Spinoff The Lost Emir
Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Perlombaan MotoGP
Nandara mendapatkan kabar dari Farouq dan Mail bahwa kondisi Wening yang memiliki kesempatan operasi tapi kansnya 80:20 dan Wening memilih menunggu donor mata. Nandara hanya bisa menghela nafas panjang saat tahu bagaimana kondisi istrinya. Rasanya Nandara ingin segera pulang dan memeluk Wening untuk menenangkan hatinya.
"Emir Blair, anda tidak perlu khawatir. Dokter Rania dan Princess Charlotte sudah menyiapkan semuanya," ucap Farouq.
"Aku tahu Wening berada di tangan yang tepat tapi tetap saja, aku suaminya."
Farouq paham bagaimana rasa bersalah Nandara yang membuat princess Wening terluka.
"Emir Blair, anda jangan khawatir. Princess Wening adalah wanita kuat."
Nandara mengangguk.
***
Istana Al Azzam Blair Dubai
Wening duduk di pinggir jendela sambil menikmati udara sore kota Dubai. Wanita itu hanya bisa meresapi suasana melalui hidung, telinga dan kulit wajahnya. Hatinya benar-benar galau karena dia memilih untuk donor mata yang belum tentu ada cocok di bank mata Dubai. Rania tadi sudah meyakinkan bahwa dia akan mendapatkan donor mata untuk dirinya.
Suara pintu terbuka dan Wening menoleh. Suara langkah kaki yang sudah dia hapal. Tiba-tiba Wening merasa dirinya dipeluk dari belakang dan dirinya merasa emosi dari Nandara tersalur.
"I'm so sorry." Nandara meletakkan dagunya di bahu Wening.
"Tidak apa-apa, Nanda. Sungguh."
"Tapi Wening ...."
Wening menoleh dan hidungnya menyentuh pipi Nandara, membuatnya sedikit kaget hingga wajahnya merona.
"Sorry, aku menyentuh pipimu," ucap Wening.
"Tidak apa-apa."
"Nandara, tadi sudah rembukan dengan mbak Rania, Dokter El dan Dokter Aqil ... Masih dicarikan donor untukku." Wening tersenyum menenangkan suaminya. "Kamu tenang saja."
"Bagaimana bisa kamu tenang sementara aku panik tadi di Paddock!" ucap Nandara sambil melihat wajah manis Wening yang tampak tenang.
"Nandara, aku bilang aku sudah bisa menerima jadi tidak apa-apa. Aku ada kamu yang selalu mendukung, ada Oma Nura, ada mommy Charlotte, ada mbak Rania. Memang aku baru menikah kurang dari 48 jam bersamamu tapi semua memberikan perhatian dan cinta yang bisa aku rasakan," senyum Wening.
Nandara tidak tahan melihat bibir Wening dalam jarak dekat seperti itu dan mencium lembut. Wening terkejut karena merasakan bibir suaminya yang berada di bibirnya. Hanya sekilas tapi wajah Wening sudah macam kepiting rebus.
"Kamu ... belum pernah dicium orang?" tanya Nandara kaget tapi juga merasa senang karena istrinya masih polos.
"Be ... belum. Aku merasa ... Tidak nyaman ...."
"Oh ... Maaf jika aku membuat kamu tidak nyaman ...." Nandara melepaskan pelukannya namun tangan Wening menahannya.
"Bu ... Bukan begitu. Aku hanya ... Merasa mulut mereka ... Bau karena kamu tahu sendiri kan orang kulit putih di Inggris dan mereka jarang mandi?" potong Wening.
"Eh, aku rajin mandi! Aku didikan khas orang Indonesia!" protes Nandara pura-pura marah.
"Iya ... Kamu baunya itu bukan bau yang ... Kamu tahu kan? Dan aroma mulut kamu itu harum mint ... Plus kamu itu suamiku ...." Wening berdehem. "Lagipula kamu pasti suka kebersihan kan?"
"Kamu tidak tahu saja kalau kami tidak mandi pagi atau lupa gosok gigi ... Mommy sudah berkacak pinggang dan melotot seram," jawab Nandara.
"Yang benar? Mommy Charlotte?" Wening tertawa kecil karena tidak mungkin wanita denah suara lembut begitu bisa galak ke anak-anaknya.
"Kamu belum tahu saja seperti apa mommy aku sebenarnya!" Nandara meletakkan dagunya di atas bahu Wening lagi. "Kita akan mengusahakan pernikahan ini ya Ning. Aku tahu kita masih belum ada rasa yang gimana-gimana, tapi setidaknya kita saling mendukung satu sama lain. Oke?"
"Oke Nanda."
"Besok balapan, kamu harus temani aku. Meskipun kamu belum bisa melihat aku, setidaknya kamu temani aku," ucap Nandara.
"Baik Nanda."
Keduanya pun duduk sambil menikmati sore hari dekat jendela besar kamar Nandara.
Andaikan Wening bisa melihat, dia akan senang melihat pemandangan pantai pribadi dan laut biru yang indah - batin Nandara.
***
Untuk sementara soal donor mata, mereka tunda dulu karena Nandara harus balapan demi mendapatkan juara dunia lagi. Pria itu sudah siap diatas motornya dan membuat kejutan semua orang karena untuk pertama kalinya Ducati memakai seragam bewarna biru. Tommy Ducati memang ingin memberikan kenangan kakeknya dulu dengan memakai seragam biru hanya hari ini karena yakin, Nandara akan juara dunia. Poin yang dimiliki Nandara cukup jauh dari nomor dua klasmen.
Visualnya begini
"Emir Blair sudah diatas motornya, princess Wening," ucap Habibah.
Wening mengangguk. "Apakah para Emir dan istrinya datang?" tanya Wening karena mendengar suara ramai para iparnya.
"Iya Princess. Mereka sudah pada datang dan hendak ke ruang VVIP. Tapi saya harus disini menemani princess di Paddock," jawab Habibah.
"Wening, kamu disini ya menemani Nanda!" seru Diana.
"Baik Diana ...." Wening mulai fokus mendengar percakapan para tim suaminya.
Farouq dan Mail juga berjaga-jaga di sisi kiri dan kanan Wening. Mereka berusaha agar Wening tidak tahu berita bahwa banyak yang mengolok-olok Nandara yang menikahi gadis buta. Terutama para kaum hawa yang menyerang akun Instagram Nandara bahkan membuat reels di Instagram maupun TikTok.
Balapan pun dimulai dan Nandara pun langsung melesat membuat Wening merasakan bagaimana atmosfer disana sangat heboh. Habibah pun selalu update setiap Nandara berhasil memutari lintasan balap.
Wening pun berdoa agar Nandara benar-benar menjadi juara dunia dan itu menjadi juaranya yang keenam. Wening akhirnya mendengar suara heboh di Paddock suaminya yang bersorak gembira begitu juga dengan Habibah, Farouq dan Mail.
"Apa yang terjadi?" tanya Wening.
"Emir Blair juara Princess!" seru Habibah heboh.
Wening tersenyum dan mengucapkan Alhamdulillah karena suaminya resmi menjadi juara dunia. Suara sorak Sorai terdengar dan Wening bertepuk tangan atas prestasi suaminya.
Tak lama Wening merasa pelukan erat di tubuhnya dan kepalanya sedikit terkena helm. Wening akhirnya tahu siapa yang memeluknya.
"Selamat ya Nanda," ucap Wening.
"Terima kasih Wening!" balas Nandara dari balik helm.
"Nandara, kamu bersiap ke podium!" seru Tommy Ducati.
Nandara melepaskan pelukannya dan membuka helmnya. Tanpa ragu, pria itu mencium bibir Wening penuh semangat lalu dia memberikan helmnya ke Farouq.
"Aku ke podium dulu," ucap Nandara.
"Iya ...." Wajah Wening tampak berseri senang dan gugup jadi satu. Habibah lalu menggandeng tangan Wening dengan dikawal Mail menuju podium dimana Farouq sudah pergi mengawal Nandara.
Pria itu tampak senang diatas podium dan setelah perayaan serta pengukuhan dirinya juara dunia MotoGP musim ini, Nandara pun turun dari podium guna mencari Wening yang berada diantara banyak orang disana. Tanpa ragu, Nandara merangkul pinggang istrinya dan membawanya berjalan ke Paddock.
Banyak orang yang tidak menduga Nandara menikah dengan seorang gadis buta namun mereka bisa melihat, bagaimana Emir Blair itu sangat sayang dengan istrinya.
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
sistem patriarki memang masih ada di konoha ini
mbak hana kok ya irisan bawang ada dimari.... 😭
biarkan Wening bahagia dengan keluarga barunya..