NovelToon NovelToon
CEO To Husband

CEO To Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 - Pelayan Club

“Apa? Kenapa?” tanya Lukas dengan bingungnya, alisnya terangkat tinggi seolah tak mengerti kenapa tiga temannya tiba-tiba menegur dirinya.

Padahal mereka mengumpulkan diri malam itu hanya untuk berbincang antar sahabat lama sekali-kali keluar dari tekanan pekerjaan dan keluarga. Tetapi Lukas, dengan gaya centilnya yang menjadi ciri khas, kembali membuat kekacauan kecil. Dia memang selalu begitu: troublemaker dalam setiap situasi. Dean dan Leon hanya memandangnya malas; Alaska bahkan tidak perlu bicara, cukup memberi tatapan tajam yang membuat satu ruangan ciut.

“Wah seperti saya mengganggu ya,” ucap gadis itu menggoda, pura-pura cemberut padahal jelas sekali dia menikmati perhatian yang terarah padanya.

“Ya nanti saja ya, aku akan memanggilmu,” ucap Lukas sambil menyentuh dagu gadis itu dan menaikkannya sedikit, gaya pria genit yang sudah hafal betul cara memperdaya wanita.

“Baiklah,” jawab gadis itu sebelum mencium pipi Lukas dan berjalan menjauh, sambil menggoyangkan pinggul dengan percaya diri.

Dean menggeleng, Leon menghela napas, dan Alaska hanya menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan ekspresi datar. Sudah biasa menghadapi Lukas yang demikian.

Wanita itu kembali ke meja bar dengan wajah kesal dia merasa upayanya menggoda Lukas tadi gagal memperoleh hasil. Harapannya malam ini pupus seketika. Vivi meletakkan tubuhnya ke kursi dengan suara “ugh” panjang, tanda frustrasi.

Di saat itu, Arum baru kembali dari ruangan VVIP setelah mengantarkan beberapa minuman. Begitu melihat Vivi memasang wajah seperti anak kecil yang mainannya direbut, Arum otomatis merasa bingung. Dia menunggu di area bar seperti biasa, tempat para pelayan menunggu pesanan baru dari bartender.

“Kak Vivi, kenapa kok cemberut gitu sih?” tanya Arum polos.

“Arummm!” Vivi langsung memeluk gadis itu. “Itu ih cowo di sana ganteng-ganteng. Kata kakak juga banyak duit mereka. Tapi satu pun gak mau digodain, malah pasang wajah malas. Terus ngapain ke club kalau cuma ngobrol sama minum doang?” keluh Vivi sambil meringis kesal.

“Haha mungkin orang kaya gabut, kak,” tawa Arum, mencoba menghibur kakak-kakak tempat kerjanya.

Vivi memutar bola mata dan menghantamkan kening lembutnya ke meja bar. Targetnya sama sekali tidak tertarik evening mission gagal. Padahal pria-pria seperti itu jarang mampir ke club kecil seperti ini. Tapi tampaknya dia tidak berniat menyerah begitu saja. Bibirnya melengkung membentuk senyuman nakal yang membuat Arum semakin bingung.

“Kenapa kak?” tanya Arum lirih.

“Diam sebentar,” bisik Vivi saat berbicara dengan bartender. Setelah selesai, ia mengambil beberapa minuman yang sudah diracik.

“Arum, kamu kasih minuman ke meja lima sana ya. Bilang dari cewek baju hitam tadi kepada cowok yang pakai tato di lengan,” ucap Vivi sambil mengedipkan mata.

“Kakak aja lah, nanti salah sasaran aku lagi,” keluh Arum.

“Enggak bakal! Kamu kan pakai baju pelayan. Please, ayo bantu aku. Bilang aku yang traktir ya. Sama ini botol bir yang lain,” pintanya sambil mengatupkan kedua tangan seperti anak kecil merengek.

Arum melirik ke arah meja lima yang agak sulit terlihat karena terhalang beberapa orang yang menari. Setelah beberapa detik, Arum mendesah panjang. Tidak mungkin menolak tatapan memohon seorang Vivi.

“Baiklah kak, sini deh. Demi kakak ya,” gumam Arum kesal, namun tetap mengambil nampan tersebut.

Di sisi lain, Alaska yang sejak tadi mengobrol dengan teman-temannya akhirnya merasa ingin ke toilet. Sudah satu jam lebih mereka bercanda, dan rasanya kepala mulai sedikit berat.

“Aku ke toilet dulu sebentar,” ucap Alaska sambil berdiri.

“Baiklah,” jawab mereka serempak.

Alaska berjalan melewati kerumunan. Cahaya lampu neon berpendar di kulitnya, membuatnya tampak semakin mencolok meski dia hanya berjalan dengan santai. Ketika ia melintas dekat bar, Arum yang baru saja memutar badan tanpa sengaja menatap punggung pria itu.

Gadis itu mengerjapkan mata. Ada sesuatu pada punggung lebar itu dan aroma parfum yang samar tertinggal di udara yang terasa familiar. Sangat familiar, bahkan membuat hatinya bergetar tanpa alasan.

“Sebentar… di mana ya aku pernah cium bau parfum itu?” gumamnya. Tapi pria itu sudah menghilang di balik lorong menuju toilet sebelum Arum bisa memastikan.

“Arum, hei ini! Kenapa diam? Kau mencari Madam?” tanya Vivi heran melihat Arum melamun.

“Eh tidak kak! Baiklah aku akan mengantarkannya dulu,” jawab Arum cepat.

Gadis itu kemudian berjalan melewati kerumunan orang-orang yang berjoget. Membawa banyak minuman di tempat sesibuk ini adalah tantangan tersendiri. Dulu ia sering menjatuhkan nampan karena tersenggol orang mabuk. Namun kini Arum sudah ahli. Tubuhnya lincah, kakinya gesit, dan perhitungannya tepat. Ia bisa menekuk tubuh sedikit, melangkah miring, dan melewati celah-celah kecil dengan cepat tanpa membuat minuman tumpah.

“Empat orang di sana ya? Kata Kak Vivi lima orang, tapi cuma ada empat… Tapi benar meja lima. Dan pria di sana ada tato di lengannya…”

Arum mengintip sedikit.

“Buset… ganteng-ganteng banget. Pantesan Kak Vivi murung.”

Ia nyaris terkikik sendiri.

Biasanya pelanggan di club ini juga tampan, tapi yang satu meja ini… berbeda level. Wibawa mereka seperti orang bule beneran, bukan bule KW.

Lukas terlihat jelas. Kaos hitam, celana loose, lengan dipenuhi tato bad boy vibes level tinggi. Lalu di sampingnya Leon dengan gaya simple namun bersih; auranya mirip Lukas, sempat membuat Arum mengira mereka kembar. Jeff hanya duduk diam, menunduk seperti tak mau ikut obrolan. Dan yang terakhir… pria bermata biru benar-benar biru yang membuat Arum terpana.

“Astaga… matanya biru. Pure bule. Haruskah aku pakai bahasa Inggris? Kak Vivi gak bilang sih… yaudah, aku coba deh…”

Arum mendekat, jantungnya berdetak kencang. Ia berdiri di samping meja.

“Excusume, ser,” ucap Arum dengan pelafalan yang… entah campuran apa.

“Ser this is water, her girl situ Vivi name girl. Kasih is bir this,” lanjutnya sambil menurunkan nampan dan berjongkok menempatkan minuman.

“PFTTT—HAHAHA! KAU BICARA APA SIH? Apa itu bahasa Thailand?” tawa Lukas meledak, membungkukkan tubuhnya saking kerasnya tertawa.

Arum mengedip tak paham.

“Loh bisa bahasa Indonesia ya kak? Saya kira gak bisa makanya saya pakai bahasa Inggris,” ujarnya polos.

Dean menatapnya bingung. “Ya siapa bilang gak bisa? Jadi itu bahasa Inggris?”

“Loh masnya pure bule juga bisa Indonesia yes?” tanya Arum sekali lagi.

Lukas kembali tertawa seperti orang gila. Arum benar-benar gemas dan malu tapi wajahnya tetap datar seperti biasa. Ia meletakkan minuman satu per satu di meja.

“Sudahlah om, jangan ketawa,” gumam Arum.

“Ini kakak cantik yang nyapa om tadi. Kak Vivi traktir minuman ini, jadi saya antarkan.”

“Pftt om,” tawa Dean mengarah ke Lukas.

“Hei! Aku tidak setua itu! Kau panggil aku om!” Lukas teriak hampir tersedak.

Saat itulah Alaska muncul kembali dari lorong toilet. Dari jauh ia melihat meja mereka sedang ribut dan seorang pelayan berdiri di sana, membuat Lukas tampak seperti kehilangan harga diri.

Lukas langsung memanggil dengan dramatis.

“Aska! Hei, dia mengatakan aku om! Pelayan ini!”

...----------------...

Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa follow dan masukkan ke favorit supaya kalian tidak ketinggalan update.

1
kalea rizuky
loo siapa kah itu
kalea rizuky
lnjut donk thor
kalea rizuky
goblok sok jagoan ama ibu tiri lampir aja kalah bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!