NovelToon NovelToon
Istri Bodoh Tuan Mafia

Istri Bodoh Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Roman-Angst Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seyna Darma, gadis yang dianggap bodoh karena trauma kematian kedua orang tuanya, hidup dalam siksaan paman dan bibi yang kejam.
Namun di balik tatapannya yang kosong, tersimpan dendam yang membara.
Hingga suatu hari ia bertemu Kael Adikara, mafia kejam yang ditakuti banyak orang.
Seyna mendekatinya bukan karena cinta, tapi karena satu tujuan yaitu menghancurkan keluarga Darma dan membalas kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 GAGAL

Saat melihat Kael,Seyna ingin menghampirinya tetapi tanganya di genggam oleh Alisha.

"Kau harus bersamaku," ucap Alisha datar.

Seyna hanya cemberut lalu berjalan sambil menunduk mengikuti langkah Alisha. Tetapi Kael yang baru saja masuk langsung tertuju ke arah gadis mungil itu yang terlihat lucu sambil mengenggam bonekanya.

"Cepat Seyna!" ucap Alisha sambil menggeret geret tangan Seyna, Seyna yang digeret merasa kesakitan dsn mencoba melepaskannya.

Hingga sampailah mereka di depan ibunda Amar dan Amar. Melihat Alisha datang ibunda Amar yaitu Jesika segera menghampiri mereka. Saat di hadapan sang mertua Alisha segera bersikap lembut dan sopan.

"Hallo tante, selamat ulang tahun. Ini kado dari saya buat tante," ucap Alisha sambil tersenyum.

Jesika segera menerima kado itu dan berterimakasih kepada Alisha lalu pandangannya berpindah ke arah Seyna yang sedang menatap kebingungan.

"Gadis ini siapa?"tanya Jesika.

Saat Seyna mau menjawab, tiba tiba Alisha sudah mendekat duluan.

"Oh dia itu hanya anak dari paman Riko yang dulu kecelakaan, makanya sekarang yang urus ayah dan ibu saya," jawab Alisha cepat.

Mendengar itu Jesika terkejut, ia baru tahu anak dari Riko dan Naya hampir seumuran dengan dirinya.

"Kamu anak dari Naya dan Riko?"tanya Jesika sambil mengenggam tangan Seyna.

Seyna hanya menatap wanita di hadapannya bingung lalu berkata dengan polosnya. "Mama dan papa?"

Jesika mengangguk dan buru buru memeluk gadis yamg sudah lama tidak ia temui.

"Akhirnya aku bisa bertemu lagi dengamu, putri dari sahabatku," ucap Jesika sambil terisak.

Seyna terpaku beberapa detik ketika tubuh Jesika merangkulnya begitu erat. Ia tidak tahu harus melakukan apa, hanya tangannya yang bergerak pelan menepuk-nepuk pundak Jesika seperti anak kecil yang bingung menghadapi seseorang yang menangis. Di balik ekspresi polos dan lugu itu, ada suara hati yang berbisik tajam.

"Jadi… sahabat mama masih hidup. Dan dia ada di sini.Wanita ini mungkin bisa jadi jalan menuju kebenaran dan balas dendam."

Pelukan itu usai, Jesika mengelap sudut mata dengan lembut, lalu memegang kedua tangan Seyna penuh kehangatan yang tidak pernah ia dapatkan dari Reni.

"Kau cantik sekali sayang mirip Naya," katanya tulus.

Seyna hanya tersenyum kecil senyum polos ala anak kecil, tetapi tatapannya penuh perhitungan.

Tanpa berpikir panjang, Jesika menarik tangan Seyna dan membawanya ke depan panggung, tepat di sebelah kue ulang tahun raksasa berwarna lilac. Ia menempatkan Seyna di sisi kanannya, posisi yang menunjukkan kedekatan istimewa. Itu seharusnya menjadi posisi Alisha.

Alisha berdiri tidak jauh dari mereka namun tak lagi diperhatikan. Senyum di wajahnya menghilang, ia sangat kesal darahnya sudah mendidih melihat hal itu.

"Baru datang, dan dia sudah menggeserku begitu saja?" gumamnya.

Sorot matanya lalu melirik ke arah salah satu pelayan pria yang berdiri tidak jauh yaitu pelayan yang sejak awal memang ia pandang. Pria itu mengangguk tipis. Sinyal sudah diterima.

Acara ulang tahun pun dimulai. Lampu sedikit diredupkan, iringan piano lembut terdengar. Para tamu fokus ke arah panggung, ke arah Jesika dan Seyna. Bukan calon menantunya yaitu Alisha. Jesika menggenggam tangan Seyna, bangga seolah membawa seorang putri ke tengah kerajaan.

"Terima kasih untuk semua yang hadir malam ini. Tapi hari ini juga spesial karena aku akhirnya bisa bertemu kembali dengan putri sahabatku, Naya."

Semua mata tertuju ke Seyna. Beberapa tamu mulai berbisik sebagian kagum, sebagian penasaran. Di sudut ruangan, Kael berdiri tegak, tangannya mengenggam gelas anggur. Pandangannya lurus pada Seyna, yang berdiri dengan gaya polosnya sambil memeluk boneka beruang. Di belakang tubuh anak kecil itu Kael melihat sesuatu yang tidak pernah ia sadari sebelumnya.

Kael mengerjap. Tidak, ini tidak mungkin. Seyna hanyalah gadis dungu yang bahkan tidak tahu cara bicara dengan benar. Itulah yang ia percaya. Tetap saja tatapan Kael tertarik seperti magnet di dalam diri Seyna., tanpa alasan.

Sementara itu, Alisha berdiri di antara kerumunan, wajahnya menyembunyikan amarah dengan sempurna. Ia ikut tepuk tangan, ikut tersenyum tapi matanya memantulkan satu hal yaitu kebencian dan keirian. Dan ketika pelayan yang bekerja untuknya mulai bergerak ke arah meja kue persis seperti rencana, alisha tersenyum tipis.

"Kita saksikan kejadian ini," gumam Alisha.

Lampu gantung kristal itu mulai bergoyang, suara gesekan besi terdengar samar namun cukup untuk membuat Kael sadar ada sesuatu yang salah. Detik berikutnya tubuh Seyna terdorong keras dari samping oleh pelayan yang diminta Alisha. Seyna kehilangan keseimbangan dan menabrak kue ulang tahun raksasa, menghancurkan dekorasi mewah hanya dalam sekali jatuh. Krim dan coklat menodai seluruh gaun Seyna.

Dan tepat di saat itu, kait lampu kristal putus. Semua yang terjadi setelahnya berlangsung begitu cepat.

"SEYNA!" Kael berteriak sementara orang-orang hanya terpaku ketakutan dan melindungi diri masing-masing.

Ia berlari, melompat tanpa pikir panjang, meraih tubuh Seyna tepat sebelum lampu raksasa itu jatuh menghantam lantai panggung. Kristal pecah berserakan, suara jeritan memecah ruangan.

Kael dan Seyna jatuh bersama ke lantai, tubuh Kael memeluk Seyna erat untuk melindunginya dari pecahan kristal. Napasnya masih terburu ia tidak memikirkan resiko, reputasi, bahkan dirinya sendiri. Refleks pertamanya hanya satu yaitu memastikan Seyna tetap aman.

Kael menunduk menatap wajah Seyna, suaranya gemetar sesuatu yang bahkan jarang terdengar darinya.

"Kamu… baik-baik saja?" Nada itu bukan marah, bukan datar melainkan takut kehilangan.

Seyna, dengan tubuh penuh krim dan coklat, hanya bisa mengangguk perlahan. Mata coklatnya berkaca-kaca, tubuhnya bergetar. Ia segera memeluk Kael erat, menenggelamkan wajahnya ke dada pria itu seperti anak kecil yang ketakutan.

"A… aku takut..kak," ucapnya pelan.

Kael refleks memeluk balik, seolah insting melindungi gadis di hadapannya muncul begitu saja.

Di sisi lain ruangan Alisha melihat adegan itu dengan rahang mengeras. Rencananya memang ingin mempermalukan Seyna bukan membuat Kael jatuh hati dan justru yang terjadi sebaliknya. Jesika dan Amar segera berlari ke arah mereka.

"Kael! Seyna!" teriak Jesika panik.

Para tamu mulai mendekat, suasana berubah kacau. Amar membantu Kael bangkit, sementara Jesika memeriksa Seyna dan memeluk gadis itu penuh rasa khawatir.

"Sayang, kamu tidak apa-apa? Kamu terluka? Coba lihat sini," suara Jesika bergetar.

Kael berdiri di samping, napasnya masih belum stabil. Ia tahu seharusnya mundur tapi matanya tidak bisa lepas dari Seyna.

"Untung kalian tidak terluka…" Amar mengusap wajahnya lega.

Seyna hanya menggeleng pelan dan menunjuk noda krim di gaunnya dengan wajah polos seperti anak kecil yang tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Jesika langsung tersenyum menenangkan, mengelus kepala Seyna seperti memperlakukan putrinya sendiri.

"Oh sayang, kamu pasti tidak nyaman seperti ini, ayo ikut tante, kita bersihkan dulu ya?"

Jesika merangkul Seyna untuk membawanya keluar dari kerumunan. Namun sebelum pergi, Seyna sempat menoleh sedikit melihat ke arah Kael. Padahal matanya tampak polos dan takut seperti anak kecil, tapi dalam hatinya ada kalimat yang tidak satu pun orang bisa dengar ia berkata dengan tegas.

"Lihat aku, Kael. Semakin kau melindungiku semakin aku bisa memegang kendali atas dirimu."

Kael hanya berdiri di tempat, terdiam, memandangi punggung Seyna yang pergi bersama Jesika. Ia belum sadar bahwa hidupnya baru saja berubah arah dan di sudut ruangan, Alisha mengepalkan tangan sampai buku jarinya memutih.

...

MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA VOTE,LIKE,KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHH

Jangan lupa follow buat tau kalau ada cerita baru dari othorrr!!

1
Bu Dewi
seru, lnjut lagi kak.. hehehhehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!