NovelToon NovelToon
Pelayan Seksi Pemikat Hati

Pelayan Seksi Pemikat Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memberikan hukuman

Bramantyo duduk di samping ranjang Yasmin, matanya tak lepas dari wajah pucat wanita itu. Di balik selimut, perut Yasmin sedikit membuncit, menyimpan kehidupan yang begitu ia dambakan. Amarahnya bergejolak, bercampur dengan rasa khawatir yang mendalam. Bagaimana bisa seseorang tega menyakiti Yasmin, wanita yang kini menjadi pusat dunianya, dan calon buah hati mereka?

"Kamu harus kuat, Sayang," bisiknya lirih, menggenggam erat tangan Yasmin. "Aku janji, tidak akan ada lagi yang bisa menyakitimu."

Di balik tatapan lembutnya, Bramantyo menyimpan bara kemarahan yang siap meledak. Ia tidak akan membiarkan siapapun lolos begitu saja setelah berani melukai Yasmin dan anaknya. Tanpa menunggu lagi, ia meraih ponselnya dan menghubungi Riyan, tangan kanannya yang paling setia.

"Riyan, saya ingin kamu cari tahu siapa dalang di balik kejadian di toko itu. Saya tidak peduli siapa mereka, pastikan mereka menyesal telah berurusan dengan saya," perintahnya dengan suara dingin yang menusuk.

***

Sementara di toko tempat Yasmin bekerja di sudut kota, Nia dan Sisca meringkuk ketakutan. Kejadian beberapa jam lalu masih terbayang jelas di benak mereka. Mereka tidak menyangka bahwa Yasmin benar-benar mengandung anak dari seorang Bramantyo, pria yang namanya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.

"Bagaimana ini, Sis? Kita bisa habis kalau sampai Bramantyo tahu," ujar Nia dengan suara bergetar.

Sisca hanya bisa menggeleng lemah. Ia tahu betul reputasi Bramantyo sebagai pengusaha yang kejam dan tidak segan menghabisi lawannya. Kini, mereka telah membangunkan singa yang sedang tidur.

Di tempat lain, ibu dan adik angkat Yasmin pun merasakan hal yang sama. Mereka tahu betul siapa Bramantyo, dan mereka tidak ingin terlibat dalam masalah yang melibatkan pria itu.

"Kita harus bagaimana, Bu? Apa yang akan terjadi pada kita?" tanya adik angkat Yasmin dengan wajah pucat.

"Kita hanya bisa berharap Yasmin tidak melibatkan kita dalam masalah ini," jawab ibunya dengan nada cemas. Untuk sementara mereka harus bersembunyi dari masalah ini, hingga situasi benar-benar aman.

Tidak butuh waktu lama bagi Riyan untuk menemukan informasi tentang kejadian di toko tersebut. Dengan sigap, ia membawa anak buahnya menuju lokasi dan mengamankan semua orang yang terlibat.

"Siapa yang berani menyakiti Yasmin?" tanya Riyan dengan suara menggelegar.

Nia dan Sisca gemetar ketakutan. Mereka tahu, tidak ada gunanya berbohong pada orang-orang seperti Riyan. Dengan terbata-bata, mereka menceritakan semua yang terjadi.

Tanpa ampun, Riyan memberikan hukuman setimpal kepada mereka yang terlibat. Ia ingin memberikan pelajaran bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyakiti Yasmin, apalagi sampai mengancam keselamatan calon bayinya.

"bawa mereka, pak. Dan jangan biarkan mereka lepas." titah Riyan kepada aparat kepolisian.

Nia dan Sisca meronta sambil meminta maaf, "pak tolong jangan bawa saya, saya tidak bersalah. ini hanya salah faham saja, pak." teriak Nia sambil menangis.

"iya, pak Saya juga tidak bersalah. Tapi wanita tua dan si bandit itulah yang bersalah. jangan salahkan kami. Tolong lepaskan kami." Sisca ikut meronta minta di lepaskan.

Namun polisi dan Riyan tak mengubris mereka, hingga akhirnya polisi berhasil meringkus mereka tampa perlawanan.

Sementara itu, Bramantyo terus berada di sisi Yasmin, memberikan dukungan dan cinta yang tak terbatas. Ia berjanji pada dirinya sendiri, akan melindungi Yasmin dan anaknya dengan nyawanya sendiri.

Usai meringkus Nia dan Sisca, Riyan kembali menghadap Bramantyo untuk melaporkan hasil pekerjaannya sudah beres.

"Bagaimana dengan si Bandit tua itu? Apakah dia juga sudah dibereskan?" tanya Bramantyo.

"belum, Pak Bos." jawab Rian singkat.

"kalau begitu biar aku yang urus dia, jawab Bramantyo.

Bramantyo menatap Yasmin yang sedang tertidur pulas, Ia pun akhirnya menitipkan Yasmin pada perawat agar menjaganya. Sedangkan ia dan Rian segera menuju di mana wanita dan Bandit tua yang menyiksa Jasmin itu berada.

Berdasarkan data-data yang diperoleh oleh Rian, ternyata si Bandit tua itu adalah karyawan di bawah perusahaan pimpinan Bramantyo. Namun ketika Bramantyo menuju kantor, pria itu tidak ada di sana. maka tidak sulit bagi Bramantyo untuk menemukan tempat tinggal karyawannya sendiri, Karena itulah Bramantyo dengan cepat melaju menuju kediaman si Bandit tua itu dan ternyata benar saja, mobil si bandit tua itu terparkir di halaman. Dengan cepat Bramantyo bersama Ryan masuk gerbang di rumah Bandit tua itu, namun di sana security menghalanginya.

"maaf Pak, Tuan Indro tidak bisa diganggu." kata security itu menghalangi langkah Bramantyo dan Rian.

Rian menatap tajam sang security, "kamu berani menentang kami? beliau Adalah Bos Indro dan sekarang bosmu itu sedang dalam masalah dengan kami, Dan bosmu itu terancam pidana karena sudah berani menyakiti seseorang." kata Rian dengan tegas.

"Maaf pak, ini tetap prosedur, kami tidak bisa melanggar apa yang Pak Indro perintahkan kepada kami." kata security

security itu dengan tegas menolak apa yang Rian katakan. "kalau begitu telepon bosmu sekarang juga!" suruh Ryan dengan geram.

Namun belum sempat security itu menelpon majikannya, pintu utama terlihat terbuka. Di sana Indro dan istrinya sedang berjalan menuju mobil, maka dengan cepat Bramantyo dan Rian segera menerjang pintu gerbang itu dan tanpa persetujuan security mereka berdua akhirnya masuk dengan paksa.

Security itu terlihat kewalahan mengejar bramastyo dan riyan dan bahkan security itu hampir memukul Rian dan Bramantyo.

Akan tetapi belum sempat security itu melakukan aksinya, Pak Indro terlihat berlutut dan meminta maaf pada Bramantyo. "Maafkan saya pak Bram. Saya tidak tahu jika wanita itu adalah milik anda, saya hanya diminta oleh rekan Yasmin untuk menggodanya dan menjadikannya sebuah video." tutur Pak Indro mengakui skandal perbuatannya bersama Nia dan Siska untuk menjatuhkan Yasmin.

"apa? Jadi Bapak tidak beneran selingkuh?" istrinya pak Indro terbelalak, ia pikir suaminya benar-benar selingkuh dengan Pelayan toko itu.

wanita Tambun itu gemetar ketakutan saat menatap Bramantyo yang terlihat marah. Secara, istrinya pak Indro sudah memukul habis-habisan Yasmin hingga Yasmin harus dilarikan ke rumah sakit apalagi saat itu wanita itu terlihat jelas sudah menginjak-nginjak perut Yasmin karena pikirnya anak yang dikandung Yasmin adalah anak suaminya. Istrinya pak Indro pun langsung ikut berlutut meminta maaf seperti yang dilakukan Pak Indro kepada Bramantyo,

"Maafkan saya pak Bram Saya tidak tahu jika wanita itu milik anda, tolong ampuni kami, pak. Kami janji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi." suara istrinya pak Indro gemetar ketakutan.

Namun hati Bramantyo sudah dipenuhi amarah, Ia sama sekali tidak tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Pak Indro dan istrinya, dengan cepat dan tegas Bramantyo mengangkat kaki kemudian menendang Pak Indro hingga tersungkur.

"Pak Indro, Mulai detik ini kamu saya pecat tanpa pesangon sepeserpun." kata Pak Bramantyo.

"Tolong, Pak. Jangan lakukan itu pada suami saya, ini hanya sekedar salah paham. Kami berbuat seperti ini itu karena perbuatan Nia, kami tidak tahu jika Yasmin adalah milik anda, Andaikan kami tahu Kami tidak akan melakukannya, Pak." wanita Tambun itu ikut merengek meminta ampun kepada Bramantyo, namun hati Bramantyo tetap sama. Sapapun yang sudah melukai Yasmin apalagi hampir mencelakai calon bayinya, maka tidak ada kata ampun bagi mereka.

"Ryan cepat panggilkan polisi, tangkap mereka dan hukum mereka seberat-beratnya." kata Bramantyo dengan tegas tanpa main-main.

 

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!