NovelToon NovelToon
Marry Or Kill: My Husband

Marry Or Kill: My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Balas dendam pengganti
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.

Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 TUAN MUDA REINDRA

Nadya dan Clarissa tersenyum puas, merasa ayah Clarissa akan menang. Sementara itu, Sera masi bingung dengan drama di depannya ini.

"Siapa sebenarnya Reindra?"

Pak Jaka yang sedari tadi diam, perlahan mengeluarkan ponselnya. Dengan ekspresi tenang tapi tegas, ia menekan nomor di layar dan menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"Pak Direktur, ini saya, Jaka. Ada urusan mendesak terkait Manager Herman. Mohon arahan."

"Hah, coba saja Tidak ada yang berani menyingkirkan saya apalagi kalian orang miskin" katanya lantang sambil mendengus.

Beberapa detik kemudian, ponsel Pak Herman berdering. Reindra yang melihat itu tersenyum. Pak Herman segera mengangkatnya dengan penuh percaya diri.

"Ya, halo? Ah iya Pak Direktur, kebetulan saya juga mau—"

"A-apa? Diberhentikan? Se-sekarang juga? Tapi, Pak Tolong beri saya kesempatan"

"Anda sudah menganggu Tuan muda jadi mulai beskk jangan menampakkan diri di perusahaan Wirajaya"teriak seorang dari balik telepon.

"Ayah itu bohong kan"bisik Clarissa.

Telepon itu ditutup sepihak. Pak Herman berdiri kaku, Clarissa masi menggoyang goyangkan tubuh sang ayah.Pak Jaka memasukkan ponselnya ke saku, lalu menatap dingin ke arah Herman.

"Perintah sudah jelas. Anda resmi diberhentikan mulai detik ini. Kartu identitas dan akses perusahaan akan dinonaktifkan dan jangan muncul lagi di depan Tuan Muda"

"Ini akibatnya kalau kalian seenaknya merendahkan orang lain. Ingat baik-baik, tidak ada yang bisa menginjak orang lain tanpa konsekuensi apapun" Reindra melangkah maju menatap Clarissa dan Nadya.

"Tu-tuan muda mohon, beri saya kesempatan. Saya sudah bekerja belasan tahun di perusahaan itu. Jangan hancurkan masa depan saya hanya karena masalah sepele anak-anak.” Suaranya lirih, penuh rasa putus asa" Pak Herman memohon mohon kepada Reindra.

Reindra tidak menjawab, hanya menatap lurus ke depan sambil menggenggam tangan Sera. Sera yang dipegang tangannya masi kebingungan.

"AYAH" Clarissa panik, menarik lengan ayahnya.

"Kenapa ayah malah begini? Harusnya ayah bela aku, bukan malah jadi begini"

Pak Herman menoleh tajam ke arah Clarissa, kemarahan tercampur rasa frustasi.

"Kamu! Semua ini karena ulahmu! Kalau saja kamu tidak membuat masalah, tidak membully seenaknya, ayah tidak akan jadi seperti ini" bentaknya.

Clarissa terperanjat, wajahnya memerah menahan malu di depan mahasiswa lain. Nadya pun ikut terdiam, tak berani bicara sedikit pun. Pak Herman kembali menunduk, mencoba menahan Reindra dengan suara memelas.

"Tuan muda, mohon beri saya kesempatan. Saya berjanji akan memperbaiki anak saya, saya tidak akan tidak akan mengulanginya lagi"

Namun Reindra tetap melangkah ke luar tanpa menoleh, hanya menggenggam tangan Sera lebih erat. Tatapannya lurus, dingin, seakan tak mendengar segala permintaan itu. Saat Reindra dan Sera baru berjalan beberapa langkah tiba tiba Clarissa mendapatkan telpon dari pihak kampus.

"Halo atas nama Clarissa anda dikeluarkan dari kampus karena melakukan pembully an"

"A-apa maksudnya ini? Aku dikeluarkan?" teriak Clarissa histeris, Nadya mundur karena tidak berani menahan sahabatnya yang kehilangan kendali.

Clarissa menutup teleponnya lalu menoleh menghadap ayahnya yang sedang terduduk lemas.

"Ini semua salah ayah Kalau saja ayah bisa melindungiku, aku tidak akan dikeluarkan dari kampus! Kenapa ayah malah diam saja" bentaknya dengan suara tinggi, air mata mulai mengalir di pipinya.

"Clarissa ini akibat perbuatanmu sendiri. Ayah sudah sering memperingatkanmu, tapi kamu tidak pernah mau mendengar malah sekarang kamu hancurin keluarga kita"

"Jangan salahkan aku Ayah yang gagal! Ayah yang membuat aku malu di depan semua orang" Clarissa menjerit menutupi wajahnya dengan tangan.

Mahasiswa lain berbisik-bisik, sebagian menatap iba, sebagian lagi menggelengkan kepala. Situasi itu menjadi tontonan memalukan bagi keluarga mereka.Pak Herman akhirnya menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangan. Ia marah pada putrinya, tapi lebih marah pada dirinya sendiri. Namun apa pun yang ia lakukan, semua sudah terlambat.

Sementara itu, Reindra dan Sera yang sudah berjalan semakin jauh memilih untuk tidak menoleh lagi, membiarkan semua drama itu berakhir di belakang mereka. Hingga sampailah Reindra dan Sera di taman depan kampus.

"Apa maksut tadi Tuan muda?"tanya Sera yang masi bingung.

"Kamu berbohong juga kepadaku?"tanya Sera.

"Aku tidak bermaksud membohongi mu Sera"kata Reindra halus.

"Tetapi apa maksud semua ini"Sera menunduk, hatinya terasa berat. Ada kecewa yang ia rasakan,Ia mundur selangkah menatap Reindra dengan tatapan sendu.

"Jadi selama ini kamu cuma pura-pura miskin? Kamu CEO muda yang orang-orang bicarakan itu?" suara Sera lirih nyaris tak terdengar.

Reindra menarik napas panjang, lalu menatap Sera penuh ketulusan.

"Iya, Sera. Aku memang menyembunyikan itu. Bukan karena ingin membohongimu, tapi karena aku ingin tahu siapa yang mendekatiku dengan tulus, bukan karena nama keluargaku atau uangku. Aku benci dengan orang yang suka berpura pura"

Sera terdiam, jemarinya meremas tas kecil yang ia bawa. "Tapi kenapa kamu nggak jujur dari awal? Aku merasa tidak dipercaya denganmu"

"Kalau aku bilang dari awal siapa aku, apakah kamu yakin kamu masih bisa bercanda santai denganku, seperti waktu pertama kali kita bertemu?" Reindra mendekat, menatap matanya dalam.

"Aku tidak ingin dimanfaatkan, Sera. Sama seperti kamu yang memilih menutupi identitasmu sebagai anak keluarga Maheswara. Kita berdua sama, kan?"

"Sekarang semua sudah terkuak,jadi kita tidak ada alasan untuk bohong lagi. Mulai sekarang kita harus saling jujur"

Perkataan itu membuat hati Sera bergetar. Ingatan tentang dirinya yang juga menyembunyikan status keluarga besarnya langsung terlintas. Ia juga tidak mau ada orang yang dekat hanya karena harta atau nama besar keluarganya.

"Kamu benar aku juga berbohong. Jadi sebenarnya aku nggak punya hak buat marah"Sera menggigit bibirnya, lalu menghela napas panjang.

"Maafkan aku Sera"kata Reindra pelan.

"Aku juga minta maaf Rei" Tanpa pikir panjang Sera memeluk Reindra.

Reindra yang baru pertama kali dipeluk oleh seorang wanita merasa kaget,tetapi ia senang bahwa gadis yang ia cinta dari lama mau memeluknya.

"Aku sungguh menyanyangimu gadis kecilku"batin Reindra.

Mohohn dukungannya teman teman jangaan lupa like dan komen biar author makin semangat updatenya🙀😽❤️❤️❤️

1
Intan Marliah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!