NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhasil melewati masa kritis

“Dok, detak jantung kembali normal. Pasien melewati masa kritis. Jadi, operasi tidak gagal.”

Mendengar penjelasan dari tim di dalam ruang operasi. Membuat semuanya mengucap syukur karena operasi yang sudah menghabiskan banyak waktu, akhirnya terbayar juga.

“Kalau begitu pindahkan pasien, aku akan mengatakan pada mereka soal kondisi pasien.” Jawab sang dokter dan ia pun langsung bergegas keluar.

Kenyataannya semua orang di luar merasakan kesedihan yang mendalam, Emilia—penyebab Luna harus berada di situasi seperti ini, merasa jika dirinya tak pantas mendapatkan kata maaf. Seandainya kejadian tersebut tidak dilakukannya, mungkin hal ini tak akan terjadi.

Egois, benar. Emilia seorang wanita yang egois karena mementingkan perasaannya sendiri. Tanpa peduli jika ada hati yang terluka olehnya, seandainya saja jika Emi mau mengalah demi Luna, semuanya tidak serumit ini.

“Apa kalian puas atas kejadian ini? Aku harap setelah tidak akan melihat wajah kalian juga.” Aruna bahkan masih tidak bisa menerimanya.

Kedua orang tersebut hanya bisa menyesal, terlambat. Semuanya telah selesai dan tinggal kenangan menyakitkan menghantui mereka.

Beberapa menit. Brankar dibawa keluar, dokter mengatakan jika Luna berhasil melewati masa kematiannya walau napasnya sempat hilang dalam beberapa menit.

“Detak jantungnya kembali normal, meski begitu. Pasien belum sadarkan diri dan beliau adalah wanita kuat karena lolos dari kematian untuk beberapa saat.”

Setelah mendengar penuturan dari dokter. Semua mengucap syukur dan Aruna menangis di pelukan Aroon.

“Mas, bu Luna … Bu Luna akhirnya selamat,” ucap Emilia dengan tangisannya yang tak kuasa ia tahan.

Begitu juga dengan Arindra, mendengar istrinya selamat dan semua doa didengar oleh sang Pencipta. Membuatnya benar-benar bahagia karena bisa melihat tawanya kembali.

Berniat untuk mengikuti Luna yang dibawa untuk dipindah ke ruang lain. Arindra ditahan oleh suster.

“Maaf Pak, kondisi pasien belum sadar. Anda tidak diperbolehkan ikut serta,” ucap suster.

“Baik, Sus.” Suaranya melemah, karena tidak diperbolehkan mengikuti Luna.

Sesaat setelah Luna dipindahkan di bangsal ujung. Aruna sempat menghentikan langkah Arindra.

“Menjauhlah dari Luna, kamu tidak pantas menjadi suaminya. Bawa pergi kekasihmu itu, biarkan Luna menjalani kehidupan baru setelah ini.” Kali ini Aruna tidak akan membiarkan Arindra terus mendekati Luna, yang ia inginkan justru menjauhkan mereka berdua.

“Ru, beri aku kesempatan untuk menjaganya sampai hari itu tiba. Aku mohon,” ucap Arindra memohon.

“Tidak, aku tidak bisa membiarkan dia merasakan rasa sakit itu lagi.” Rupanya Aruna menolak permintaan Arindra.

“Run, aku mohon. Aku hanya ingin merayakan ulang tahunnya untuk terakhir kalinya. Maaf, maaf karena aku yang membuatnya menderita.”

“Jika kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan, kenapa harus meminangnya dan menjadikan perisaimu dari masa lalu yang belum selesai!”

“Aku mencintainya, aku hanya menunjukkan keseriusanku kepadanya.”

“Luna pernah bertanya, ‘jika aku memiliki suami dan selama pernikahan tidak disentuh terkecuali disaat-saat tertentu, apa aku salah meminta hakku’ sekarang katakan, apa yang dikatakan Luna itu adalah kamu?” Menirukan kalimat Luna beberapa saat lalu, akhirnya Aruna mempertanyakannya kepada Arindra.

“Jika kamu memang mencintainya, bukan hanya cintamu yang kamu berikan, tetapi seluruh jiwa dan ragamu. Dia memiliki suami, tapi itu sebatas status. Kenyataanya dia juga tidak ada di sini, di hati dan pikiran kamu.”

Bak hantaman batu bata tepat mengenai ulu hati Arindra, kata-kata yang dilontarkan Aruna telah membuatnya sadar. Jika cintanya kepada Luna tak sebesar dia yang mencintai Emilia. Itu sebabnya selama lima tahun ini Arindra masih terjebak oleh masa lalunya.

Aruna dan Aroon meninggalkan kedua orang itu. Tidak peduli bahwa Arinda masih sah suami dari Luna.

“Paman, apa aku egois karena menjauhkan mereka berdua.”

Aruna mengusap kasar wajahnya. Mata yang kini bengkak akibat menangis terus. Aroon sebagai paman sekaligus menjadi peran ayah. Hanya bisa memeluknya.

“Sudah-sudah, kasihan Luna jika melihat kamu menjadi cengeng seperti ini,” ucap Aroon seraya mengusap air mata Runa.

“Aku hanya tidak bisa menerimanya Paman, dia sahabatku satu-satunya. Wanita sebaik Luna tidak pantas untuk lelaki brengsek itu.”

Satu hari, dua hari. Hingga hari ketiga Luna belum juga membuka matanya. Aroon dan Aruna masih setia menunggu sampai wanita itu terbangun.

Saat ini, Aroon berada di dalam ruangan. Menatap wajah pucat itu, tersirat sebuah keinginan untuk memilikinya. “Lun, apa aku berdosa jika ingin merebutmu darinya? Membawamu masuk ke dalam hidupku dan aku berjanji untuk memberimu warna indah di hari-harimu.”

Tanpa sadar, jari-jarinya menyentuh keningnya. Mengusapnya dengan lembut, ada keinginan untuk memilikinya meski Aroon tahu rasanya tak mungkin. Namun, ia sendiri tidak tega jika harus merasakan luka di setiap waktu.

“Aku berjanji, aku akan selalu ada untukmu. Kamu lihat ini, ini gambar terakhir pertemuan kita. Berharap semua ini tidak akan berakhir menyakitkan,” ucap Aron dengan suara lirih.

Selang berapa detik, suara panggilan dari arah pintu membuat Aroon menoleh.

“Rupanya kamu.” Kata Aroon setelah tahu siapa yang datang.

“Paman dari pagi belum makan, isi perut Paman untuk tetap kuat ketika menjaga Luna. Aku sudah membuat masakan kesukaan Paman,” ujar Runa.

“Uhm, aku akan makan.” Hanya sebatas jawaban, tetapi Aroon tetap berada di tempat duduk dan tak berniat untuk meninggalkannya.

“Paman, aku harap kali ini Paman mendengarkanku, ya!” Karena kesal, akhirnya Runa sempat meledak.

Sejenak, sebelum pergi. Aroon menatap dalam wajah itu, wajah yang berusaha menahan sakit dan berpura-pura kuat dan tetap tersenyum walau sudah diujung sekarat rasa.

Aroon sudah keluar menyusul Aruna. Wajah yang semula belum menampakkan perubahan untuk bangun. Namun, tiba-tiba saja mata yang terpejam itu mengeluarkan air mata.

Laluna terbangun sudah beberapa lalu, tapi ia tidak menunjukkan reaksi terhadap Aroon. Mendengar suara dari lelaki itu. Sungguh membuatnya tak kuasa menahan air matanya. Kini, dua tangannya menutupi bibirnya agar suaranya tak sampai terdengar oleh mereka.

“Kukira semua ini sudah selesai, tapi aku salah. Kenapa semakin rumit, cinta mas Arin hanya fatamorgana dan tak akan menjadi nyata. Aroon, kenapa harus dia yang mengungkapkan perasaanya padaku.” Hatinya kini bertentangan dengan yang ada di pikirannya.

Tangis pilu semakin tak tertahan, harapannya ketika bangun orang pertama yang dilihatnya adalah Arindra. Namun, justru Aroon. Lelaki yang belum lama ia kenal.

Pada saat Luna hendak mengambil fotonya di samping lengannya. Tiba-tiba seseorang membuka pintu sehingga mengurungkan niatnya dan mengusap air matanya. Kembali memejamkan mata, berharap orang itu adalah Arindra.

“Lun, kata Aruna besok adalah hari ulang tahunmu. Maaf, aku hanya bisa memberimu bunga ini.”

Yah, itu adalah bunga Daisy. Bunga yang melambangkan sebuah perasaan terpendam dan tidak dapat mengungkapkannya. Lewat bunga Daisy, setidaknya Aroon pernah mencintai Laluna dan tulus kepada wanita sepertinya.

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!