NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua. Wanita berjilbab itu menumpahkan rasa lelah, atas kejamnya dunia, disaat sang suami tercinta tidak ada lagi disisinya.

Karena kesalahan dimasa lalu, Hafsah terpaksa hidup menderita, dan berakhir diusir dari rumah orang tuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya, Bastian. Namun hampir 4 tahun mencari, Hafsah tak kunjung bertemu juga.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga Hafsha berhasil mendapati kebenaran yang tersimpan rapat hampir 5 tahun lamanya. Rasa benci mulai menjalar menyatu dalam darahnya, kala tau siapa Ayah kandung dari putrinya.

"Yunna ingin sekali digendong Ayah, Bunda ...." ucap polos Ayunna.

Akankan Hafsah mampu mengendalikan kebencian itu demi sang putri. Ataukah dia larut, terbelunggu takdir ke 2nya.

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

Setibanya dirumah, setelah tadi mengantarkan sahabatnya. Dinda kini langsung masuk sambil mengendap, berharap sang Mamah tidak tahu, jika dirinya memakai mobil lagi.

"Hayo ... Darimana saja kamu, Dinda?" tegur nyonya Dina yang kini berdiri dibelakang pintu.

"Ya ALLAH, Mamah ... Bikin Dinda jantungan tahu! Ngapain sih berdiri disini. Ngagetin, tau!" gerutu Dinda sambil mengusap-usap dadanya karena terkejut.

"Kamu bawa mobil sendiri, tadi?" tanya sang Mamah, sambil mecingkan mata.

Dinda sedikit menunduk, sambil nyengir kuda, "Iya, Mah! Tadi Dinda juga nyerempet mbak-mbak pengguna motor! Dia sampe jatuh, Mah."

Setelah mengatakan itu, Dinda langsung ngacir masuk kedalam.

"Dindaaaaaa!" teriak sang Mamah sambil membolakan mata tajam.

Begitu sampai didalam kamarnya, Dinda langsung duduk menggeser kursi, untuk dia duduki. Dia membuka tas selempangnya, dan langsung mengeluarkan buku Diary tadi.

•••~Hafantara~•••

"Hafantara?" ulang Dinda membaca nama yang tertera dibuku tadi.

Perlahan, Dinda mulai membuka buku diary itu. Mula-mula tidak terjadi apa-apa, karena itu hanya sebuah cerita harian Hafsah yang ia tulis dalam buku diarynya.

Dinda sempat mengukir senyum simpul, kala membaca ungkapan cinta Hafsah kepada seorang pria yang bernama Ragantara, namun ia hanya dapat memendamnya saja.

"Mungkin saja, entah itu hari esok atau kapannya, semoga saja aku masih diberi kesempatan oleh ALLAH, untuk mengungkapkan perasaan ini. Namun untuk saat ini, persahabatan kita lebih penting."

Hingga Dinda membaca dibagian lembar tengah, kedua matanya perlahan memanas, disaat dia membaca tulisan itu, yang dimana seorang Ragantara memperjuangkan cinta Hafsah. Dada dinda mulai terasa sesak, hingga tanpa dia sadari air matanya ikut mengalir.

"Kamu lahir untuk sebuah kemenangan, Raga! Jikapun hanya dekat denganku hanya membuat hidupmu lebih sakit, maka jauhi lah aku. Aku tidak kuat melihat kamu terhina, oleh ucapan serta tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab."

Hingga tak terasa, isakan kecil keluar dari mulut gadis muda itu. Dia tidak mengerti, mengapa ada sosok pria sebaik Ragantara, yang begitu kuat memperjuangkan cinta sosok Hafsah.

"Aku sejujurnya tidak ingin melihat badanmu kesakitan. Wajahmu terpukul, perutmu ditendang, bahkan beberapa luka kerap kali kamu bawa pulang, setelah singgah dirumahku. Namun terimakasih, kisahmu tidak henti disitu. Kamu tetap memperjuangkanku. Meyakinkan kedua orang tuaku, walaupun suaramu hanya dianggap angin saja!"

Tangisan Dinda semakin menjadi, kala dia membaca bagian terakhir, yang dimana pada saat itu menceritakan perjuangan Raga meminta restu, hingga dia berhasil menikahi Hafsah. Namun yang paling membuat Dinda tidak mampu lagi meneruskan, disaat perjuangan Ragantara sampai ia bawa kedalam pusara.

"Beribu-ribu terimaksih, karena kamu sudah bersedia menikahiku. Aku tidak menyangka, rupanya kamu juga mencintaiku. Aku bahagia, dan sudah tidak dapat kubayangkan lagi, betapa beruntungnya aku mendapat sosok pria selembut kamu, Raga!"

"Ragantara ... Selamat jalan sayang! Perjuanganmu sudah berakhir. Kamu sudah berhasil menjadi suami, dan sosok Ayah yang begitu hebat. Damailah di pelukan ALLAH! Kamu sudah dapat berlari dengan riang lagi. Tubuhmu tidak merasakan sakit lagi. Sebagai bentuk cintaku, maka aku tidak akan pernah memutus doa untukmu. Akan selalu kukenang kebaikanmu. Aku mencintaimu Ragantara!"

Dinda tidak mampu melanjutkan lagi diary wanita tadi. Dia menutup wajahnya yang sudah basah, dengan isakan kecil yang tak berhenti dari mulutnya.

"Apa masih ada duplikat seperti sosok Ragantara?" lirih Dinda disela isakan tangisnya.

"Mbak itu sungguh beruntung, dapat diperjuangkan dengan begitu hebatnya! Pasti suaminya dulu sangat meratukan dia," lanjut Dinda.

"Tapi, kenapa akhir ceritanya pria itu yang pergi lebih dulu? Apa mungkin, dia sudah lelah dengan hidupnya? Atau ALLAH lebih sayang dia?" Dinda masih tidak percaya jika sosok pria bernama Ragantara, sudah tiada.

Sementara diluar, tepatnya dihalaman rumah gadis muda tadi.

Sebuah mobil mewah hitam baru saja masuk kedalam rumah keluarga Atmaja. Dia adalah Bastian. Langkah kaki lebarnya membawa dia masuk, dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Sesampainya diruang tengah, Bastian langsung ikut duduk disofa sebrang Mamahnya~nyonya Dina.

"Tumben pulang kerumah?" tegur sang Mamah melirik sekilas, namun kembali membaca majalah ditanganya.

Hah ... Desah Bastian dalam.

"Besok kan masih cuti, Mah! Jadi nggak ada kerjaan."

Tap! Tap! Tap!

Mereka berdua mendongak, saat mendengar deru kaki dari atas tangga. Keduanya mengernyit, kala Dinda sudah turun namun dengan wajah sembab sisa air mata.

"Kenapa tu bocah?" ejek Bastian sambil menimpuk sang adik dengan bantal sofa.

"Aww! Apaan sih, Mas!"

"Sayang, kamu habis nangis? Kenapa? Apa ada hubunganya dengan orang yang habis kamu serempet tadi?"

Hussttt!!!

"Mamah, bisa pelan-pelan nggak sih-"

"Serempet? Dinda bawa mobil lagi, Mah?" tanya Bastian yang kini sudah menegakan posisi duduknya, sambil menatap tajam kearah sang adik.

"Tanya aja sendiri sama adikmu! Bandelnya minta ampun," acuh nyonya Dina, lalu melanjutkan lagi baca majalahnya.

"Tapi nggak papa kok si Mbaknya tadi. Orang dia tergesa juga. Aku sudah mau tanggung jawab tau, Mas! Tapi Mbaknya bilang nggak papa."

"Terus, kamu nangis kenapa coba?" tanya sang Mamah yang masih menatap majalah.

Dinda mulai teringat kembali, tulisan-tulisan indah yang dia baca tadi.

"Aku habis baca novel judulnya, Pusara Cinta Ragantara. Ceritanya sedih banget tau nggak!" jawab Dinda sambil menutup wajahnya, karena masih ada isakan kecil yang tertinggal.

"Halah, itu cuma fiksi aja!" sahut sang Mamah tanpa peduli.

Degh!!!

'Ragantara? Raga, bagaimana kabarnya sekarang? Ya ALLAH, aku sudah lama mengabaikan sahabatku dulu'

Mendengar kata Ragantara, Bastian seketika mengingat sahabatnya yang bernama Raga dulu. Bastian sudah terlalu jauh mengabaikan dua sahabatnya itu. Dia lalu bangkit dari duduknya, dan langsung melenggang naik keatas menuju kamarnya.

Bastian masuk kedalam kamarnya. Dia duduk ditepi ranjang, memikirkan kisah lalu, mengapa hatinya sekeras itu. Dia dapat melupakan dua sahabatnya begitu saja, hanya karena cinta sesaat.

Raga dan Hafsah sudah sering menghubunginya saat dulu. Namun tidak sekalipun Bastian membalas pesan tersebut. Bastian sengaja menghindar, karena dia masih belum siapa mendengar tentang kehidupan Hafsah, setelah dia renggut kesuciannya.

"Aku harus mencari keberadaan Raga! Dan aku juga harus bertemu Hafsah! Tapi, dia sekarang sudah memiliki keluarga. Aku tidak mau dengan hadirnya aku, sehingga dapat merusak keluarga kecilnya."

Bastian benar-benar dilema saat ini. Persahabatannya hancur, karena kepalsuan cinta yang dia terima. Dan lagi, sekarang Bastian sudah dekat dengan Aisyah. Akankah dia berjuang mendapatkan cinta itu, atau dia lebih memilih menguak kisah beberapa tahun silam, yang belum terselesaikan.

"Lusa aku akan mencari Raga!" putus Bastian.

*

*

*

Ayuna saat ini sedang duduk di teras depan rumahnya. Walaupun rumahnya agak masuk sedikit, tapi dia masih dapat melihat jalanan komplek, yang saat ini ramai sekali orang berlalu lalang.

Dari semua orang yang lewat, ada satu yang menarik perhatian Ayuna saat ini. Dia hanya dapat menatap sendu, namun bibir mungilnya masih dapat mengulas senyum indah. Betapa beruntungnya anak-anak itu, yang saat ini sedang Ayuna lihat. Mereka, anak-anak kecil seusianya tampak bahagia, saat menaiki sepeda motor dengan Ayahnya, berkeliling menikmati angin sore yang menenangkan.

"Mbok uti ... Kalau Ayah masih ada, pasti Yuna juga diajak naik motor seperti orang itu ya," gumam Ayuna sambil menunjuk sebuah motor yang lewat.

Mbok Nah yang duduk disampingnya hanya ikut tersenyum, walupun hatinya terasa sesak. Dia mengusap jilbab mungil Ayuna, sambil berkata,

"Pasti dong! Ayah kan sayang banget sama Ayuna. Ayuna doakan Ayah ya, agar Ayah selalu bahagia disana."

"Baik, Mbok uti!"

Dari arah timur, ada sebuah motor masuk kedalam gang rumah sederhana itu. Ayuna langsung turun, saat melihat Bundanya sudah pulang.

"Yeiii ... Bunda sudah pulang! Bunda- Bunda, ajakin Yuna naik motor dong! Yuna pingin kaya anak-anak tadi, yang diajakin naik motor sama Ayahnya!"

"Iya, nanti Bunda ajakin ya. Tapi Bunda mau mandi, terus sholat dulu! Yuna tungguin sama Mbok uti sebentar, ya!" Hafsah memberi paham putrinya terlebih dulu, setelah ia turun sambil melepas helmnya.

Mbok Nah bangkit, walaupun terlihat susah payah. Dahinya mengernyit, kala melihat abaya Hafsah tampak sobek dibagian sisinya.

"Apa yang terjadi, Hafsah? Kenapa pada luka juga disikumu?" tanya sang Nenek cemas.

"Nggak papa, Mbok! Tadi ada lubang kecil dijalan, Hafsah nggak lihat ... Jadi jatuh deh! Hehe," kekeh Hafsah agar wanita tua didepannya tidak semakin cemas. Dia mengusap pundak sang Nenek untuk meyakinkan.

"Lainkali hati-hati! Nanti malam biar Simbok urut. Takutnya ada yang kejepit sarafnya."

Hafsah hanya menganguk. Setelah itu dia masuk, dan langsung menyelesaikan semua aktifitasnya.

Karena dia tidak ingin mengecewakan sang putri, jadi setelah Sholat Asar, Hafsah langsung bergegas untuk mengajak Ayuna berkeliling di komplek.

"Ayuna tadi sudah makan, Sayang?" tanya Hafsah, sedikit menuduk.

"Sudah Bunda! Tadi sudah disuapin sama Mbok uti," jawab Yuna sedikit mendongak.

Mereka saat ini tengah menikmati hangatnya angin sore, yang kini menerpa, menyibak jilbab kedua ibu dan anak itu. Wajah Ayuna tampak bahagia, hingga senyum manis sejak tadi mendiami bibir mungilnya.

Hafsah dan Yuna saat ini duduk dibangku taman. Hafsah menurunkan putrinya, saat yuna ingin menaiki ayunan disebrang tempat mereka. Mengingat sore ini malam minggu, jadi banyak anak kecil yang sedang asik bermain juga disana.

"Hafsah?"

Merasa ada yang memanggil namanya, Hafsah langsung menoleh belakang.

"Amar?"

1
Sunaryati
Kamu salah cari lawan Reza, jangan berani hanya dengan wanita, ini ada Bastian lelaki biadap yang akan jadi pahlawannya
Sunaryati
Semangat Hafsah, jadilah ibu yang tangguh
Septi.sari: 😊🙏🙏❤nantikan update selanjutnya ibu.
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika bertindak tanpa dipikir dulu akhirnya dihinggapi penyesalan. Tapi jika niatmu sungguh-sungguh, mudah- mudahan masih ada waktu memperbaiki kesalahan
Septi.sari: iya bu, semoga niat bastian sungguh2.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Wah ternyata banyak yang tertarik sama Hafisyah, sayang masa mudanya dihancurkan teman- temannya.
Septi.sari: hai ibu sunaryati selamat mebaca cerita sederhana ini❤🙏
total 1 replies
yumi chan
thor lps ini bt hafisah pergi jauh sm anknya thor..stlh bas tau kalau dia punyn ank stlh kjdian itu...bt bas mkn berslh dn gla di tgl pergi kauh sm hafisah....sbd kt maaf tdki ckp dgn apa yg di lkukn..
Septi.sari: kak, terimakasih sudah mampir dicerita sederhana ini. nantikan bab selanjutnya ya❤❤🤗
total 1 replies
Tunjiah
aq sika cerita nya. ngk ber tele2
Septi.sari: kak terimakasih banyak, 🙏🙏❤❤🤗
total 1 replies
yumi chan
good jod thor
Septi.sari: kak selamat membaca, dan nantikan updatan terbarunya🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
ceritanya bagus
Septi.sari: maa syaa allah kak, terimakasih bintangnya😊🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
lanjut thor
Septi.sari: baik kak❤🙏
total 1 replies
Elly Irawati
pengen tak cakar" tuh ya wajah si pus pus😡
Septi.sari: gas dek ell, 🤣🤣🤣
total 1 replies
Elly Irawati
lanjut gais, ditunggu up selanjutnya😍😍💪💪
Septi.sari: macih dekk ell😍🤗
total 1 replies
CF
wduh sya suka kota mlang
Septi.sari: Saya juga suka kak, walaupun saya asli jawa tengah😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!