Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 16
MASALAH YANG MENJADI BESAR
Bersamaan dengan pelepasan dari dua orang tadi. Pintu terbuka lebar saat Yoona masuk dan melotot marah. “Aaaaaaaaaaa!!!!!” teriak wanita itu bak corong pecah yang langsung membuat Caesar dan pelayan tadi sama-sama menatap ke arah Yoona.
Caesar memejamkan mata dan bersandar malas saat pelayan tadi langsung membenarkan pakaiannya dan menunduk seraya bergegas pergi dari sana.
“Ada apa denganmu? Apa aku kurang seksi di mata mu sampai kau bermain dengan pelayan?” kesal Yoona dengan suara kecil dan nyaring itu yang hampir membuat Caesar budeg.
Pria itu menatap istrinya dengan santai. “Tidak sayang! Hari ini aku sangat senang, ada banyak kejutan yang membuatku tak percaya, aku sudah menunggumu sejak tadi, tapi kau menghilang entah kemana.” Jelas Caesar dengan penuh rekayasa.
“Benarkah?! kau mencariku?” Yoona wanita lugu meski dia seorang model, cintanya ke Caesar tidak main-main walaupun kedekatannya dengan Caesar dulu juga sama seperti pelayan tadi. Yang hanya sekedar satu malam saja, namun berujung menjadi pernikahan.
“Tentu! Aku tidak kuat menunggu lama, jadi aku harus mengeluarkan nya dengan pelayan tadi, dan sekarang kau sudah ada di sini. Kemarilah!” kata Caesar mengulurkan tangannya dan menatap ke istrinya yang tadinya menangis, kini tersenyum kecil meraih tangan suaminya dan duduk di atas pangkuannya di saat Caesar masih bertelanjang bulat.
“Aku sudah memakai dress ini, dan aku pikir ingin membuatmu senang.”
“Oh, dress yang seksi. Aku suka jika kau memakainya, kau terlihat sangat menggoda!” ucap Caesar yang kini suasana hatinya dengan membaik.
Tak tanggung-tanggung pria itu menyentuh dagu Yoona dan terus menggodanya hingga Yoona melupakan kejadian yang membuatnya marah tadi. Sangat mudah bukan membujuk wanita itu.
...*** ...
Keesokan paginya. pagi yang seharusnya sangat tenang dan segar, berubah menjadi kericuhan yang tidak mengenakkan di telinga Kalindi. Setiap pagi wanita itu akan bangun dan membuka jendela kamarnya untuk menikmati udara segar, namun senyumannya sirna ketika kedua matanya melotot melihat kehadiran beberapa orang yang sudah menunggu di halaman mansion.
“Astaga... Bagaimana mereka bisa datang?” ucapnya heran dan segera pergi keluar menemui pelayan yang berjaga di sekitar luar kamarnya.
“Hey, ada apa di luar? Bagaimana bisa para wartawan itu masuk ke Mansion?” tanya Kalindi dengan tegas dan masih mengenakan piyama merah bergaris putih.
“Tuan Kairo yang membiarkan para wartawan itu masuk Nyonya.” Jawab pelayan dengan kepala penuh hormat.
Mata Kalindi masih terbuka lebar dan terkejut saat Kairo sendiri yang menyuruh para wartawan itu masuk. “Aku sudah menutup rapat-rapat berita gempar di sini, dan para wartawan itu bisa mengetahuinya?” gumam heran Kalindi yang segera pergi menemui para wartawan tadi hanya dengan mengenakan piyama.
Namun saat ia bergegas, ia malah berpapasan dengan Lela, putrinya yang kini terlihat panik saat melihat keberadaan ibunya.
Tentu, keduanya saling menatap. “Ada apa? Kenapa kau terlihat ketakutan?” tegas Kalindi menatap ke Lela yang menggeleng.
Tak ingin membuang waktu, Kalindi hanya menatap tajam putrinya sebelum akhirnya dia melengos pergi, namun— langkahnya terhenti kembali saat dia sadar bahwa putrinya itu juga aktif menjadi konten kreator.
“Lela!” Panggil Kalindi Ayng seketika semakin membuat Lela tegang dan berbalik menatap ibunya.
“A-ada apa, Ibu? Aku harus ke kamar, ada tugas yang belum selesai sejak malam.” Jelasnya dengan penuh alasan.
Mendengar itu, Kalindi hanya mengangguk-angguk kan kepalanya dan berjalan mendekati putrinya. “Ya... Tapi aku juga tahu kalau kau sangat aktif dengan mulutmu.” Kata Kalindi yang semakin membuat Lela tak berani menatap nya.
“Tatap aku dan katakan kalau kau bisa mengontrol mulutmu, Lela! Aku harap kericuhan wartawan di luar sana tidak ada kaitannya dengan mulut polos mu itu, hm.”
Gadis itu masih menunduk dan menatap ke arah lain selain ke ibunya.
“Lela!” gertak Kalindi membuat Lela tersentak kaget dan langsung menatap nya.
“Katakan jika kau tidak membuka mulut.”
“Maafkan aku Ibu! Aku tidak tahu jika kematian ibu Kusuma harus ditutupi dari publik, dan aku hanya mengatakannya kepada temanku Erika. Mu-mungkin— ”
“Mungkin Erika yang membocorkan nya setelah mulut polos mu itu bersuara, Le... la.” Sambung Kalindi yang terlihat menahan emosinya.
Wajahnya sangat dekat dengan wajah Lela saat ini. Kalindi menggertakkan giginya sehingga itu membuat putrinya semakin ketakutan. “Apa yang harus aku lakukan kepada mu huh? Atas kesalahan yang tidak disengaja.”
“Maafkan aku Ibu— ”
“MAAF APA? SEKARANG PARA WARTAWAN ITU SUDAH DATANG DAN BERITA AKAN MELUAS!” kesal Kalindi yang kini berdiri tegap.
“Aku akan— ” Hendak memberi pukulan ke Lela, tangan Kalindi langsung dipegang oleh Kaira yang saat itu juga tak sengaja lewat.
Tentu, Kalindi menoleh dan menatap tajam disaat Lela sudah hampir menutupi wajahnya.
“Kau tidak boleh memukulnya hanya karena ketidaksengajaan yang Lela lakukan.” Kata Kaira yang langsung membuat Kalindi menarik kembali tangannya dari cengkraman Kaira.
“Jangan ikut campur, apa kau lupa siapa pembunuh di sini huh, berani sekali kau mengajariku.” Ucap Kalindi bersuara pelan penuh penekanan di setiap kalimatnya yang hampir tak membuat bibirnya terbuka saat berbicara. Ia menatapnya lekat dan berjalan mendekati Kaira.
“Tidak ada bukti jelas yang mengatakan akulah pembunuhnya. Dan pelayan itu juga meninggal di hari yang sama. Apa Anda tidak curiga akan hal itu?” tanya balik Kaira yang masih tak tahu apa-apa.
Kaki di terdiam dan menyeringai kecil. “Kau tidak akan tahu dunia seperti apa bangsawan itu gadis miskin.”
“Dan sekarang aku tahu, dan akan tahu secara perlahan Bibi Kalindi.” Balas Kaira yang berjalan ke arah Lela dan mengajaknya pergi dari sana.
“Apa? Bibi?”
“He-hey!! Kaira!!” panggilnya dengan lantang saat tak ada yang memperdulikan panggilan nya itu.
“Cih, keterlaluan. Rasanya aku tidak sudi bersandiwara baik dengan wanita sialan itu.” Gerutu Kalindi yang tak terima, namun dia tak tahu kalau semua itu akan menjadi senjata terbalik untuknya sendiri.
Di sisi lain, para penjaga di mansion mencoba menenangkan pra wartawan yang tak sabar ingin menemui keluarga Archipelago Attar yang gempar akan kematian dari salah satu anggota keluarganya.
Atas izin dari Raziq yang terpaksa, akhirnya menyuruh para wartawan tadi masuk ke aula pertama dan berkumpul di sana.
“Kenapa kau menyuruh mereka masuk ke mansion, Kairo? Kau tahu kematian Kusuma seharusnya tidak perlu dipublik, mereka hanya akan memperbesar saja.” Jelas Raziq yang saat ini menemui Kairo sebelum menemui para wartawan itu.
Mendengar itu, Kairo berbalik menatap pamannya dengan tatapan tegas. “Tidak ada yang memperbesar jika kematiannya wajar, Paman. Biarkan mereka bekerja, dan kita bisa diam karena ibuku sudah ada di tanah. Jangan khawatir.” Jelas Kairo tersenyum tipis namun masih terlihat sedih akan kematian ibunya.
Raziq terdiam saat Kairo berjalan melewatinya.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭