Hallo readers kembali ketemu di novel author yang ke 4.
kali ini ceritanya agak lain ya, author lagi pingin bawa cerita yang ada sedikit mistis nya, selamat membaca ....
Dio fandi pradika seorang cassanova yang terjebak di sebuah kampung yang jauh dari keramaian, dia di temukan oleh seorang pria yang misterius di dalam hutan, dan ia di bawa oleh pemuda itu ke luar dari hutan dan di bawa ke sebuah pondok sederhana yang berada di pinggir hutan.
pondok yang di tempati oleh seorang wanita cantik yang berhijab.
next...langsung ke episode satu ya readers
Mohon dukungannya ya ...HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDPJP 5
Dio terbangun dari tidurnya karena tiba-tiba udaranya sangat dingin, dia berusaha membenarkan sarung yang menyelimuti tubuh bagian atas nya, dan perlahan dio membuka matanya, ia bergerak mencari posisi yang nyaman.
" kenapa udaranya sangat dingin sekali " guman dio dan kemudian ia membenarkan sarung yang menutupi tubuh atasnya, dan kemudian ia memiringkan tubuhnya ke kanan, dan saat tubuhnya sudah miring ke kanan, ia sangat terkejut hingga ia langsung bangun dari tidurnya.
Dio melihat seorang pria yang sudah duduk tak jauh darinya tubuhnya membelakanginya.
" shit siapa kamu..." seru dio .
perlahan pria itu menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah dio.
" Sudah bangun.." ucap pria itu dengan muka datarnya.
Dio mengeryitkan dahinya dan mengingat ingat wajah pria dan suara pria yang depannya itu.
" Ah ..kamu pria yang semalem kan? " ujar dio.
pria itu tersenyum tipis dan menganggu .
" Kenapa kamu bisa masuk kesini"
" Kamu tak mengunci pintunya " ujarnya sambil merubah duduknya menghadap dio.
" Ambillah ini, ini ramuan dari bahan bahan herbal, balurkan di luka mu, biar cepat kering " kata pria itu sambil menyodorkan sebuah bungkusan dari daun pisang.
Dio mengambil bungkusan itu dan matanya langsung menatap pria muda itu.
" dingin ...apa ini dari lemari pendingin, dinginnya seperti es batu " ucap dio. pria itu tersenyum tipis.
" Kenapa semalam kamu pergi, kata Hani aku sendiri di luar, terus kenapa kamu bisa ada di sini, apa kamu saudaranya Hani, apa Hani menyuruh mu ke sini " tanya dio beruntun.
Pria itu tak menjawab tapi langsung berdiri dari duduknya, dio langsung mendongak kan kepalanya ke atas.
" Aku akan pergi, tolong jaga Hanifah..." ucap pria muda itu dan langsung berbalik dan melangkah pergi .
" Eh..tunggu dulu, kamu belum jawab pertanyaanku, kamu mau kemana, dan siapa namamu " seru Dio, dan ia berusaha berdiri dari duduknya.
" Auh...sssstt..." rintih dio merasa lukanya berdenyut nyeri, matanya menatap pintu yang baru saja tertutup.
" Kenapa ia buru buru sekali " ucap dio ia melangkah mendekati pintu dan kemudian memegang gagang pintu yang terbuat dari besi, kembali dio terkejut dan dengan spontan melepas gagang pintunya.
" shit ...kenapa dingin sekali, apa memang udara di sini sedingin ini, apa ini di kutub utara " ucap Dio .
Dio kembali memegang handle itu dan membukanya, kepalanya melongok ke luar pintu mencari keberadaan pria muda tadi.
" kemana dia, cepat sekali perginya, apa dia lari seperti flash" ucap Dio.
" Dia seperti hantu saja sat set datang dan menghilang " ujar dio .
Dan tubuh dio langsung terpaku saat sadar dengan ucapannya barusan .
Dan tiba-tiba hawa dingin menyelimuti ruangan itu, tengkuk dio kembali meremang.
Dio segera masuk kembali ke dalam kamarnya dan menutup pintunya rapat rapat.
" kenapa otakku jadi horor sekali, mana ada hantu di jaman gini, pasti ini efek baru bangun tidur tadi " gumam Dio.
Dio menatap bungkusan daun pisang itu dan membukanya, di situ ada ramuan dari daun daunan yang sudah di tumbuk halus.
" La ini kan pekerjaan manusia, masak hantu bisa buat ramuan seperti ini, ini pasti gegara reyhan yang suka sekali melihat film horor jadi otakku jadi ikut terpengaruh" Ucap dio .
" terus ini bagaimana makainya, apa ini aman, apa ini gak akan menimbulkan infeksi " gumam dio sambil menatap ramuan itu.
" Ah nunggu si Hani saja, biar dia yang mengobati, jadi bisa merasakan sentuhan lembut hani lagi " ucap dio riang.
" oh iya tatapan hani mengingatkan aku pada tatapan naya yang begitu lembut dan seperti memberi kenyamanan " ucap dio mengingat orang yang pernah ada di hatinya, tapi tak bisa memilikinya, karena kanaya lebih memilih pria lain sebagai pendamping hidupnya.
tapi tiba-tiba tengkuknya merasa dingin lagi, dio meraba tengkuknya dengan berdecak kesal.
" kenapa tengkukku selalu tiba-tiba dingin dan merinding " gumam dio.
" Ah bodo amat lebih baik aku makan siang, sambil menunggu my hani ..." ucap dio.
tapi saat melihat makanannya yang ada di meja kecil ia melihat jam tangan dan kalung dan cincinnya, tergeletak di situ.
dio meraih benda itu dan kemudian memandang benda itu dan kemudian tersenyum miring.
" Aku akan kembali, aku akan mencari kalian, tak kan ku biarkan kalian bernafas saat aku menemukan kalian, kalian sudah berani mengusikku" gumam dio dengan menyeringai seram.
*****
Setelah pulang dari mengajar, hanifah tak langsung pulang ke pondoknya yang ada di tepi hutan, Hanifah malah mengayuh sepedanya pelan dan memasuki wilayah desa di mana dulu dia tinggal bersama keluarganya.
Di dalam perjalanannya banyak mata melihat hanifah dengan tatapan waspada, curiga dan tatapan kebencian, tak ada seorang pun yang menyapanya.
" Lihatlah dia kembali..., kalau dia kembali pasti akan ada yang sakit keras dan bisa sampai meninggal, kenapa pak lurah membiarkan wanita itu berkeliaran di desa ini, bahkan melarang kita mengusik hanifah, nanti kalau ada yang celaka,pasti pak lurah bilangnya ini sudah takdir, tak ada hubungannya dengan hanifah " ucap seorang warga yang melihat hanifah mengayuh sepeda nya.
" Benar sebentar lagi pasti ada yang celaka " kata pemuda yang ada di situ.
" Ayo cepat kalian pulang dan sebarkan garam kasar di sekeliling rumah kita, sebelum senja hari, dan kasih tahu yang lainnya, biar kita terhindar dari bala" perintah seorang pria yang lebih tua dari mereka.
Akhirnya beberapa orang yang tadi sedang berkumpul di rumah salah satu warga langsung berhamburan pulang untuk menyebarkan garam kasar di sekeliling rumah mereka, mereka selalu melakukan itu jika melihat Hanifah memasukki desanya.
Hanifah tak memperdulikannya ia terus mengayuh sepedanya hingga ia tiba di sebuah rumah sederhana, rumah itu sedikit kotor, banyak daun daunan yang berserakan di halamannya.
Hanifah membawa masuk sepedanya dan menaruhnya di bawah pohon mangga yang rindang lantas ia masuk ke dalam rumah itu, rumah peninggalan kedua orang tuanya yang sudah meninggal .
Hanifah langsung pergi ke kamar orang tuannya dan membuka lemari pakaian Orang tuanya.
Hanifah terpaku melihat pakaian yang masih tersusun rapi itu, hanifah menatap pakaian itu dengan Air mata yang mengalir dari matanya.
Hanifah menjatuhkan tubuhnya, kini ia berjongkok sambil menangis sesengukan kepalanya di letakkan di atas lututnya, tubuhnya berguncang karena tangisnya.
" wanita sialan ..keluar kamu, pergi dari desa ini atau aku bakar rumah ini..jangan pernah menginjakkan Kakimu di desa ini, dasar wanita penyihir, wanita pembawa sial..."
#####
Assalamualaikum readers HAPPY READING salam sehat selalu .
hanifah kasian banget hidupnya dikelilingin orang" toxic, parahnya lagi mau diusir karena menyebabkan malapetaka/kesialaan bagi warga desa...
tapi dio akan ada selalu bersama hanifah menjadi garda terdepan untuk melindunginya.....
Semoga permasalahan dio cepat selesai bawa pergi hanifah ketempat yang aman....
seru nih pengalaman reyhan dan nino dihutan wingit hahaha berasa uji nyali
lanjutkan Thor, tetap semangat ngajarnya 💪
ternyata apa yang dbilang dio itu benar mama nya penakut...
semoga saja dio bisa kembali bertemu dgn ortuanya dengan membawa hanifah...