Aku memang perempuan bodoh soal cinta, pacaran 5 tahun tapi menikah hanya 8 bulan. Tak pernah mendengar nasehat dari orang tua dan sahabatku, perkara pacarku itu. Aku nekad saja menikah dengannya. dalihku karena sudah lama kenal dengannya aku yakin dia akan berubah saat menikah nanti.
Ternyata aku salah, aku serasa teman tidur saja, bahkan aku tak diberi nafkah lahir, ditinggal dikontrakan sendiri, keluarganya tidak pernah baik padaku, tapi aku masih bodoh menerima dan sabar menghadapi tingkahnya. Bahkan cicilan dan biaya rumah sakit aku yang meng-cover. Gila gak? bodoh banget otakku, hingga aku di KDRT, dan itulah titik balikku berpisah dengannya, hingga menemukan kebahagiaan bersama seseorang yang sama sekali tak kukenal, tapi bisa mewujudkan impian pernimahan yang aku inginkan, hanya karena apa? restu orang tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOOMERANG
"Jangan jadi pelacur!" ucap Jovan setelah menerima pesan dari Fabian tentang Maya. Bahkan dia menjambak rambut Maya, jengkel setengah mati karena Maya masih berharap kembali dengan Fabian. "Aku tak akan menceraikan kamu."
"Dan aku tidak akan mau dimadu!" balas Maya tak takut. Hati dan pikirannya kacau sekarang. Ia sudah tidak menjadi satu-satunya wanita dalam hidup Jovan. Terlebih dia semakin kasar juga, buat apa Maya bertahan. Pikirannya tertuju apa dia sebaiknya mati saja, Jovan berkhianat, Fabian tak mau menerimanya kembali, apalagi Namira berhasil memberikan anak pada Fabian. Maya tahu Fabian tak mungkin segampang itu melepas perempuan yang sudah ia ratukan. Bodohnya, Maya saja yang terjebak dalam rayuan Jovan dulu.
"Kamu berani menentangku, lupa kalau keluargamu makan dengan uang recehku! Sepertinya kalau aku usik sedikit saja orang tua kamu, kayaknya menarik!" ancam Jovan sembari menyentuh pipi Maya.
Maya spontan menangis, sisa hidupnya hanya untuk melindungi orang tuanya dari ancaman Jovan. Ia semakin menyesal saja telah menikahi psikopat jahat seperti Jovan. Andai Maya menikah dengan Fabian, tentu ia akan bahagia sekali sekarang. Mendadak ia ingin marah pada keadaan dan ingin menonjok wajah Jovan.
"Jadi jangan pernah menghalangi rencanaku. Kamu tetap permaisuri dalam hidupku, tenang saja. Aruni tidak akan menggeser posisimu dan dia tahu!"
"Kamu tidak akan adil seperti papa, kamu bejat, kamu brengsek dan aku menyesal pernah melepas Fabian demi kamu!" teriak Maya.
"Menyesal saja. Orang kalau lebih mengutamakan uang ya harus terima resikonya. Lihat Namira, barundiberi uang sedikit oleh papa saja dia girang setengah mati. Sedangkan kamu sudah berapa puluh bahkan ratus juta, uangku membiayai orang tua kamu, tapi tak pernah kamu menampilkan wajah bahagia seperti Namira? Rasa syukur kamu kurang, dan begitu aku menyukai perempuan lain. Kamu merasa sangat tersakiti. Sudah berapa kali kamu mengirim chat pada Fabian? Sudah berapa kali kamu mengemis padanya? Sudah berapa kali kamu kirim foto syur untuk Fabian? Sebenarnya kamu duluan yang mengkhianati pernikahan ini, jangan pernah berlagak layaknya korban, meski kamu tidak sampai berhubungan badan seperti yang apa aku lakukan. Besok tanda tangani surat persetujuan aku menikahi Aruni, kalau tidak orang tua kamu yang akan menanggungnya," ucap Jovan sinis, lalu mendorong kasar Maya ke ranjang. Ia keluar kamar dengan kemarahan besar.
Di mata papa, Jovan lah si pengkhianat, tapi di balik itu semua, Maya justru menghubungi laki-laki lain dan menyatakan akan perasaannya. Beruntung Fabian tak pernah membalas chat itu, sehingga Jovan tak berniat kasar pada Fabian.
Jovan menuju ke apartemen Aruni. Ia sudah punya aksesnya, dan bisa kapan pun masuk ke apartemennya. Kebetulan malam ini dia longgar, tak ada kegiatan di rumah sakit. Amarah Jovan luntur seketika saat melihat Aruni memakai baju dinas istri berwarna merah, sangat tipis dan langsung memancing gejolak laki-laki Jovan.
"Wanita cerdas," ucap Jovan yang langsung melumat bibir manis Aruni. Mereka mulai berpagut mesra, saling rilis emosi dengan bercumbu. Tak ada yang bisa menghalangi mereka, bahkan Maya sekalipun. Jovan menemukan sensasi baru bersama Aruni. Dua orang pintar nyatanya tak luput dari jeratan godaan setan juga. Jovan bahkan bertingkah seperti halnya seorang bujang yang tak pernah merasakan nikmatnya bercinta. Dia menggauli Aruni dengan begitu semangat.
Meski menjadi calon dokter spesialis, nyatanya Aruni mau juga jadi simpanan pria beristri, kedua orang tuanya juga tak pernah curiga dengan aktivitas Aruni kalau tidak pulang. Mereka tahu kalau Aruni akan sibuk di rumah sakit tempat ia mengambil spesialis.
Sedangkan Maya meratapi nasib dengan menangis saja. Tak ada kekuatan untuk melawan Jovan, karena keluarganya memang bergantung pada suntikan dana dari Jovan. Entah sampai kapan keluarganya ini bisa hidup mandiri lagi. Mereka terus menggerogoti Maya untuk meminta uang. Rasanya Maya tak pernah merasakan bahagia semenjak mengkhianati Fabian. "Sampai kapan aku hidup sengsara begini!" ujar Maya sendu.
Semakin malam ia juga tak kunjung tidur, sisi ranjang sebelahnya yang biasa ada Jovan sekarang tak ada. Feeling sebagai istri, pasti Jovan ke Aruni. Ia pun sengaja menghubungi sang suami. Lama sekali tak diangkat, dan sekali diangkat ternyata suara perempuan.
"Kenapa Nyonya Jovan?" jawab Aruni seberani itu menjawab panggilan Maya. Jovan sudah tertidur pulas. Bahkan Aruni mengganti panggilan suara menjadi panggilan video. "Cantik tapi tak menggairahkan suami juga buat apa!" sindir Aruni sembari mengarahkan ponsel ke Jovan yang bertelanjang dada.
"Kamu cantik tapi punya kelakuan bejat!" balas Maya, Aruni tertawa saja.
"Aku bejat hanya untuk suamimu seorang. Uangnya banyak, dan juga sangat memuaskan di ranjang!" ucap Aruni tak tahu malu.
"Perlu kamu tahu, aku bisa menikah karena pengkhianatan, tak menutup kemungkinan kamu pun bisa dikhianati Jovan!"
"Huh takut! Nyatanya aku tak berpikir ke depan. Aku hanya menikmati Jovan sekarang saja."
"Kamu bisa bahagia sekarang, tapi karma akan mendatangimu, karena telah menyakiti hati istri sah!"
"Aduh, aku takut banget loh! Sumpah, takut sekali."
"Aku tak habis pikir, kamu bisa ya menjalin hubungan dengan suami orang. Padahal kamu seorang dokter, harusnya pakai otak cerdas kamu. Masih banyak laki-laki single di luar sana yang mau sama kamu. Setan!"
Aruni tertawa, ia sekarang berpindah ke luar kamar, agar bisa leluasa bertengkar dengan Maya. "Pantas saja Jovan tak betah sama kamu, omongan kamu kasar."
"Aku kasar hanya untuk orang yang tak tahu malu! Sekarang kamu bisa leluasa begini, tapi jangan heran besok. Belum pernah tahu kan, kekuatan istri sah seperti apa? Tunggu saja."
"Huu, apa itu ya. Aku kepo!" ujar Aruni masih tak berpikir kalau sejak tadi percakapan ini direkam oleh Maya. Begitu panggilan video berakhir, Maya sengaja mengunggah rekaman suara itu ke media sosial yang ia punya. Maya sudah tak peduli, bagaimana keluarganya nanti yang jelas. Kalau ia sudah dihancurkan Jovan, maka Jovan juga harus ikut hancur.
Pelakor zaman sekarang berani sekali ya, coba dengarkan wahai netizen dan aku minta doa agar aku kuat menghadapi ujian ini.
Maya sudah mengunggah, tengah malam ini ia manfaatkan untuk menyebar rekaman suara antara dirinya dan Aruni. Ia terus mengecek pergerakan view, like, dan komen pada unggahannya tersebut.
Ini siapa, May?
Suami kamu selingkuh May?
Wah, suara siapa nih.
Dokter mau jadi simpanan? Wow.
Jin Dashim.
Punya video gak?
Ai ini .
Maya tersenyum melihat unggahannya yang direspon banyak orang, yakin sekali akan fyp, dan kekuatan detektif netizen akan bisa membongkar hubungan Aruni dan Jovan.
Karma sih, May. Dulu bukannya kamu juga berkhianat.
Wah, dulu pelaku sekarang korban begitu kah?
Toxic juga lo May.
"Sial!" Maya melempar ponselnya, tak mengira kalau ada yang mengungkit masa lalu Maya dan Jovan. Boomerang.
up teros sampe pagi