NovelToon NovelToon
SARANG

SARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Single Mom / Janda / Bullying di Tempat Kerja / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.

Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.

Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Sarah masuk ke kedai dengan lesu.

Jin Guk dan Ki Yong tak mengantarnya karena sibuk. Tapi mereka menghubungi Da Jin, mengirim pesan padanya.

"Ini jeruknya" ucap Sarah.

"Ahhh, taruh di dapur. Nanti aku yang urus" ucap So Min.

Sarah menggigit bibirnya sendiri.

"So Min shi" ucap Sarah ragu.

"Ya? " So Min menoleh.

"Itu.... " Sarah ingin meminta bantuan padanya.

Tapi, Da Jin datang sambil membawa bahan yang kurang untuk ditambahkan.

"Sayang, apa kamu lupa bulan ini kita harus bayar sewa? Pak Gong terus menelpon tadi" keluh So Min.

"Ahhh ya, aku lupa, uangnya belum penuh, nanti aku bicara dengannya" ucap Da Jin sambil membereskan bahan bahan.

"Jadi apa? " tanya So Min pada Sarah.

Mata Sarah membulat, dia tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak jadi" jawabnya kemudian kembali bekerja.

"Sarah shi! " seru Da Jin dari dalam dapur.

"Ya! " jawab Sarah kemudian masuk.

"Buat bumbunya! " pinta Da Jin karena dia sedang mencuci beras.

"Ya...! " Sarah langsung membuatnya.

Tapi Da Jin memperhatikan wajahnya.

"Kamu baik baik saja kan?" tanya Da Jin.

Sarah melamun.

"Saraha! " panggil Da Jin lagi.

"Ya? " Sarah menoleh.

"Ada dengan mu? " tanya Da Jin.

"Tidak, tidak ada apa apa" Sarah tersenyum dan menggerakkan tangannya.

"Ya sudah, jangan melamun" ucap Da Jin tak mau memaksanya.

Kemudian dia mengirim pesan pada Ki Yong yang tadi memintanya untuk mengabari apa yang terjadi pada Sarah, jika dia sudah cerita.

- Dia bilang tidak ada apa apa, mungkin tidak mau cerita sekarang karena masih sibuk, aku akan tanya lagi malam ini-

Ki Yong yang sedang di dalam mobil, tertegun menatap pesan Da Jin.

"Gimana? Apa katanya? " tanya Jin Guk.

"Tidak, Sarah jawab tidak ada apa-apa" jawab Ki Yong.

"Trus kenapa dia nangis? " Jin Guk mengusap dagunya sendiri.

"Entahlah" jawab Ki Yong yang juga penasaran.

**

Malam tiba.

Da Jin dan So Min bersiap pulang. Tapi Da Jin kembali masuk ke dapur.

"Saraha! " seru Da Jin.

"Ya? " Sarah mendekat.

"Apa yang terjadi? Ki Yong bilang tadi... "

Sarah ingat dengan kejadian tadi, dia tak sangka Ki Yong akan mengatakan nya pada Da Jin.

Dia terdiam sejenak, saat dia kembali dari gedung setelah membeli jeruk, dia mendapatkan kabar bahwa kakak laki-laki nya kecelakaan dan harus di amputasi kakinya. Anita, kakak perempuan nya menelpon memintanya untuk membantu membayar uang operasi yang dia pinjam dari rentenir karena butuh cepat.

Tapi....

Karena mereka belum membayar sewa kedai tahun ini, Sarah jadi ragu untuk meminta bantuannya.

"Tidak, benar-benar tidak ada apa apa" jawab Sarah.

"Sungguh? Jangan bikin orang cemas! " Da Jin masih mencoba memaksanya bicara.

"Sungguh! " jawab Sarah dengan jari di silangkan di belakang pinggangnya.

Seon Yu melihatnya, dia masuk ke dapur untuk mengambil jaketnya.

"Ya sudah, aku pulang. Jangan bangun terlalu pagi, nanti lingkar mata mu semakin hitam" ucap Da Jin.

"Ahhh, ini kan sedang tren" ucap Sarah sambil melepas apron nya.

"Tren apanya" gumam Da Jin kemudian pulang.

Seon Yu menatap Sarah.

"Kenapa? " tanya Sarah yang merasa tak nyaman dipandang seperti itu.

Seon Yu menghalangi jalannya, dia melipat tangan dan bersandar diambang pintu.

"Minggir! " Sarah menendang kakinya.

"Sakit Nuna! " keluh Seon Yu.

Sarah pergi ke depan untuk melipat papan menu.

"Kenapa menyilangkan jari mu saat Da Jin bertanya? " tanya Seon Yu.

"Tidak ada apa apa" Sarah menjawab pelan.

"Kenapa.....?! " Seon Yu memaksa.

"Tidak ada apa apa, kamu kenapa sih, menyebalkan sekali" keluh Sarah.

Seon Yu menahan pintu yang hendak Sarah tutup.

"Pergilah! Jangan sampai terlambat besok! " ucap Sarah seraya menarik pintu dengan sekuat tenaga.

"Tidak mau, kamu harus cerita dulu" ucap Seon Yu.

Sarah melepas pintu dan keluar, dia menancapkan kedua tangannya di pinggang, sambil menatap Seon Yu yang menunggu nya bicara.

"Ok aku akan cerita" ucap Sarah.

Ki Yong datang, saat itu dia ada di seberang jalan. Mereka tak memperhatikan dirinya. Dia melihat Sarah sepertinya akan cerita pada Seon Yu temannya.

"Bagus, ceritalah! " ucap Seon Yu seraya melipat tangannya di dada.

"Tidak begini, aku hanya akan cerita kalau kamu berbagi rokok mu dengan ku" ucap Sarah sambil menggerakkan tangannya meminta pada Seon Yu.

"Gila! " umpat Seon Yu.

Sarah masih meminta.

"Tidak akan pernah! " ucap Seon Yu marah.

"Kalau begitu aku juga tidak akan pernah cerita, pergi kamu! "

Sarah mendorong nya, Seon Yu mundur. Kemudian Sarah menutup pintunya.

"Hei... yang benar saja! " Seon Yu masih berusaha.

Namun Sarah tak bergeming. Seon Yu pikir dia sudah masuk karena semua tirai tertutup dan dia tidak bisa melihatnya dari luar.

Seon Yu pun pergi dengan kesal.

Ki Yong terdiam memperhatikan pintu. Dia melihat bayangan Sarah masih di sana. Ki Yong mendekati kedai.

"Bagaimana ini" ucap Sarah dalam bahasa Indonesia.

Ki Yong membulatkan matanya. Dia membuka ponsel dan mencari arti apa yang Sarah ucapkan.

Tapi, karena ada orang yang lewat, dia jadi pergi tak tinggal lebih lama.

***

Sampai di rumahnya.

Ki Yong mencari tau lagi.

"Apa artinya? " gumamnya.

Jin Guk masuk ke kamarnya karena lelah. Tapi kemudian keluar lagi.

"Da Jin tidak mengirim pesan? " tanya Jin Guk.

"Tidak" jawab Ki Yong singkat.

"Ahhrrgg...., aku jadi kasihan padanya, kenapa dia memendamnya sendiri ya? Jadi kepikiran" ucap Jin Guk kemudian benar-benar menutup pintu kamarnya.

Ki Yong melirik sebentar kemudian kembali menatap ponselnya.

"Tapi sudah jelas dia sedang mengeluh" gumam Ki Yong.

Kemudian dia mendapatkan jawabannya.

"Bagaimana ini adalah ottoke dalam hangul"

Ki Yong menatap langit langit.

"Apanya yang bagaimana? " tanya Ki Yong.

Teringat dengan ucapan Jin Guk yang mengatakan Sarah memendam kesulitan nya sendiri.

"Ya, apa sesulit itu bicara? " tanya Ki Yong.

***

"Ya, belum ada" jawab Sarah di telpon.

"Duhh... gimana dong Sar? Kakak bingung, sertifikat rumah kakak masih di bank, cicilan nya juga masih banyak. Gimana kalau mereka nagih bulan depan? " ucap Anita khawatir.

"Aku akan usahakan, tidak sampai satu bulan pasti dapat uangnya" ucap Sarah.

Meskipun tidak yakin, tapi dia mau kakak nya tidak cemas memikirkan nya.

"Maaf, aku jadi terus meminta mu melakukannya. Istrinya saja tak peduli dengannya" ucap anita.

"Dia kan kakak ku, jadi aku juga harus bantu. Karena ini bukan uang yang sedikit, jadi berdoa saja, dan bersabar sebentar. Semoga saja tidak lama lagi aku dapat sesuatu yang baik" ucap Sarah.

"Sehat sehat di sana ya, anak anak sedang ujian sekarang, aku harus minta suami ku servis motot untuk antar jemput mereka ke sekolah" ucap Anita.

"Ya"

Anita menutup telponnya. Sarah kembali melamun.

"Apa aku akan mendapatkan uangnya" gumamnya jadi ragu.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!