"Setelah bertahun-tahun diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri, senja Aurelie Wijaya anak kandung yang terlupakan memutuskan untuk bangkit dan mengambil alih kendali atas hidupnya. Dengan tekad dan semangat yang membara, dia mulai membangun dirinya sendiri dan membuktikan nilai dirinya.
Namun, perjalanan menuju kebangkitan tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan rintangan yang berat, termasuk perlawanan dari keluarganya sendiri. Apakah dia mampu mengatasi semua itu dan mencapai tujuannya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 17
"Papi gak habis pikir, Senja! Kenapa kelakuan kamu semakin liar sekarang? Contohlah Caca, yang selalu membuat Papi bangga!" teriak Rudy, suaranya bergetar karena marah dan kecewa. Ia menatap Senja dengan tatapan tajam, penuh kekecewaan yang mendalam. Rudy merasa telah gagal mendidik Senja, dan membandingkannya dengan Caca semakin menambah luka batinnya.
Senja sama sekali tidak takut dengan kemarahan Rudy. meskipun Perbandingan yang dibuat ayahnya sangat menyakitkan. Ia merasa dirinya selalu dibanding-bandingkan dengan Caca, dan selalu kalah. Ia merasa dirinya tidak pernah cukup baik di mata ayahnya.
Sekar mencoba menenangkan suaminya, "Sayang, jangan seperti ini. Senja masih anak kita. Kita harus membantunya."
Namun, Rudy tampak tak bergeming. Amarahnya masih membara. "Membantunya? Bagaimana caranya? Dia sudah keterlaluan! Balapan liar, membohongi kita semua!"
radit mencoba menengahi, " papi, mungkin kita perlu bicara dengan tenang. Kita harus mencari solusi, bukan hanya menyalahkan Senja."
Namun, Rudy tetap keras kepala. Ia merasa telah kehilangan kepercayaan pada Senja. Ia merasa Senja telah mengkhianati kepercayaan dan harapannya. Caca, yang masih berada di sana, menatap Senja dengan senyum kemenangan. Ia berhasil membuat keluarga Senja berantakan, dan Senja semakin terpojok. Suasana semakin tegang, dipenuhi oleh amarah, kecewa, dan air mata. Konflik dalam keluarga Senja semakin membesar, dan masa depan Senja tampak semakin suram. Caca berhasil mencapai tujuannya.
Helena, sang nenek, yang selama ini hanya diam mengamati, tiba-tiba berdiri. Suaranya yang berwibawa langsung membungkam semua orang. Tatapannya tajam, tertuju pada Rudy.
"Kamu yakin, Rudy? Kamu menyuruh putri kandungmu sendiri mencontoh anak pungutmu ini? Kamu mau Senja menjadi jalang seperti si Caca ini?" kata Helena dengan tegas, suaranya bergetar karena emosi. Kata-katanya menusuk, mengungkapkan luka lama dan ketidaksetujuannya terhadap perlakuan Rudy terhadap Senja.
"Maksud Mommy apa, kok bilang putriku seorang jalang? Caca anak baik-baik, Mommy! Gak seperti cucu kesayanganmu itu!" Rudy menunjuk Senja dengan marah, suaranya bergetar karena emosi. Ia merasa tersinggung dan tidak terima dengan perkataan Helena. Ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa selama ini ia telah bersikap tidak adil kepada Senja.
Sekar, yang melihat suaminya semakin kalap, dengan berani mencoba menenangkannya dan sekaligus mengungkapkan kebenaran yang selama ini terpendam. "Cukup, Papi! Kamu jangan tunjuk Senja seperti itu. Ini juga karena perbuatan kita yang selalu mengabaikan Senja dari dulu dan selalu mengutamakan Caca dalam segala hal," ungkap Sekar, suaranya bergetar menahan emosi. Ia merasa bersalah karena telah ikut andil dalam ketidakadilan yang dialami Senja.
"Oh, sekarang kamu membela anak nakal itu juga? Sama seperti Mommy kamu!" Rudy balik menyerang Sekar, matanya merah padam.
Sekar menatap Rudy dengan tatapan penuh penyesalan. "Jelas, karena Senja adalah putri semata wayangku!" ujarnya, suaranya terdengar tegas dan penuh penekanan. Ia menyatakan dengan jelas posisinya, bahwa ia akan membela Senja, putri kandungnya.
Senja, yang sudah muak dengan perdebatan yang tak berujung itu, mencari cara untuk menghentikan pertengkaran yang semakin memanas. Dengan langkah teguh, ia menuju ke arah TV. Tanpa sepatah kata pun, ia mencolokkan flashdisk ke dalam port USB dan memutar sebuah video.
Video tersebut menampilkan Caca, yang selama ini dianggap sebagai anak baik-baik, sedang jalan bersama seorang pria tua kaya raya—sugar daddy-nya. Video itu menjadi bukti nyata tentang kehidupan Caca yang sebenarnya, yang selama ini disembunyikan dari keluarga. Suasana menjadi hening seketika, semua mata tertuju pada layar TV, menyaksikan video yang mengejutkan itu. Rencana Senja berhasil. Ia berhasil membungkam ayahnya dan mengungkapkan kebenaran tentang Caca.
Caca membeku di tempat. Wajahnya pucat pasi, bibirnya gemetar. Ia tak menyangka Senja menyimpan video itu, video yang bisa menghancurkan citranya. Selama ini, ia selalu menampilkan dirinya sebagai anak baik-baik di depan keluarga Rudy, menyembunyikan kehidupan gelapnya. Sekarang, semua rahasia itu terbongkar.
Tatapan semua orang—Rudy, Sekar, Helena, ke 3 saudara laki-laki nya bahkan Senja—tertuju padanya, penuh kekecewaan dan amarah. Pandangan Rudy, yang selama ini selalu memujinya, kini dipenuhi oleh rasa sakit hati dan pengkhianatan. Sekar, yang pernah menganggapnya sebagai anak sendiri, kini merasa telah dibohongi. Helena, neneknya, menatapnya dengan tatapan penuh sesal dan kecewa. Bahkan Senja, yang selama ini menjadi rivalnya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, campuran kasihan dan jijik.
Caca mencoba mencari pembelaan, "Itu… itu bukan seperti yang kalian lihat…" suaranya terbata-bata, namun tak ada yang percaya. Semua orang telah melihat dengan mata kepala sendiri.
Rudy, yang selama ini membandingkan Senja dengan Caca, kini merasa sangat menyesal. Ia menyadari betapa bodohnya ia telah menilai orang hanya dari penampilan luar. Ia telah salah menilai Caca, dan telah mengabaikan Senja.
Sekar menghampiri Caca, suaranya terdengar dingin, "Keluar dari rumah ini, Caca. Kamu tidak pantas berada di sini."
Galih hanya menggelengkan kepala, wajahnya dipenuhi oleh kekecewaan. Ia merasa telah salah menilai Caca.
Senja hanya diam, menatap Caca dengan tatapan datar. Ia tidak merasa puas, tapi ia juga tidak merasa senang. Ia hanya merasa lega karena kebenaran telah terungkap. Caca, yang selama ini selalu menjatuhkannya, kini telah terjatuh sendiri. Kehidupan Caca yang selama ini disembunyikan kini telah terbongkar, menghancurkan citranya di mata keluarga Rudy. Ia harus menanggung akibat dari perbuatannya sendiri.
"Itu semuanya bohong, Papi, Mami! Itu pasti diedit sama Senja supaya kalian membenci aku!" Caca membela diri, suaranya bergetar, mencoba meyakinkan keluarga Rudy bahwa video tersebut palsu. Namun, ekspresi wajahnya yang panik dan mata yang berkaca-kaca justru semakin memperkuat bukti kesalahannya. Ia berusaha keras untuk membalikkan keadaan, tetapi semua orang telah melihat kebenarannya.
Rudy menatap Caca dengan tatapan yang sulit diartikan – campuran amarah, kecewa, dan rasa bersalah. Ia telah salah menilai Caca selama ini, terlalu percaya pada penampilan luarnya yang selalu tampak sempurna. Sekarang, ia menyadari betapa bodohnya ia telah membandingkan Senja dengan Caca.
Sekar menghampiri Caca, suaranya terdengar tegas, "Caca, cukup. Jangan mencoba berbohong lagi. Kami sudah melihat semuanya." Ia merasa kecewa dan dikhianati, terutama karena selama ini ia telah memperlakukan Caca seperti anaknya sendiri.
Galih, kakak Caca, menatap adik angkat nya dengan tatapan penuh sesal. Ia merasa telah salah menilai karakter Caca. Ia menghela napas panjang, "Caca, kamu telah mengecewakan kami semua." Suaranya terdengar lemah, namun penuh penyesalan.
Senja hanya diam, menatap Caca dengan tatapan datar. Ia tidak perlu membela diri. Kebenaran telah berbicara sendiri. Video tersebut adalah bukti nyata atas kehidupan Caca yang sebenarnya. Ia tidak merasa puas, tapi juga tidak merasa senang. Ia hanya merasa lega karena kebenaran telah terungkap.
Suasana di ruang tamu masih tegang. Caca yang terpojok, berusaha membela diri dengan sia-sia. Keluarga Rudy yang kecewa dan marah, menatap Caca dengan tatapan penuh penyesalan dan amarah. Kehidupan Caca yang selama ini disembunyikan kini telah terungkap, menghancurkan citranya dan hubungannya dengan keluarga Rudy. Konflik ini telah mengubah segalanya, membuka mata semua orang tentang kebenaran yang selama ini tersembunyi.