Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
"jadi selama ini kalian bermain di belakangku?"tanya Salwa tak percaya.
"sayang jangan salah paham kita nggak ada hubungan apa-apa"indra mencoba menjelaskan.
"kalau nggak ada hubungan kenapa tadi kalian suap-suapan mesra begitu aku nggak buta dra"teriak Salwa dengan mata berkaca-kaca.
"kamu salah lihat sayang"bujuk indra sambil meraih tangan Salwa tapi dihempaskan oleh Salwa.
"iya kita memang ada hubungan dan kamulah yang menjadi orang ketiga"kata Nadia.
"jangan gila kamu Nadia"bentak indra"jangan dengarkan katanya sayang dia bohong".
"maksud kamu apa Nadia?"tanya Salwa melepas tangan indra dan beralih menghadap Nadia.
"jangan dengarkan katanya sayang".
"diam kamu dra aku bertanya pada Nadia"bentak Salwa.
"Sebelum kalian jadian aku sudah punya hubungan dengan indra dan dia malah pacaran sama kamu".
Mendengarnya Salwa sampai tak bisa berkata-kata tanpa sadar airmatanya sampai menetes dengan sendirinya dia terduduk sambil menangis.
"kenapa kalian nggak bilang dari awal kenapa baru sekarang aku sudah anggap kalian lebih dari sahabat tapi kalian malah menusuk dari belakang"kata Salwa ditengah tangisnya.
"aku sayang sama kamu sal".
"kalau kamu sayang kamu nggak akan lakukan ini ke aku"kata Salwa menghapus airmata nya dan berdiri"mulai hari ini kita putus dan aku nggak mau lihat kalian lagi".
"jangan sal aku nggak mau pisah sama kamu aku sayang sama kamu"rengek indra.
Salwa menghempaskan tangan indra dan pergi dari restoran tersebut dia terus keluar dan berlari.
Di depan restoran bima masih menelpon seseorang saat menengok dia melihat Salwa keluar dari restoran dan berlari.
Bima mematikan panggilannya dan berlari mengejar Salwa.
Saat sudah ada di belakang Salwa,bima meraih tangannya dan Salwa langsung berhenti.
Bima membalikkan badan Salwa yang masih dalam keadaan menangis Salwa memeluk bima dan menangis sesenggukan.
Bima tidak melepaskan pelukannya dia hanya diam bima juga nggak diam tidak mau bertanya dulu apa yang terjadi.
Setelah agak mendingan bima melepas pelukan Salwa dan menawarkan Salwa untuk makan tapi Salwa menolak dia ingin pulang.
Bima membawa Salwa pulang selama dalam perjalanan Salwa diam dia juga menyandarkan kepalanya ke kaca mobil.
Tak lama mereka sampai dirumah Salwa langsung berlari ke kamarnya sedangkan bima menelpon Danang dia mau tahu apa yang terjadi dengan Salwa tadi.
Bima memanggil Mak Nor dan menyuruhnya ke kamar Salwa untuk menemaninya karena Salwa terlihat sangat sedih.
Sedangkan bima ke kamarnya dia ingin membersihkan tubuhnya.
Beberapa menit kemudian bima keluar dari kamar mandi dan melihat hpnya bunyi itu dari Danang.
Bima mengangkatnya itu dari Danang memberitahukan yang terjadi dengan Salwa di restoran tadi.
Malam harinya bima pergi ke kamar Salwa dia mengetuk pintu kamar Salwa dan dibuka Salwa dari dalam.
"ada apa?"tanya Salwa lesu"kalau mau berdebat aku lagi nggak mood".
Bukan menjawab bima malah nyelonong masuk ke dalam kamar Salwa.
Salwa terus protes dan kesal tapi bima malah asik duduk di sofa yang ada di dalam kamar Salwa.
"jelasin ke aku apa yang terjadi tadi kenapa kamu nggak jadi makan malah keluar menangis"pinta bima.
"itu urusanku nggak ada urusan nya sama kamu aku mau istirahat kamu keluar saja dari kamarku"usir Salwa sambil berjalan ke arah tempat tidur dan merebahkan tubuhnya diatas nya.
Bima berdiri menghampiri Salwa dan menarik tangannya agar Salwa bangun,Salwa sempat menolak tapi bima memaksa menarik Salwa.
Akhirnya Salwa mengikuti bima karena bima tidak membiarkan tangannya di lepaskan.
Bima tidak membawanya keluar rumah melainkan pergi ke atap rumah.
"kamu ngapain ajak aku kesini apa kamu mau menyuruhku bunuh diri kejam banget sih hidupku ini semua nggak ada yang tulus menyayangi ku"Gerutu Salwa sedih.
"kamu itu omong apa sih lihat ke atas"kata bima sambil menyentil dahi Salwa.
Salwa melihat keatas dia tersenyum karena malam ini terlihat sangat indah di tempatnya berada dia seakan dekat dengan indahnya bintang yang bertaburan dilangit.
Salwa menengok ke bima ternyata bima sudah duduk disana Sawa mendekat ke arah bima dan duduk disebelahnya.
untuk sejenak Salwa melupakan kesedihannya dia juga tersenyum menurutnya saat ini hatinya bisa senang.
Pukul sebelas malam bima mengajak Salwa masuk ke dalam rumah karena sudah semakin dingin.
"makasih ya"ucap Salwa saat dia mau masuk ke dalam kamar bima hanya menganggukkan kepalanya dia kemudian berjalan ke kamarnya.
