NovelToon NovelToon
Suami Tampanku.

Suami Tampanku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Inara berdalih.

Setelah membaca pesan dari Inara, Faras pun memilih melanjutkan langkah menuju lift petinggi perusahaan yang akan membawanya ke lantai dasar.

"Kau pulanglah! Aku juga akan pulang sekarang!." ucap Faras pada asisten Fazal setibanya mereka dilantai dasar.

"Baik, tuan." patuh asisten Fazal. Namun begitu, Asisten Fazal baru ingin meninggalkan perusahaan setelah menyaksikan mobil tuannya itu berlalu. Buktinya, asisten Fazal masih terus setia berjalan dibelakang langkah Faras ketika tuannya itu hendak memasuki mobilnya.

Ya, mulai hari ini Faras berencana mengemudikan mobilnya sendiri tanpa bantuan sopir ataupun asisten pribadinya untuk berangkat dan pulang kerja. Sepertinya pria itu tidak ingin ada yang mengganggu kebersamaannya di mobil bersama sang istri.

Setelah duduk di balik kemudi, Faras kembali mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Mengecek lokasi GPS yang terpasang di ponsel sang istri. setelah mengetahui posisi sang istri, Faras langsung menghidupkan mobilnya dan berlalu meninggalkan area parkiran khusus petinggi perusahaan dan pergi ke lokasi GPS yang menunjukkan keberadaan ponsel Inara.

Faras menepikan mobilnya di jalan yang tak jauh dari Taman. dari balik kaca mobilnya Faras menyapu pandangan mencari keberadaan Inara. uasana taman tidak terlalu ramai sehingga memudahkan Faras menemukan keberadaan istrinya yang kini duduk termenung di kursi besi yang ada di bawah pohon pelindung yang lumayan rindang daunnya. Ia pun turun dari mobil hendak menghampiri sang istri. di dalam hati Faras saat ini masih bertanya-tanya mengapa istrinya ada di taman sementara pesan yang dikirim Inara tadi mengatakan ia ingin membeli keperluan pribadinya. Tidak mungkin kan supermarket sudah pindah ke taman.

"Gunakan? Tidak? Gunakan? Tidak? Gunakan? Tidak?." dari jarak yang sudah cukup dekat Faras mendengar Istrinya bergumam demikian sehingga pria itu diselimuti rasa penasaran, Terlebih Inara terlihat seperti sedang frustasi. Posisi Inara saat ini membelakangi posisi datangnya dirinya.

"Mas Faras...?." wajah Inara langsung pucat pasi menyaksikan tubuh tinggi tegap yang kini berdiri dihadapannya. Wanita itu sontak berdiri dengan kondisi gelagapan, menyembunyikan benda yang ada di genggamannya di belakang punggungnya dan itu berhasil memancing kecurigaan dihati Faras.

Faras mengintip ke arah tangan Inara yang kini disembunyikan dibelakang tubuhnya. cukup lama Faras berada dalam posisi yang sama, sampai dengan beberapa saat kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada Inara. "Kemari kan!." Faras mengulurkan telapak tangannya ke hadapan Inara.

"Bukan apa-apa kok, mas?." tubuh Inara semakin menegang. Takut-takut Faras mengamuk atau bahkan sampai menyeretnya setelah melihat apa yang disembunyikannya di belakang punggungnya.

Pada akhirnya Inara menyerah dan perlahan bergerak menunjukkan benda di genggamannya dihadapan Faras ketika tatapan pria itu sudah mulai terlihat berbeda.

Mati aku, Inara bicara dalam hati saat Faras mengetatkan rahang melihat benda itu. Suara dering ponsel yang berasal dari tas Inara membangunkan Inara dari lamunannya.

"Mbak Yuni."melihat nama salah satu pegawai SJ group yang merupakan satu-satunya teman dekatnya di kantor tiba-tiba sebuah ide tercetus dibenak Inara. tanpa membuang waktu ia segera menggeser ikon hijau di ponselnya guna menerima panggilan telepon dari wanita itu.

"Iya mbak, aku sudah membeli pesanan mbak. mana mungkin aku lupa." Inara berusaha mengukir senyum senatural mungkin.

"...."

"Tidak perlu merasa tidak enak hati mbak. akan aku berikan besok di kantor ya." lanjut Inara sebelum mematikan ponselnya sehingga membuat seseorang diseberang sana hanya bisa melongo akibat perkataan Inara yang membingungkannya. Titipan, memangnya aku titip apa ke Inara? perasaan aku nggak nitip sesuatu ke Inara? Seperti itu Kira-kira kebingungan yang menyelimuti Yuni setelah panggilan telepon terputus.

"Maafkan Inara, mbak." batin Inara memejam mata singkat sebelum memasuki kembali ponselnya ke dalam tasnya.

"Maaf mas, ini titipan mbak Yuni." kembali Inara mengukir senyum senatural mungkin dengan harapan suaminya percaya.

Ampuni hambamu ini Tuhan, sudah berbohong pada suami hamba. tapi semua ini terpaksa, daripada harus menghadapi amukan mas Faras. Di dalam mobil Inara sibuk komat-kamit dalam hati memohon ampunan dari sang maha pencipta atas kebohongannya. Melihat perubahan di wajah Faras ketika melihat pil kontrasepsi di taman tadi berhasil merubah keputusan Inara. sepertinya rasa takutnya akan kemarahan Faras jauh lebih besar ketimbang rasa ketakutannya untuk hamil.

"Ada apa?." Faras melirik pada Inara yang sejak tadi hanya diam saja, menatap ke arah jalanan.

"Bukan apa-apa kok mas." Inara menepis ketegangan dihatinya. Bagaimana tidak, saat ini Faras mengajaknya ke rumah Yuni guna mengantarkan pil kontrasepsi yang kabarnya titipan wanita itu. ketegangan Inara semakin bertambah saat mobil suaminya hampir tiba di depan rumah Yuni, begitu pun dengan irama jantungnya yang semakin berdegup kencang, khawatir Yuni akan mengelak akibat kebingungan. Ingin berkirim pesan pada sahabatnya itu khawatir ketahuan Faras karena suaminya itu sepertinya belum sepenuhnya percaya dengan alasannya, buktinya sejak tadi suaminya itu terus memperhatikan gerak-geriknya dengan ekor matanya.

"Bisa-bisa aku beneran diseret pulang sama mas Faras kalau mbak Yuni mengelak nantinya. Argh....." Inara benar-benar frustasi akibat keputusannya membeli pil kontrasepsi. padahal sudah terang-terangan Faras mengatakan tidak menginginkan adanya drama-drama pil kontrasepsi.

"Inara..." setelah menekan bel beberapa kali, pemilik rumah pun membukakan pintu. Yuni sudah berdiri di ambang pintu. sesaat kemudian wanita itu menangkap keberadaan Faras berdiri di samping pintu mobilnya dengan kedua tangan di dalam saku celananya. "Selamat sore, tuan Faras." sejenak Yuni terdiam. "Silahkan masuk Inara...tuan Faras..." dengan sedikit canggung Yuni mempersilahkan tamunya masuk ke dalam.

"Terima kasih." sahut Faras menghargai.

Sepertinya sekarang Yuni mulai memahami situasi yang ada.

"Maaf ya Ra, mbak sudah merepotkan kamu."

Perkataan Yuni ibarat hujan di tengah musim kemarau bagi Inara. Sungguh, Inara merasa sangat bersyukur karena hari ini Yuni sudah menjadi malaikat penolong baginya. teman sekaligus seniornya dikantor tersebut nampaknya peka dengan situasi. Biarlah besok Yuni mencecarnya dengan berbagai macam pertanyaan, setidaknya hari ini ia berhasil lolos dari kemarahan suaminya, begitu pikir Inara.

"Sama sekali tidak merepotkan kok mbak. Maaf ya kami tidak bisa lama-lama soalnya mama mertua pengen kamu segera pulang." Inara beralasan, ia cukup peka jika suaminya tidak ingin berlama-lama di rumah sahabatnya itu.

Setelah menyerahkan pil kontrasepsi yang masih tersegel tersebut kepada Yuni, Inara pun pamit undur diri.

Kau berhutang penjelasan padaku Inara, kurang lebih seperti itu arti dari sorot mata Yuni sebelum Inara meninggalkan rumahnya beberapa saat lalu.

"Lain kali jangan repot kan dirimu untuk orang lain! meskipun hubungan kalian cukup dekat bukan berarti dia boleh seenaknya saja meminta tolong padamu. temanmu itu juga harus tahu batasannya. Kamu itu istriku, aku tidak suka istriku diperintah seperti itu, sekalipun oleh temannya sendiri. Untuk kali ini aku akan memaafkan kelancangannya tapi tidak untuk lain kali." tegas Faras.

"Maaf, mas." sebenarnya maaf yang diucapkan Inara di sini lebih mengarah pada kebohongannya kepada sang suami.

"Maafkan aku, mbak Yuni." sesal Inara. Ia sungguh menyesali tindakannya yang secara tidak langsung merugikan Yuni.

1
Syiffa Fadhilah
kurang update atau apa sih hidup kalian sampai ngak tau kalo faras dah menikah. padahal resepsinya besar dan mewah loh kemaren
zheny pudji
udah GK pacar² yg ada udah punya bini
Felycia R. Fernandez
seringan apa kamu Inara,bisa diangkat kek anak kecil gtu😅
Felycia R. Fernandez
bener banget...
dan Inara gampang ke makan omongan orang...
Felycia R. Fernandez
Inara masih kepikiran tentang kamu yang menolaknya dulu,blom lagi kalian menikah karena perjodohan...
mana kepikiran Inara klo kamu juga mencintai nya...
zheny pudji
begitulah cew faras kira² apa apa hrus butuh pengakuan tindakan
Dwi ratna
cie...cie...udh syang²an ini, tinggal blng i love u aja ras
Dwi ratna
semangat mb Yuni, kasih wejangan s Inara mb, biar jd org jgn netingan Mulu gitu😤
Zahrotul Kamelia
lagi thor
Felycia R. Fernandez
anak nya Okta dan Riri nih..
Dwi ratna
belajar terbuka dong, suami istri tu jgn keseringan ngebatin sakitttt jatuhnya...😅😅😅
Arin
Tapi memang biasa jomblo lebih mahir dalam teori lo Inara..... Cuma tinggal prakteknya yang belum tuh adik ipar mu. Belum ada yang halalin
zheny pudji
suka bnget m karakter mereka, klop bnget
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yuni jadi tersangka pil kontrasepsi...
Felycia R. Fernandez
kamu pintar ,tapi kenapa masalah ini jadi bodoh Inara...
kamu tau Amanda hanya iri padamu...
malah dengerin kata kata Amanda 🤦‍♀️
zheny pudji
hari ini kamu selamat Inara
tp tdk untuk lain kali
P_Org
tor update dong😁
🧟‍♂️🧟‍♂️
hah? pasti ada drma kabur2 ini nanti karena menikah sja bgtuu, selalu ada drama nyaa
Dwi ratna
ngmng innara jgn dpendem trz gk bakal tau suamimu klo km lgi gundah gulana
zheny pudji
namanya pengantin baru Davin, masa gt saja hrus djlasin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!