku yang kini Rafael letak di meja di samping nya.

Rafael mengangguk. Lalu tanpa basa basi mengambil posisi ternyaman nya. Mulai memejamkan mata nya. Menunggu pagi.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!