Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.
Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.
Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.
Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.
Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.
Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
"Bang, jangan pulang dulu! Kita mampir ke swalayan yang jualan sayur, ya!" Teriak Jumi di jalan agar Eka terdengar.
"Ciye.. Mendalami peran banget nih, buat jadi ibu rumah tangga!"
"Haha.. iya harus dong, Bang. Kan Juminten harus mikirin perut jumi, perut suami juga perut Abang. Karena Jumi yakin dari perut, akan naik ke hati! Ibaratnya gini, Abang jomblo—" ucapan Jumi terpotong.
"Ledek aja terus, kalo Abang jomblo!" kesal Eka.
Juminten tertawa terbahak mendengarnya, "Dengerin dulu ih sampai selesai. Jangan baper dulu! Gini amat ya kalo musuh anak perawan!"
"Oi, ku tak punya kerapetan Jumi. Gila samsons gue di katakain perawan!"
"Uh.. Samsons! Haha..!" Juminten makin terbahak mendengar ucapan Abangnya.
"Haha..oke, Jumi lanjutin ya. Jangan baper dulu. Awas aja! Jumi cakar Abang kalo baper!"
"Uh, mau dong di cakar!"
Tanpa basa-basi Juminten langsung mencakar punggung Eka.
Krak!
"Au..! Au..! Sakit, Jumi! Gila kuku lu panjang juga, potong napa!"
"Eh sakit ya, maaf maaf!" Juminten mengelus bekas cakaran Juminten tadi.
"Ayo, terusin yang tadi!"
"Nyampe mana tadi?"
"JOMBLO!"
"Oh, iya. Ibaratnya gini, Abang jomblo. Terus ada yang ngasih perhatian terus-menerus sama Abang. Dijamin kerasnya hati Abang buat pertahanin jomblo itu, pasti lama-lama bakal luluh dengan yang namanya perhatian! Jangankan yang jomblo, yang punya pacar di temuin setiap hari, yang pacaran el-de-er maupun halu juga bisa luluh sama yang sering ngasih perhatian! Artinya, sebesar apapun kuatnya rasa egois manusia akan menomersatukan PERHATIAN dan menomersekiakan rupanya,gitu! Lihat orang yang selingkuh tuh, yang butuh kasih sayang. Mesti pasangan selingkuhannya lebih minus daripada pasangannya yang asli karena.. CINTA ITU BUTA! " ucap Juminten panjang lebar.
Juminten tak sadar, dia sendiri menjadi tersangka utama yang berhasil memporak-porandakan hati Eka.
Lu sukses buat gue mulai jatuh cinta sama lu, Jum. Dan gue takut makin dalam lagi sayang sama lu!
"Haus nggak, Jum?"
"Hauslah, bang!"
"Abang yang jadi pendengar kamu aja capek, apalagi kamu!"
Juminten hanya menyunggingkan senyuman. Akhirnya, mereka pun sampai di toko swalayan. Tapi, ketika sampai parkiran Eka langsung membelokkan motornya.
"Loh, kenapa bang? Kok muter balik lagi?"
"Kita ke swalayan satunya aja, jum. Oke!"
"Oke deh, Bang! Jumi manut wae."
Eka melajukan motornya ke swalayan yang lain. Setelah memarkikan motor, Juminten segera turun dan berlari ke pintu masuk. Eka yang melihat tingkah Juminten seperti itu menggelengkan kepalanya.
Dasar, bocil! Tapi, gue sayang!
Eka pun menyusul Juminten. Terlihat Juminten memilih roti tawar di sebelah pintu masuk. Juminten yang melihat Eka sudah di sebelahnya meminta pendapatnya.
"Sarapan roti aja ya Bang, besok
"Abang mah terserah, penting ada kopi kalo sarapan."
" Oke deh bang, Juminten ambil roti 2 ya!" Juminten memasukkan ke dalam keranjang yang dibawa. "Juminten ambil 2,biar Juminten lancar belajar bahasa inggrisnya!"
"Apa hubungannya?"
"Orang inggris kan makannya roti. Ya, Jumi kalo pengen pintar Bahasa Inggris ya harus sering-sering makan roti! Jadi, di jamin encer otaknya!"
"Astagfirullah, Juminten bikin otak abang mikir aja!"
Eka menggelengkan kepalanya. Ada saja obrolan Juminten.
"Haha.. Yok ke sayur, Bang!"
Setelah memilih berbagai macam sayur dan lauk untuk stok hari ini dan besok, Juminten berjalan ke arah barang-barang persabunan dan kosmetik. Mulai memasukkan peralatan lengkap mandi juga kebutuhan kosmetiknya.
"Kok aku berasa lagi jalan sama Mama, ya!"
Juminten tersenyum dan menjawab, "Iya, kan aku calon Mama dari anak-anaknya Bambang!"
Eka tersenyum kecut mendengarnya. Mulai menaruh rasa iri kepada adiknya memiliki istri sebaik dan perhatian Juminten. Sayangnya semua perlakuan Juminten belum dibalas baik oleh Bambang.
"Pulang, yuk! Udah mau sore!"
"Yuk, Bang!"
🍓🍓🍓
Setelah sampai rumah, Juminten terkaget melihat rumah masih dalam keadaan sepi. Bahkan Bambang belum menampakkan dirinya di rumah. Melihat belum ada bekas motor di halaman rumahnya.
"Buka kuncinya, Jum. Nih, kunci yang warna kuning!"
Dengan lesu Juminten menerima kuncinya. Langkah berat Juminten rasakan saat membukanya. Terlihat keadaan rumah masih gelap, sama dengan keadaan saat dia tinggalkan pergi sekolah.
Semua perlakuan Juminten tak terlepas dari penglihatan Eka. Jujur, Eka ikut juga merasakan apa yang di alami Juminten, mereka sama-sama sedang mencintai namun tak terbalas.
Juminten segera berganti baju. Masih teringat jelas kejadian tadi, dimana Bambang membonceng perempuan. Perempuan mana yang tak sakit hati melihat suaminya asyik dengan perempuan lain, sedangkan dia sendiri menomer satu-kan sebuah kesetiaan.
"Astaghfirullah, Juminten! Pikiran negatif apa ini! Minta di tipe-x nih otak kotor Jumi. Pikir positif, Bambang sedang kerja kelompok. Terus temennya nebeng Bambang, gegara nggak bawa motor!"
Untuk menghilangkan pikiran jeleknya, Juminten membereskan belanjaan yang dia beli tadi. Menaruh pada tempatnya, mengisi barang yang habis seperti tisu.
"Jumi, Abang kerja dulu, ya!"
"Oh iya, Bang! Hati-hati, Abang pulang jam berapa nanti? Biar masakannya Juminten dah mateng pas Abang pulang."
"Insya Allah sebelum isya. Udah ya, Abang berangkat. Hati-hati dirumah. Kalo takut, kunci aja rumahnya biar aman! "
"Oke, Bang!"
Setelah selesai membereskan barang belanjaan, Juminten mencuci baju yang di rendam tadi pagi. Menyalakan air, lalu memasukkan satu persatu baju di mesin tabung satunya.
"Apa ini?" Juminten mengambil barang kecil yang ada di dalam kantong celana Bambang.
"Loh kok mainan mobil-mobil an? Punya sapa ini?"
Tiba-tiba dari belakang ada yang menyaut mainan tersebut, membuat Juminten kaget.
"Punya gue, kenapa? Ada masalah?"
Juminten terkaget melihat kedatangan Bambang.
"Eh, kapan dateng? Kok Jumi nggak denger suara motornya?"
Tapi Bambang hanya cuek mendengar pertanyaan Juminten dan melangkahkan kakinya ke dalam kamar. Juminten menarik nafas panjangnya.
Sabar Jum, emang lagi sariawan suamimu. Makanya nggak bisa jawab. Sabar!
Juminten menyiapkan makan siang dan segelas air putih untuk Bambang. Di susulnya Bambang dalam kamar. Terlihat sedang video call dengan seseorang dengan tersenyum.
"Sorry ganggu. Makan dulu, Mbang! Makanannya aku taruh di meja, ya!"
Bambang hanya membalas anggukan dan gerakan tangan mengusir Juminten agar keluar dari kamar. Juminten pun keluar dari kamar dan melanjutkan pekerjaan memindahkan cucian yang tadi.
"Ada es nggak?"
"Ada. Jumi tadi habis belanja sama Bang Eka, terus beli bubuk kopi luwak. Jumi bikinin es itu ya!"
Bambang terkaget mendengar Juminten berbelanja. Sedangkan dia tadi juga mengantarkan Mala berbelanja kebutuhan Radit sepulang sekolah.
"Belanja di swalayan mana?" tanya Bambang dengan hati-hati.
"Tadi maunya belanja di MERAH SWALAYAN. Tapi, nggak tahu kenapa, Abang tiba-tiba puter balikin motornya ngajak ke PUTIH SWALAYAN!"
Deg!
Jangan-jangan tadi Abang tau aku lagi disana. Duh mampus!
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨