Angel hidup dengan dendam yang membara. Kakaknya ditemukan tewas mengenaskan, dan semua bukti mengarah pada satu nama
Daren Arsenio, pria berbahaya yang juga merupakan saudara tiri dari Ken, kekasih Angel yang begitu mencintainya.
bagaimana jadinya jika ternyata Pembunuh kakaknya bukan Daren, melainkan Pria yang selama ini diam-diam terobsesi padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjodohan Daren
Ken menatap Daren dengan pandangan yang sulit di artikan. senyum miring tersungging di. bibirnya.
"Menikah? " Tanya Ken dengan datar.
Daren hanya diam wajahnya sedingin es berbeda dengan sang ibu yang tersenyum bahagia.
Flashback On.
Daren berhenti di ambang pintu, alisnya langsung turun. melihat banyak orang di ruangan.
“Ada apa?” suaranya berat, dingin.
Renata tersenyum seolah semuanya sempurna.
“Kau datang tepat waktu, Daren. Duduklah. Kami memiliki tamu penting.”
Daren tidak bergerak. Tatapannya berganti dari wajah ibunya, bela, lalu kepada kedua orang tua gadis itu.
Bela bangkit, menunduk sopan sambil tersenyum manis.
“Senang akhirnya bertemu dengan anda Tuan Daren,” ucapnya lembut.
Daren tidak membalas.
Matanya dingin. Menganalisis bela dengan tajam.
Renata menepuk tangannya sekali, membuat semuanya fokus padanya.
“Keluarga bela sudah lama bekerja sama dengan kita,” kata Renata pelan namun tegas. “Dan kami sepakat… bahwa sudah waktunya kau, Daren, memiliki pasangan yang tepat.”
bela tersenyum merona, jelas dia sudah diberi gambaran tentang perjodohan ini. siapa yang bisa menolak pesona seorang Daren de Castello. semua menginginkannya untuk di jadikan suami.
Daren mengerutkan kening. “Pasangan?”
Renata mengangguk mantap.
“Kami berniat menjodohkanmu dengan Bela.”
Suara itu jatuh seperti palu yang di pukul.
Flashback Off.
"iya. Bella adalah wanita yang tepat untuk Daren. dia cantik, pintar, karirnya juga bagus. " Renata terus menjelaskan dengan panjang lebar.
Ken mengalihkan tatapannya pada wanita muda dan dan dua orang paruh baya yang di sampingnya.
Meneliti penampilan wanita muda itu. memang cantik tapi tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan angel.
sepertinya Usianya sebaya dengan Daren dan dieinya, penampilannya anggun, wajahnya halus dengan bibir merah muda dan rambut panjang yang disisir rapi.
Di samping bela, duduk kedua orang tuanya keluarga terpandang dan rekan bisnis besar keluarga De Castello.
lalu matanya kembali beralih pada Daren yang terlihat tidak berminat dengan pembicaraan ini.
"jadi, hal penting yang ibu maksud adalah ini? " Tanya ken dengan dingin.
Renata mengangguk
"iya. ini sangatlah penting Daren untuk masa depanmu. kamu membutuhkan penerus."
mata tenata berubah sendu menatap Ken dan menggengam tangan Aluna, menantunya. ia tahu pernikahan mereka berdua tidak berjalan seperti seharusnya. Ken anak tirinya masih begitu mencintai kekasih dari masa SMA nya. ia tahu itu bahkan dengan terang-terangn Ken meminta restu dan mengancam mereka. Pernikahan ken dengan Aluna hanyalah pernikahan bisnis yang tidak di inginkan oleh ken. namun tidak dengan Aluna sendiri., menantunya sering curhat dan mengubah pada dirinya tentang sikap daren yang tidak pernah pulang ke mansion. Tidak ada hal yang bisa dia lakukan disini.
Jika dia kembali memaksa ken, tidak menutup kemungkinan ken akan semakin membenci dirinya.
"sudah satu tahun pernikahan Ken, tapi Aluna belum mengandung. " lanjutnya dengan lirih.
"Jangan memaksakan kehendakMu. urus saja pekerjaanmu. aku bisa mengurus diriku sendiri. " jawab Ken dengan datar.
Renata menghela napas berat selalu seperti ini. entah apa yang mem ust ken membenci dirinya. diaerasa tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal.
"Pertunangan Daren akan di lakukan dua minggu dari sekarang. " ucap Renata dengan tegas.
Ken menatap Daren yang terlihat tegang. Perasaan iba sedikit menyeluruh ke dalam hatinya.
"ternyata perlakuannya pada anak kandung pun sama. " dalam batinnya ken berkata dan tertawa meledek.
Aluna tersenyum samar, tampak menikmati drama yang akan terjadi.
Orang tua bela Tuan Bram aditama dan Nona Maya berusaha terlihat ramah, sementara Sabela sendiri menatap Daren dengan mata berbinar jelas ia menyukai apa yang ia lihat.
Daren tertawa pendek. Tawa dingin tanpa humor, membuat seisi ruangan bergidig ketakutan.
“Dan kapan,” katanya sambil memasukkan tangan ke saku,
“aku pernah memberi izin untuk ini?”
Renata tetap tenang, seperti sudah siap menghadapi reaksi dang putra.
“Ini bukan tentang izinmu Daren. Ini tentang keluarga.”
Daren menatap ibunya dengan tenang, tetapi aura dinginnya membuat semua orang menahan napas.
Ia berdiri tepat di depan bela, menatapnya tanpa ekspresi.
Gadis itu tersenyum ragu, seolah menunggu Daren bicara.
setelah beberapa detik hening Daren akhirnya membuka mulut, suaranya rendah dan tegas
“Aku tidak tertarik. Sama sekali.”
bela terkejut, bibirnya terbuka sedikit.
Ayahnya, Tuan Bram menegakkan punggung tidak Terima dengan perlakuan dsren pada putrinya.
Ken memejamkan mata ia tahu Daren pasti menolak perjodohan ini dengan keras.
meski kecewa dengan sikap putranya, renata tetap memasang senyum politisnya.
“Daren,” Renata memperingatkan.
Tapi Daren mengangkat tangan, menghentikan ibunya yang hendak berbicara.
“Aku sudah bilang. Dan akan aku ulangi ibu.”
Matanya tajam seperti pisau yang siapenghunus kapan saja.
“Aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku pilih sendiri. Wanita ini tidak menarik sama sekali. ”
tanpa menunggu jawaban siapa pun, Daren berbalik dan berjalan keluar ruangan bahkan tidak menoleh sedikitpun.
Namun sebelum ia benar-benar keluar dari pintu, ia berhenti sesaat.
Wajah Angel kembali muncul di pikirannya.
Kenenatap kepergian Daren dengan senyum miring.
"Maafkan sikap putra saya tuan dan Nona aditama. dia memang seperti itu. " Renata tersenyum dan sedikit menundukan kepalanya. hubungan bisnis yang sudah di jalin bertahun-tahun bisa hancur kapan saja karena tindakan putranya itu. Tidak anak kandung tidak anak tiri semuanya sama saja. membuat kepalanya pusing dan berdenyut sakit.
"Tidak punya etika sama sekali. " jawab Maya aditama dengan sarkas.
"mamah." panggil bela dengan pelan. ia tidak mau jika keluarganya membatalkan perjodohan ini. ia sudah lama tertarik pada Daren, pria yang sulit di sentuh oleh siapapun.
"tidak apa. aku yakin tuan Daren hanya syok saja dengan kabar mendadak ini. " ucap Bela dengan lembut.
Renata menatap Bela dan tersenyum tipis ia yakin bela sudah jatuh hati pada Daren. sepertinya tidak akan sulit menyatukan dua keluarga ini. bela pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkan Daren.
"benar apa yang di katakan bela Nyonya. Daren hanya kaget saja. "
"Baiklah. aku tidak akan membatalkan perjodohan ini. tapi beritahu putramu untuk bersikap lebih sopan! percuma punya wajah tampan jika tidak punya etika. ayo kita pergi dari sini bela. " Maya mengajak anaknya pergi dan menggenggam lengan suaminya.
" saya pamit tante. "
Renata mengangguk dan membiarkan mereka pergi. toh percuma saja menahanya.
setelah keluarga aditama menghilang di balik pintu utama mansion ken menatap renata dengan sinis.
"Miriss sekali. putramu saja menentang dirimu?" tanpa menunggu jawaban Renata ken bangkit dan melangkaj meninggalkan Aluna dan ibu tirinya dalam keheningan.
