NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 — Tempat untuk Hancur dengan Tenang

Nadira tidak tahu sudah berapa lama ia menyetir. Matanya terus menatap ke depan, tapi pikirannya seakan tertinggal jauh di belakang. Bahkan sekarang, ia tidak sadar berada di mana. Hanya deru ombak dan angin yang menyambutnya saat pintu mobil ia buka perlahan.

Mobilnya berhenti di tepi pantai. Pasir basah dan angin laut menyergap kulitnya, tapi Nadira terlalu lelah untuk peduli. Kakinya melangkah keluar tanpa rencana, tanpa arah, seolah tubuhnya bergerak sendiri. Ia tidak sempat memikirkan tempat ini, tidak sempat untuk mempertanyakan dirinya sedang berada di mana.

Yang ia tahu, hatinya butuh tempat untuk hancur dengan tenang.

Nadira duduk bersimpuh di atas pasir, membiarkan tangisnya tumpah tanpa suara. Hanya bahunya yang bergetar hebat, dan matanya yang sembab menatap kosong ke arah laut. Angin menerbangkan rambutnya, tapi ia tetap diam. Setidaknya di sini, ia bisa menangis tanpa ada yang melihat. Tanpa ada yang menghakimi.

Lalu, suara deru mesin mobil lain terdengar tidak jauh dari tempatnya. Nadira mendengarnya—ia tahu ada seseorang yang datang—tapi ia tidak peduli. Ia tidak ingin menoleh, tidak ingin berurusan dengan siapa pun. Tidak sekarang.

Hingga suara itu terdengar. Suara yang sangat ia kenal.

"Kenapa pergi sejauh ini, hah?"

Nadira membeku. Suara itu datang dari belakang, berat dan serak, seperti habis dipakai berteriak—atau mungkin menahan rasa takut terlalu lama. Rakha.

"Kenapa harus sejauh ini, Nadira?" ulang Rakha, kali ini suaranya melembut. Terdengar seperti seseorang yang akhirnya menemukan sesuatu yang hampir hilang untuk selamanya.

Nadira tidak menjawab. Ia hanya menunduk, membiarkan air matanya kembali jatuh, merembes ke pasir yang dingin.

Melihat Nadira tidak merespons, hanya duduk diam sambil menahan isak, Rakha tidak tahan lagi. Ia melangkah perlahan, lalu merendahkan tubuhnya, memeluk Nadira dari belakang.

Tubuh Nadira bergetar hebat, dan Rakha bisa merasakan betapa dalam luka yang sedang ditanggungnya.

"Kamu membuat aku khawatir, Nadira," bisiknya pelan di dekat telinga perempuan itu. Suaranya parau, dan air matanya ikut jatuh tanpa bisa ia tahan.

Ia tidak tahu bagaimana caranya menghapus semua luka yang Nadira bawa. Tapi ia tahu satu hal—ia tidak akan membiarkan Nadira menanggung semuanya sendirian.

Rasa sakit yang sempat menusuk dadanya saat melihat Nadira berangkat ke kantor bersama Galendra... ternyata bukan apa-apa dibandingkan rasa hancur saat melihat perempuan itu kini hancur, seolah kehilangan seluruh pijakannya.

"Kamu tidak seharusnya ada di sini, Rakha," ucap Nadira pelan, nyaris seperti bisikan yang tersapu angin pantai. Tapi meskipun kata-katanya terkesan menolak kehadiran Rakha, tubuhnya tidak bergerak sedikitpun. Ia membiarkan dirinya tetap dalam pelukan Rakha, karena ia memang membutuhkan itu. Pelukan dari seseorang yang bisa menenangkan hatinya.

Rakha menggeleng, wajahnya tertunduk di balik rambut Nadira yang berantakan. "Kalau aku tidak di sini, siapa yang akan memastikan kamu baik-baik saja?" tanyanya pelan sambil mengeratkan pelukannya, seolah takut perempuan yang ada dipelukannya ini akan menghilang.

Nadira mengusap pelan tangan Rakha yang memeluknya erat dari belakang. Ia sangat berterima kasih karena Rakha bersedia repot-repot datang, meski ia sendiri tidak tahu bagaimana lelaki itu bisa menemukannya di tempat ini.

"Aku baik-baik saja, Rakha," ucap Nadira pelan, berusaha menenangkan lelaki itu yang detak jantungnya terasa tidak beraturan di balik pelukannya.

Rakha tidak menggubris. Ia hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh Nadira. Ia tahu, Nadira tidak benar-benar baik-baik saja. Perempuan itu hanya berusaha tampak kuat di luar.

“Tidak perlu membohongi dirimu sendiri, Nadira. Aku tahu semuanya,” ucapnya pelan namun tegas.

Perkataan itu membuat Nadira melepaskan diri dari pelukannya. Ia berbalik dan menatap mata lelaki itu lekat-lekat.

“Apa yang kamu tahu?” tanyanya dengan suara tertahan.

Rakha menarik napas dalam sebelum menjawab, “Obrolanmu dengan mantan kekasih Galen,” jelasnya.

Mata Nadira terbelalak. Ia tidak menyangka Rakha mengetahui hal itu. Ia pikir, tidak ada satu pun yang melihat atau mendengar obrolannya dengan mantan kekasih Galendra. Pantas saja Rakha muncul di sini sekarang, menangis dan memeluknya—karena kemungkinan besar, Rakha telah Menyaksikan semuanya.

"Lucu, ya? Baru tadi pagi aku memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahanku tanpa memikirkan perasaanmu, tapi sekarang aku justru dipaksa mundur karena perempuan dari masa lalu Galen," ucap Nadira sambil tertawa lirih. Tawa yang terdengar getir, bertolak belakang dengan air mata yang kembali jatuh di pipinya.

Ia merasa malu. Malu karena sempat mengabaikan perasaan Rakha demi keputusan yang dianggapnya rasional. Tapi kini, justru masa lalu Galendra yang datang menghancurkan keputusannya sendiri—menyuruhnya mundur, bahkan sebelum langkahnya mantap.

"Aku bukan ingin memberikan harapan palsu padamu, Rakha. Aku... aku mencintaimu, tapi aku merasa tidak layak untukmu," ucap Nadira, akhirnya mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam rapat.

Bukan karena hatinya tengah patah. Bukan pula karena pernikahannya kemungkinan besar akan gagal. Ia mengatakan itu bukan demi mendapatkan Rakha, melainkan karena ia tidak ingin lelaki itu terus merasakan sakit seperti yang kini ia rasakan.

"Apa yang kamu bicarakan, Nadira?" tanya Rakha, tidak mengerti maksud dari kata tidak layak yang Nadira ucapkan.

Bagi Rakha, Nadira sangat layak. Lebih dari siapa pun. Terlebih sekarang, saat kemungkinan besar Nadira tengah mengandung anaknya—darah daging keluarga Mahendra.

"Kamu pasti tahu latar belakang keluargaku. Kehadiranku saja tidak diinginkan," ujar Nadira dengan suara parau, air matanya terus menetes tanpa bisa ia hentikan. "Bagaimana aku bisa pantas untuk kamu?"

"Aku tidak peduli dengan latar belakang keluarga kamu, Nadira. Aku tidak pernah peduli soal itu," ucap Rakha dengan nada tegas namun penuh perasaan.

Ia mencintai Nadira apa adanya—bukan karena siapa keluarganya, tapi karena dirinya. Karena cara Nadira tertawa, cara Nadira bicara, bahkan cara Nadira diam—semuanya mampu menarik hatinya.

"Kamu mungkin tidak peduli, tapi keluarga kamu? Kerabatmu? Orang-orang yang mengenal keluargamu?" tanya Nadira lirih, air matanya tidak berhenti mengalir, mencerminkan luka dan ketakutan yang lama ia pendam.

Rakha tidak tahu harus berkata apa. Nadira terlalu larut dalam kekhawatiran yang menurutnya tidak seharusnya membebani perempuan itu. Ia tahu luka Nadira dalam, tapi ia ingin menunjukkan bahwa dirinya tetap ada, tetap memilih Nadira meski segalanya terasa rumit.

Perlahan, tangannya terangkat. Ibu jarinya mengusap lembut air mata yang jatuh di pipi Nadira, seolah ingin menghapus kesedihan itu bersama luka-luka yang selama ini disembunyikan. Tatapannya menusuk dalam, penuh ketulusan, penuh cinta.

Lalu tanpa banyak kata, Rakha mendekat. Mendekatkan wajahnya perlahan hingga hanya ada jarak napas di antara mereka. Dan…

Cup.

Sebuah kecupan lembut mendarat di bibir Nadira. Bukan untuk memaksa, bukan untuk menuntut balasan. Hanya untuk menyampaikan satu hal—ia mencintainya, tanpa syarat.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!