NovelToon NovelToon
Mengubah Takdir Cintaku

Mengubah Takdir Cintaku

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Velia diperlakukan dingin oleh suaminya, Kael setelah menikah. Belum sempat mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan dirinya malah mendapati Kael mengkhianati dirinya.

Dalam semalam, Kael menunjukkan sifat aslinya membuat Velia tak tahan dan mengakhiri hidupnya. Namun, Velia justru terbangun di masa lalu dimana dirinya belum mengenal Kael sama sekali. Apa yang akan di lakukannya pada kesempatan kedua ini? Apakah gadis itu berhasil mengubah takdir? atau justru menempuh jalan yang sama?

cr cover: https://pin.it/5RJgxu4Ex :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Selamat, Nara!" seru semua rekan kerja dengan serentak. Semua orang bersuka cita merayakan keberhasilan Nara.

Di tengah acara, Nara izin ke toilet. Kael yang melihat wanita itu beranjak dari kursinya memutuskan untuk membuntutinya. Ia berdiri di koridor, menunggu Nara keluar dari toilet.

Saat wanita itu keluar dari toilet, Kael menyambar tangannya tanpa basa-basi, mendorong tubuh Nara hingga menabrak dinding, dan menghalangi jalan dengan tubuhnya. "Apa yang kau—" ucap Nara, matanya melebar seketika.

"Diam! Siapa dirimu sebenarnya?" gertak Kael mencengkram erat pergelangan tangan Nara.

"Lepas!" perintah Nara berusaha meloloskan diri dari pria di hadapannya.

"Aku tidak akan melepaskanmu sampai kau menjawab pertanyaanku," jelas Kael, rahangnya mengencang.

Nara tertawa pelan, "Tidak masalah kalau kau tidak mau. Aku bisa berteriak dan semua orang akan datang di sini agar melihat sifat aslimu!" ancam Nara menyeringai. Kael mendecak, sebelum akhirnya melepaskan cengkeramannya.

Keduanya kembali duduk di meja, mencoba bersikap seperti biasa. Kael sengaja duduk di samping Velia, tangannya meraih pangsit yang ada di atas meja dan menawarkannya pada wanita itu. "Kamu juga harus mencoba ini," ucapnya seraya menaruh pangsit goreng di piring Velia.

Velia bergidik, dulu trik ini berhasil membuatnya berdebar. Namun berbeda dengan sekarang, dengan tegas ia menolaknya. "Maaf, saya alergi dengan makanan laut," tolak Velia dengan ramah.

Kael menggaruk belakang kepalanya, "Begitu rupanya. Ah, ngomong-ngomong bagaimana kau akan pulang dengan siapa sebentar? Bagaimana kalau aku mengantarmu? Jalanan malam sangat berbahaya bagi wanita yang pulang sendirian," ucapnya lagi.

"Tidak perlu, Pak. Saya sudah terbiasa," ujar Velia.

"Satu-satunya yang membahayakanku adalah dirimu, Kaelion," batin Velia berusaha mengontrol ekspresinya.

Beberapa jam kemudian acara akhirnya berakhir, Daniel memesankan taxi untuk beberapa rekan kerja yang mabuk termasuk Kael. "Pak Daniel, Nara terimakasih banyak untuk hari ini. Saya pamit pulang," ucap Velia.

"Sudah larut, aku akan mengantarmu pulang," ujar Daniel menawarkan tumpangan.

Velia tertegun, "Ti-tidak usah, saya bawa mobil sendiri," ucapnya terbata-bata.

"Hei sudahlah, ikut saja. Benar yang dikatakan Daniel, sudah larut malam dan berbahaya bagi wanita untuk pulang sendiri. Daniel akan mencarikan orang untuk menyetir mobilmu," ucap Nara mendorong tubuh Velia.

"Bagaimana denganmu? Kau juga menyetir mobil sendiri, kan?"

"Jangan khawatir, Papa mengirim supir untukku," balas Nara berusaha meyakinkan Velia.

Setelah dibujuk beberapa kali, akhirnya Velia menerima tawaran Daniel. Mereka melambaikan tangan sebelum berpisah, sudut bibir Nara terangkat disusul oleh matanya yang menyipit. "Yes! Kerja bagus, Daniel! Mulai sekarang tunjukkan rasa cintamu padanya!" batin Nara mengangkat kedua tangannya yang mengepal sambil tersenyum girang.

Beberapa hari sebelumnya

"Nara! Gawat! Aku butuh bantuanmu!” teriak Daniel sambil membanting pintu kamar Nara dengan keras. Suara dentumannya menggema di sepanjang koridor rumah, seolah ada ledakan kecil yang mewarnai sore yang tenang. Napasnya terengah-engah seperti sedang dikejar-kejar sesuatu.

Nara tersentak ke belakang, sontak ia memutar kepalanya ke sumber keributan yang hampir membuatnya terjatuh. “Bodoh! Sudah ku bilang untuk mengetuk pintu terlebih dahulu!” bentak Nara memukul meja belajarnya dengan kuat.

“Maafkan aku. Tapi ini benar-benar gawat,” ujar Daniel, lalu berjalan mendekat ke arah ranjang Nara.

“Tolong bantu aku,” pinta Daniel sambil menjatuhkan dirinya ke tempat tidur wanita itu.

“Menyingkir dari ranjangku! Ini baru saja dirapikan tadi,” seru Nara. Wanita tu bangkit dari duduknya dengan kasar, membuat kursinya terjatuh ke belakang.

“Tadi malam mama kembali mengungkit soal wanita,” ucap Daniel, lalu meraih bantal Nara dan memeluknya.

“Lalu aku bilang kalau aku ingin menikahi wanita pilihanku sendiri,” jelas pria itu sambil menatap langit-langit kamar Nara.

“Lalu?” tanya Nara, sebelah alisnya terangkat.

“Bibi menyetujuinya?” tanyanya lagi. Wanita itu berjalan perlahan, lalu duduk di tepi ranjang tepat di samping Daniel.

“Ya. Tapi dengan syarat aku harus memperkenalkan seorang wanita pada hari ulang tahun pernikahan mereka. Kau bisa membantuku?” jelas Daniel, lalu bangkit dari posisinya dan duduk berhadapan dengan Nara.

Nara menggeleng, “Itu mustahil. Dimana kau bisa mendapatkan wanita dalam waktu beberapa bulan?” balas Nara, melipat tangannya di dada. Wanita itu memejamkan matanya, seolah sedang mencari solusi dalam pikirannya.

“Bagaimana dengan wanita yang mengejarmu saat masih kuliah dulu? Ku dengar dia masih menanyakanmu pada teman-teman yang lain, mungkin saja kau bisa mendapatkannya kurang dari sebulan atau bahkan lebih cepat,” ucapnya sambil memiringkan kepalanya.

“Aku lebih baik menyetujui perjodohan ini dibanding harus berkencan dengan wanita itu,” ujar Daniel bergidik, lalu memegang belakang tengkuknya.

“Bantu aku mendekati Velia!” pinta Daniel dengan wajah serius, seolah sedang memperlihatkan keseriusannya pada Nara.

Nara menghela napas, “Sudah ku bilang berkali-kali, dia wanita yang tidak peka. Dan lagi waktumu hanya tinggal beberapa bulan,” ucap Nara sambil memijat pelipisnya.

“Baiklah! Terima kasih atas bantuanmu. Aku harus pergi membeli beberapa bahan untuk makan malam,” ucap Daniel sambil berdiri, lalu berjalan keluar kamar, meninggalkan aroma parfum maskulin samar yang tercampur udara senja.

“Hei! Aku belum menyetujui permintaanmu!” teriak Nara. Wanita itu lalu menoleh ke tempat Daniel berbaring, melihat seprai yang berantakan karena ulah Daniel.

“Dasar Daniel Bodoh!” jerit Nara, mengangetkan seisi rumah.

...****************...

Sementara itu, di dalam mobil Velia dan Daniel terjebak dalam suasana yang canggung. Daniel menelan ludahnya dengan kasar, mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya.

Mata Velia sontak melebar setelah mendengar pertanyaan Daniel. Keduanya saling melempar pandang beberapa saat, tak ada kalimat yang keluar dari mulutnya seolah semua kata-kata itu tertahan di tenggorokannya. "Tidak ... jangan seperti ini, Daniel," batin wanita itu.

1
SugaredLamp 007
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Rhea: Halo/Bye-Bye/, aku usahain update setiap hari ya kak
total 1 replies
indah 110
Kisahnya bikin baper thor, semangat terus menulisnya!
Rhea: Halo! terimakasih ya udah baca /Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!