NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 09

Dua jam kemudian

“Hei, apa Kau melihat kabut ?” Tanya Celestia pada pemilik kekuatan Suci level lima di sebelahnya.

“Kabut ? Tidak. Penglihatan ku jelas. Ini karena levelmu terlalu rendah, sehingga sedikit saja menggunakan kekuatan suci, Kamu sudah kelelahan. Beristirahatlah, karena sekecil apapun levelmu, akan sangat dibutuhkan dalam rombongan ini.”

“Baik, terimakasih atas perhatiannya” Ucap Celestia dan lanjut berucap di dalam batin nya , "Kabut hitam itu saja tidak Kau lihat, bagaimana bisa Kamu merasakan sekumpulan Monster yang sudah menunggu kedatangan Kita di ujung jalan yang di bungkus oleh kekuatan Suci ini ? Memang benar, porsi kekuatan Ku berbeda dengan Mereka.”

“Semua dalam posisi siap menyerang. Sebentar lagi jalan Kita tidak akan di selimuti oleh kekuatan suci.”

Sedetik setelah ucapan Ricard berakhir, Sekumpulan monster sudah terlihat sedang menunggu mereka dengan Nuansa membunuh yang Kuat.

Pertarungan kembali terjadi. Formasi demi formasi. Lingkaran sihir demi lingkaran sihir. Serangan kekuatan suci demi serangan kekuatan Suci. Pengobatan bagi yang terluka terus berlanjut seperti lingkaran setan yang berulang-ulang.

Lamanya pertarungan kali ini memakan waktu satu jam. Mereka semua sudah lelah, namun tetap melanjutkan perjalanan.

Seolah iba, Para Monster tidak ada yang muncul setelah itu. Para Pemilik Kekuatan suci juga sudah mengeluarkan gabungan kekuatannya untuk membungkus jalan dengan kekuatan suci sejauh 40 kilometer. Lebih jauh dari yang tadi. Salah satu Pemilik kekuatan suci level lima mengorbankan seluruh tenaganya untuk jarak yang sangat jauh itu. Saat ini dia sudah pingsan usai menggunakan seluruh kekuatannya.

Perjalanan aman pun terus berlanjut. Namun, Celestia terus merasa cemas. Mereka sudah masuk sangat jauh ke dalam hutan, namun ia belum melihat Lingkaran hitam dari hutan ini. Di mana Lingkaran itu berada ? Apa tidak sejalan dengan arah tujuan mereka ?

...***...

Siang hari sudah berganti dengan malam. Penglihatan manusia pun di rugikan dan menjadi keuntungan bagi para Monster di dalam hutan ini.

Untunglah yang menunggangi Kuda adalah para Kesatria berpengalaman, sehingga mereka tidak masalah jika tidak istirahat. Begitupun dengan para penyihir. Walaupun mereka bergantung pada besarnya ‘Mana’, setidaknya tubuh mereka dapat langsung pulih dengan kekuatan suci. Sehingga Mereka bisa menjaga Rombongan pedagang dan juga para pemilik Kekuatan suci yang sudah tertidur pulas di kereta barang.

“Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sangat aneh karena sejak tadi Kita tidak menjumpai satu monster pun.” Tutur Ricard was-was

“Apa Kita mendapat berkat Dewi untuk tiba tanpa gangguan ?”

“Astaga, Kau langsung beriman dalam keadaan seperti ini ? Dewi tak sudi menerima keimanan Mu yang tidak tulus itu, Rudi.”

“Hei, jadilah realistis Dani. Kebanyakan manusia juga seperti ini kan ?”

“Pfftt.. Apa-apaan— Hah ?!"

"...Ya Dewi,” lontar Ricard tak percaya dengan yang Dia lihat. Mata nya masih terbelalak tak percaya.

“Aktifkan Formasi.” Teriak Ricard saat melihat Monster jenis baru dengan tubuh yang besarnya sepuluh kali lipat dari Gajah, dengan leher yang lumayan panjang, mata berwarna merah dan Gigi taringnya yang dipenuhi air liur.

GRRTT.. GRRAAHHKK.

Pertempuran kembali terjadi. Bukan Cuma monster aneh itu yang muncul sendirian. Secara serempak, para Monster lain langsung muncul dari berbagai sisi dan mengincar rombongan yang di pimpin oleh Ricard. Yang tertidur pulas langsung terbangun. Suara monster mengacaukan pendengaran mereka. Malam itu, Cahaya rembulan bersinar terang. Entah Dia memihak pada siapa.

Baru satu jam berlalu, formasi sudah kocar kacir. Tiga orang pemilik kekuatan suci sudah tumbang lantaran mengobati Kesatria dan para penyihir. Namun hal yang patut di syukuri adalah Monster aneh yang tadi berhasil di kalahkan dengan gabungan Sihir dan kekuatan suci dari sepuluh orang.

Hal ini semakin membuat Para Kesatria dan Penyihir tidak kenal takut. Mereka tetap bersemangat untuk menang, dan mengeluarkan senjata maupun jurus andalan, sampai...

DUGH DUGH DUKH DUKH DUKH

....Tanah yang bergetar bukan karena bencana alam, namun karena terdapat lima sosok monster aneh yang muncul dari berbagai sisi. Monster yang wujudnya membuat Ricard terbelalak barusan, Monster yang wujudnya sama dengan monster yang berhasil di kalahkan setelah menghabiskan satu jam penuh kini muncul sebanyak lima. Bukan satu, tetapi lima.

GRRAAHHKK..!!

Pekikan para Monster itu semakin menjadi saat melihat teman mereka sudah dikalahkan dengan sadis oleh sekumpulan manusia. Suara gabungan dari lima monster aneh itu membuat para Kesatria dan penyihir tertampar kenyataan pahit.

“KITA AKAN MATI!” Pikir mereka serentak.

Trangg.. Trangg.. Sringgg...! Blaaarrr...!!

Berbeda dengan Ricard, Dani dan Rudi. Mereka terus menggabungkan keahlian masing-masing untuk mengatasi monster yang mendekat.

“Pars*tan dengan keputusasaan. Aku harus keluar dari sini. Ada wanita yang harus ku lamar sesuai janji Kami di air mancur!” Teriak Rudi membara.

"Istriku sedang mengandung. Tak akan kubiarkan anakku menjalani kehidupan tanpa Ayah!" Sambung Dani.

“Benar. Ada banyak jiwa yang berada dalam tanggung jawabku. Jika ketakutan, siapa lagi yang harus mereka percaya ?” Sambung Ricard membabat habis monster yang menyerang.

Seolah mendapat dorongan, Kesatria dan penyihir yang lain mengeluarkan jurus mereka sambil berusaha mengontrol tubuh yang gemetaran.

Bohong jika di katakan Pertarungan hampir teratasi. Lantaran formasi perlindungan berhasil di robek dengan Gigi taring monster aneh.

GRROOOOHHKK..!!

“Ti.. Tidak!!” Lontar Celestia saat melihat para rombongan pedagang sudah tampak sangat ketakutan.

“Kyyaaaa....!!”

Yang di takutkan Celestia terjadi. Para rombongan Pedagang yang tidak memiliki kemampuan dalam bertarung akan dilahap oleh kepanikan. Teriakan kepanikan akan menyebar dan membuat orang lain ikut ketakutan.

Trangg.. Trangg.. Sringg... Sringgg... Blaaarrrrr.. Whuusss... Blaarrrr..

“Tetap di tempat kalian!” Teriak Ricard sampai wajah nya memerah.

Posisi Celestia jauh dari para rombongan. Saat ini Dia tengah mengobati kesatria yang terlempar kuat kearah pohon dan mengalami pendarahan dalam.

“Ricard, para rombongan pedagang!” Teriak Celestia

Traaanggg... Traaanggg...

GRROOHHKK..!!

“Aku sedang berusaha kesana!”

Para penyihir sudah membuat formasi perlindungan yang baru. Namun sekali injakan kaki, formasi itu hancur. Kaki salah satu monster aneh itu sudah sangat dekat dengan para Rombongan pedagang.

"!" Entah dorongan dari mana, kaki Celestia mulai bergerak ke arah monster aneh itu.

Manusia-manusia yang terduduk lemas di tanah benar-benar membuat mata Monster aneh itu terpikat. Tak kuasa menahan insting nya untuk segera melahap kumpulan manusia itu.

“I... Isidore, lari ke tempat lain.” Bisik wanita yang berperan sebagai Ibu itu.

Bukan hanya Isidore, semua orang langsung berpencar dan berlari ke arah yang berbeda. Menyisakan Ibu Isidore saja yang saat ini tidak bisa merasakan kaki nya lagi. Ketakutan berhasil menguasai nya.

Sang Ibu itu sudah siap menjadi korban. Asalkan bukan anaknya, Isidore.

“!”

Namun takdir berkata lain. Dari banyak nya orang yang berlari kocar-kacir ke berbagai arah, mata Monster aneh itu yang awalnya hanya terfokus pada wanita dengan tubuh yang gemetaran, malah teralihkan ke arah Isidore. Ke arah tubuh kecil yang berusaha sekuat tenaga melarikan diri.

GRROOOOHHHHH..

DUGH... DUGH..

Suara Monster yang sudah mengalihkan pandangan ke arah Isidore sontak membuat anak itu membeku di tempatnya. Posisi Isidore masih jauh dari Celestia apalagi Ricard.

“A..Ayah.. Ibu.. Kakak... Aku takut..” Tutur Isidore yang sudah membeku dengan tubuh gemetaran. Bahkan di saat seperti ini matanya enggan berkedip walau sudah penuh akan liquid bening.

GGGRAAHHH!!!

“Tidak..!!” Teriak Sang Ibu saat mulut Monster itu sudah terbuka dan siap untuk menyantap tubuh kecil Isidore.

...***...

...Jangan lupa like dan komen ya Guys. Neo butuh penyemangat lewat ketikan Kalian🫶 Silahkan pergi ke Chapter selanjutnya usai meninggalkan jejak Guys😌♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!