"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kakak-kakakan
"Ganteng sih tapi sayang_bia
"kenapa ? *****sayang*****?_zion
"mau gombali gue lu kan_zion
"dih najis, jelas gue mau bilang, sayang mukanya mirip penjahat kelamin_bia
"setan juga lu bocah_zion
"Iya, iya ini gue uda jalan ke rungan kalian" ucap bia menjawab telponnya, langkah gadis itu semakin cepat, menghampiri rungan no23, suasana tempat karoke kali ini bener-bener ramai tidak seperti hari biasa.
"Raa" ucap bia membuka pintu karoke yang di sebutkan lora di dalam sambungan telpon mereka tadi.
"Eh" bia terdiam menatap satu makhluk yang sedang menatapnya dengan memegang mic, dengan cepat bia kembali menutup pintu ruangan no 23.
Ia mengingat berulang kali ruangan no berapa yang di katakan lora tadi.
"Bener kok ruangan 23" beo bia membuka kembali pintu ruangan karoke.
Mata mereka kembali beradu, bia celingak-celinguk mencari sosok sahabatnya, sedangkan pria di dalam ruangan itu hanya menatap bia dengan wajah datar.
Bia kembali menutup pintu ruangan itu dengan sedikit keras, membuat pria di dalam ruangan sedikit berjingkat kaget.
"Dia kenapa sih" beo pria yang sedang memegang mic.
"Gila, itu manusia atau maneken" tanya bia pada dirinya sendiri.
"Gue bunuh juga lu raa" ucap bia melangkahkan kakinya ke meja resepsionis dengan wajah masam, bia sedikit menjijit saaat bertanya dengan salah satu staf yang berada di meja resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu dek" tanya staf perempuan kepada bia.
Mata bia menatap tidak suka kepada panggilan dari staf wanita itu untuknya.
"Anuh tante saya boleh tanya ruangan 23 apa bener atas nama lora" tanya bia membuat dua rekan wanita itu menahan tawanya.
"Sebentar ya saya cek" jawab wanita itu dengan senyum masam.
"Atas nama lucano khan fusenno, tidak ada atas nama lora" ucap wanita itu membuat bia tersenyum ramah.
"Uda tan saya uda ketemu makasih" ucap bia kembali berjalan menuju ke ruangan no 23.
"Terimakasih tante" ucap kedua rekan wanita itu menggoda.
"Ga lucu" balesnya kembali fokus bekerja.
"Bener kok berarti gue ga salah ruangan" bia membawa sesuatu di tangan kanannya dengan kesusahan, ia kembali membuka pintu ruangan dan tentu saja penunggu yang sejak tadi sudah lebih dulu stay di tempat kembali menatap bia dengan menaikan alis.
"Ngapain bocah aneh ini balek lagi" beonya menatap males bia yang sedang menatapnya dengan ragu.
"Anuh om, teman saya ada di sini ga" tanya bia, pria yang di panggil oom itu meneggakan badannya, matanya menatap bia dengan tajam.
"Lu manggil gue siapa tadi" tanyanya, takutnya ia salah dengar.
"Om" dua kata yang keluar dari bibir bocah itu berhasil membuat wajah pria itu menjadi masam.
"Lu kira gue oom lu" tanyanya di bales gelengan oleh bia, kan memang pria itu bukan oom nya.
"Terus ngapain lu manggil gue oom" tanya pria itu melipat kedua tanganya.
"Terus bia manggilnya siapa? Paman gitu" tanya balik bia membuat pria itu berdecak kesal.
"Lu bocah aneh dari mana sih"
"Ada ga teman bia" tanya bia tidak merespon ucapan pria itu.
"Mana gue tau teman lu yang mana bocah aneh"
"Ya uda sih kok nyolot banget"
"Ya lu duluan anjir yang bangkiti emosi gue"
Dua manusia di belakang bia menatap bia dengan heran, bagaimana tidak ia hanya memasukan kepalanya kedalam ruangan sedangkan badannya masih di luar, yang buat mereka lebih ga habis pikir sebenarnya dia lebih milih nyari teman atau musuh sih.
Lora mendorong bia agar sepenuhnya masuk ke dalam ruangan karoke.
"Apaan sih lu dorong-dorong gue" ucap sewot bia membalikan badan menatap sang pelaku.
"Loraa" teriak bia memeluk erat sahabat perempuannya itu.
"Lu berdua kenal sama bocah aneh itu" tanya pria yang mengenal lora dan lucano.
"Hmm teman SMA kami" ucap lucano.
"What" pekiknya.
"Apaan sih lu zion" ucap lora yang terkejut karena suara zion, yups teman debat bia sejak tadi adalah zion wakil ketua dari geng motor lucifer.
"Loraa dia oom mesum" tunjuk bia kearah wajah zion.
"Mesum kepala lu" zion menatap nyalang kepada gadis yang tingginya ke ga niat gitu.
"Emang lu mesum, muka-muka penjahat kelamin" ucap bia berhasil membuat seseorang yang datang tertawa terbahak-bahak.
"Diam lu setan" zion menatap gadis yang baru datang ke ruangan.
Lucano sedang menahan tawanya agar tidak pecah, sedangkan lora sudah terbatuk-batuk menertawai zion.
"Emang mukanya sepenjahat kelamin itu" tanya gadis cantik yang memiliki tinggi di hampr setara lora, bia menatap gadis itu dengan mengangguk.
"Zion, anak di bawah umur aja paham lu mesum" ucapnya mengejek zion sahabat dari kekasihnya sejak masa SMP.
"Kepala lu mesum" bales zion.
"Apanya anak di bawah umur" lucano membuka suara membuat gadis itu menatap kepada lucano.
"Berapa umur lu bocah" tanya gadis cantik itu.
"Lora umur gue berapa" tanya bia.
"Ngapain lu tanya gue setan, umur-umur lu juga" lora menjitak pelan kepala milik bia.
"23 tahun" ucap bia berhasil membuat gadis yang juga termasuk sahabatnya lora itu terkejut.
"Demi apa" tanya hazel.
"Demi ayah bia yang uda jadi ubi mungkin" bales bia tersenyum polos.
"Busettt" ucap lora dan lucano.
"Emang ayah lu dah mati" tanya zion.
"Ga tau" bales bia santai.
"Durhaka sekali" lirih hazel.
"Dia lebih durhaka, ninggalin gue sendirian" ucap bia dengan wajah santai.
"Bia kenalin ini zion dan ini hazel sahabat kami juga" ucap lora mengenalkan zion dan hazel.
"Bia" bales bia dengan senyum.
"Bia siapa" tanya hazel.
"Anabia princess askara" ucap bia.
"Kalo kakak" tanya bia kepada gadis cantik dengan gingsul manis.
"Hazel aevia ziella" ucap hazel.
"Umur kakak berapa" tanya bia.
"25" ucap hazel.
"Sama kaya lora" tanya bia di anggukin hazel.
"Kok umur lu masih 23 gimana ceritanya bisa jadi cs nya orang ini dua" tanya hazel
"Kan bia murid pinter jadi masuk sekolahnya di usia muda" ucap bia membuat lora dan lucano bersorak mengejek bia.
"Pinter bolos" ejek lora membuat bia menatap males sahabat perempuanya.
"Nama zion, zion siapa" tanya bia.
"Zion, zion abang" ucap zion.
"Kok ngatur" bales bia membuat zion kesel sendiri.
"Abang, bia gue sama lu tuaan gue" ucap zion.
"Ga mau" bales bia.
"Abang bia cuman satu" ucap bia.
"Sejak kapan lu punya abang" tanya heran lora.
"Sejak bia di sini" bales bia memberikan pie susu kesukaan lora.
"Kak hazel mau ga jadi kakak bia" tanya bia, membuat hazel tersenyum.
"Boleh" bales hazel.
"Oke ya sekarang kak hazel kakak bia" ucap bia menggandeng hazel.
"Sih paling pingin punya kakak" ucap lora membuka kue pie pemberian bia.
