Its About Love

"Ow, ini indah sekali..." ucap Zora

Zora mengangkat kadonya. Sebuah biola indah yang memiliki beberapa ukiran unik yang benar-benar indah. Terdapat sepucuk surat di dalam kotak kado itu, Zora membukanya.

Selamat ulang tahun putriku tercinta...

Suka sama hadiahnya? Ini khusus buat Zora kecilku. Sekarang gimana, udah pinter main biola? Pasti udah kan, ibu berharap kau bahagia seumur hidupmu. Jika kau kuliah, pasti sebentar lagi lulus kan? Maka dari itu, kado tahun ini bukan hanya sebuah biola. Baca lembaran berikut nya....

Zora kembali membalik lembaran itu, ada sebuah nada-nada tertentu di lembaran itu. Lalu Zora membaliknya lagi.

Gimana suka? Tahun ini, ibu juga menuliskan sebuah lagu khusus. Kamu coba mainin pakai biola itu ya. Nadanya lagu tidur kesukaan kamu waktu kecil.

Penuh cinta

Ibumu tersayang🖤

Tak terasa air mata Zora menetes, ia memeluk biola itu dan membaca lagu buatan ibunya. Ia memahami tiap nadanya lalu menghafalnya.

Alunan musik yang merdu langsung terdengar dari permainan biola Zora. Ia ingat tiap kali dulu ia menangis, pasti ibunya langsung menyanyikan lagu ini. Lagu ini adalah hadiah terindah dari ibunya.

*****

Hari-hari berlalu, Gavin tetap mencari tau tentang gadis yang dicarinya. Zora tetap sibuk dengan skripsi nya dan berusaha selesai secepatnya. Gavin sebenarnya ingin minta maaf pada Zora, namun gengsi menghalangi niat Gavin.

"Jennie, kamu ada rencana setelah lulus kuliah?" tanya Zora

"Entahlah, sepertinya aku harus kembali ke London," ucap Jennie

"Why?" tanya Zora

"Meski aku kabur, orang tuaku tetap tidak membatalkan perjodohan itu. Jadi aku hanya bisa menghadapinya dan menolaknya secara halus," jelas Jennie

"Oh, aku berdoa semoga kau selalu bahagia," ucap Zora

"Apa kau tidak ada niatan untuk pergi ke London? Mungkin aku bisa membantumu," ucap Jennie

"Mana mungkin suamiku mengijinkan aku," ucap Zora

"Boleh, aku sudah mengenal baik suamimu," ucap Jennie

"Bagaimana bisa?" tanya Zora

Aduh keceplosan - Batin Jennie

"Eh itu, keluarga ku masih sanak saudara dengan keluarga Gavin. Gitu," gugup Jennie

"Oh gitu, nggak deh Jen. Aku nggak tau mau ngapain di London," ucap Zora

"Jika kau ada masalah apapun di London, aku akan membantu. Pasti beres," ucap Jennie

"Hahahaha, gayamu seperti kau ini keluarga Perdana menteri Inggris saja," ucap Zora

"Hehehe," tawa Jennie

*****

Graduation Day

Tiba akhirnya hari wisuda Zora, semua orang bersorak gembira karena lulus. Zora dan Jennie tak terkecuali, mereka menangis bahagia setelah dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude.

"Selamat Zora," ucap Bryant sambil mengulurkan tangannya

"Thanks Bryant," jawab Zora sambil menjabat tangan Bryant

"Udah jangan lama-lama, nanti baper!" ucap Jennie

Tak lama ayah, ibu Zora dan Viola datang menghampiri Zora.

"Selamat sayang, kamu lulus!" ucap mama Zora

"Makasih mama," jawab Zora

"Selamat nak, kau benar-benar anak yang membanggakan," ucap papa Zora

"Makasih papa," jawab Zora

Viola datang dengan membawa buket bunga besar dan memberikannya pada Zora sambil memeluk Zora.

"Selamat adikku tersayang," ucap Viola

"Makasih kak," jawab Zora

"Kau benar-benar siap pergi setelah ini?" bisik Viola

"Iya kak, keputusanku sudah bulat," bisik Zora

Kenapa rasanya aneh saat tidak ada Gavin di sini? - Batin Zora

*****

Di Kantor Gavin

"Boss, kau tidak mau menghadiri wisuda istrimu?" tanya Andy

"Jangan menggangguku," ucap Gavin

"Mengganggumu selalu seru dan penuh kesenangan boss," jawab Andy

Gavin menatap sinis ke arah Andy, seketika Andy tidak jadi menjahili Gavin yang menjadi hobinya.

"Tapi apa kau benar-benar yakin, tidak datang ke hari wisuda istrimu?" tanya Andy

"Tidak," jawab Gavin dingin

"Dasar suami tidak pengertian," ledek Andy

Andy langsung lari keluar meninggalkan Gavin daripada kena semprot Gavin. Hanya Andy yang berani jahil pada Gavin, karena Andy itu seperti anak kecil. Suka menjahili siapapun, Andy mengenal Gavin saat ia meretas keamanan perusahaan Gavin. Gavin menangkapnya dan menjadikannya asisten.

*****

Malam Hari

Zora mengemasi beberapa barang yang menurutnya penting, ia juga membawa biola hadiah dari ibunya. Saat hendak mengambil air minum, ia melihat Gavin baru pulang dan berjalan sempoyongan.

"Hei kau...." teriak Gavin

Zora tak menghiraukan Gavin yang mabuk malam itu.

"Kau gadis! Kita ini suami istri, apa salahnya jika melakukan hal itu?" tanya Gavin yang mabuk

Ctaarr...

Gelas yang dipegang Zora terjatuh dan pecah, Zora masih terdiam mengingat kejadian malam itu. Benar-benar malam yang paling dibencinya. Sementara Gavin langsung berlari menghampiri Zora.

"Jangan sentuh itu, bahaya," ucap Gavin yang menahan tangan Zora

"Jangan sentuh aku!" bentak Zora sambil menepis tangan Gavin

"Kau ini istriku, jangan jual mahal!" kesal Gavin

"Aku tidak mau jadi istrimu, cepat ceraikan aku!" bentak Zora

"Tidak bisa, Gavin tidak bisa mengingkari janjinya," ucap Gavin

"Janji? Janji apa?" tanya Zora

"Aku tidak bisa menceraikan mu, harus kau dulu yang menceraikan aku. Itu janjiku pada ayah," ucap Gavin

"Kalau begitu, aku akan menceraikan mu," ujar Zora

"Tidak bisa," bentak Gavin

"Kenapa tidak? Aku sudah hancur, jangan kau hancurkan lagi! Hiks," tangis Zora

"Kau hanya milikku dan selalu menjadi milikku," ucap Gavin

Gavin langsung mencium bibir Zora, Zora memberontak ingin melepaskannya namun Gavin terlalu kuat. Gavin mendorong Zora sampai bersandar di tembok, Gavin membuka paksa mulut Zora dan menjelajahi setiap inci mulut Zora. Sedangkan Zora hanya bisa meneteskan air matanya tanpa suara.

Gavin melepaskan ciumannya, Zora menangis. Gavin menatap lekat wajah Zora yang sedang menangis lalu mengusap air mata Zora.

"Kau... Selama jadi istriku tidak boleh menangis," ucap Gavin

"Tidak, aku tidak mau. Ceraikan aku! Ceraikan aku!" pinta Zora sambil menangis

"Aku bisa menuruti semua keinginanmu, tidak untuk yang satu itu," ucap Gavin

Gavin menarik paksa Zora untuk naik, Gavin menyeret Zora masuk ke kamarnya. Gavin melemparkan tubuh mungil Zora keatas kasur, Zora menangis dan hendak melarikan diri. Belum sempat berlari, Gavin sudah mencengkram tangan Zora dan menariknya ke atas. Gavin kembali mencium paksa Zora di atas kasur.

Malam itu mereka melakukannya lagi, Zora tidak bisa melakukan perlawanan. Tubuh dan hatinya berkebalikan, hatinya ingin berhenti dan tubuhnya tidak menolak sama sekali setiap sentuhan Gavin. Zora merasakan ada rasa hangat dihatinya yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sedangkan Gavin merasa sungguh bahagia saat Zora ada di pelukannya.

Kenapa... Kenapa dunia ini penuh kemunafikan - Batin Zora

Akan ku buat kau sadar jika hanya aku yang bisa memilikimu dan hanya aku yang bisa menjadi pria mu - Batin Gavin

*****

Pagi Hari

Zora terbangun lebih awal daripada Gavin, Zora melangkahkan kakinya mengambil bajunya yang berserakan di lantai.

Anggap saja ini hadiah perpisahan untukmu - Batin Zora

.

.

.

.

.

.

.

Tbc

Happy reading:)