NovelToon NovelToon
Dicintai Ipar Sendiri

Dicintai Ipar Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cerai / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Berondong
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mengisahkan Keyla Ayunda seorang janda yang baru saja kehilangan saja kehilangan suaminya namun harus menghadapi kenyataan bahwa sang adik ipar rupanya menyimpan perasaan padanya. Drama pun terjadi dengan penuh air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Lama

Keheningan yang dingin meliputi ruangan itu. Zehra menatap Rezi, mencari-cari sisa-sisa pria yang pernah ia cintai, namun ia hanya menemukan bayangan.

“Aku akan urus semuanya secepatnya. Rumah ini, kepemilikan saham, semuanya. Aku tidak akan mempersulit,” kata Rezi, mencoba menunjukkan itikad baiknya, betapa ia menghargai Zehra, meski ia telah mengkhianatinya.

Zehra menggeleng pelan. “Aku tidak peduli dengan uangmu, Rezi. Aku hanya ingin bebas dari bayanganmu, dari bayangan kebohongan ini. Aku ingin hidup yang tenang, di mana suamiku mencintaiku, bukan menatap kakakku setiap kali aku memalingkan muka.”

“Mulai saat ini, aku tidak akan terlibat lagi dalam kehidupanmu. Kau bebas. Bebas untuk mengejar cinta sejatimu,” katanya, menekankan kata-kata itu dengan sindiran pedih.

Setelah mengatakan semua yang perlu ia katakan, Zehra berbalik dan menaiki tangga tanpa menoleh lagi. Pintu kamar utama tertutup dengan suara pelan yang terdengar seperti sebuah penutup peti mati bagi pernikahan mereka.

Rezi ambruk kembali ke sofa. Punggungnya yang tegak kini merosot. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Harga yang harus ia bayar sangatlah mahal: kehilangan Zehra, kehilangan keluarganya, kehilangan harga dirinya. Namun, di tengah kehancuran itu, satu nama muncul lagi dalam benaknya, satu-satunya alasan di balik semua kekacauan ini: Keyla.

****

Keesokan harinya, Rezi bergerak cepat. Ia menghubungi pengacaranya, menerima semua persyaratan Zehra tanpa perlawanan. Ia tahu ia pantas menerima hukuman ini. Setelah menyelesaikan urusan dengan Zehra, fokus Rezi sepenuhnya beralih.

Ia duduk di kantornya yang mewah, tetapi pandangannya kosong menatap monitor. Ia tidak bisa bekerja. Ia hanya bisa memikirkan Keyla. Wajah Keyla yang terluka dan tatapannya yang meminta ia pergi, terus menghantuinya.

"Aku tidak bisa pergi, Key,” gumamnya pelan pada ruang kosong itu. “Tidak sekarang. Aku sudah melepaskan segalanya untukmu. Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian.”

Rezi tahu ia harus berhati-hati. Keyla sedang berduka. Kematian Ardito adalah luka terbuka, dan pengakuannya hanyalah garam yang ditaburkan di atas luka itu. Mendekatinya sekarang, setelah ia diusir, sama saja dengan menuduh Keyla sebagai penyebab kehancuran rumah tangganya.

Rezi mengambil ponselnya, jarinya melayang di atas kontak Keyla. Ia tidak bisa menelepon. Ia tidak bisa mengirim pesan teks biasa. Itu terlalu dangkal.

“Aku harus menunjukkan bahwa aku tulus. Bahwa aku tidak hanya memanfaatkan situasi,” pikirnya.

Ia memutuskan untuk menggunakan cara tidak langsung, cara yang tidak akan menuntut Keyla untuk merespons, tetapi tetap menunjukkan kehadirannya, menunjukkan dukungan diamnya.

Pertama, ia menghubungi manajer keuangan Keyla.

"Saya tahu Keyla sedang berduka dan mungkin mengabaikan endorsement yang masuk. Tolong pastikan channel dan akunnya tetap aktif. Urus pembayaran. Jangan biarkan dia kehilangan momentum kariernya karena ini. Gunakan dana darurat, jika perlu, dan jangan beri tahu dia bahwa ini dari saya."

Kedua, ia menelepon seorang kenalannya yang menjalankan layanan pengiriman makanan katering sehat.

"Kirimkan makanan yang paling menenangkan, yang hangat, dan bergizi ke rumah Keyla setiap hari, selama dua minggu. Kirimkan atas nama 'Teman Lama'. Jangan pernah menyebut nama saya."

Terakhir, ia pergi ke toko bunga. Ia tidak membeli mawar atau lily. Ia membeli sekotak bunga Forget-Me-Not yang kecil dan biru.

Ia pergi ke rumah Keyla, memarkir mobilnya jauh dari pandangan. Ia berjalan pelan ke teras, tempat ia dan Zehra bertengkar kemarin. Pintu itu masih menutup rapat, dingin, dan mengancam. Rezi tidak berani mengetuk.

Ia meletakkan kotak kecil bunga Forget-Me-Not itu di depan pintu, di samping bel rumah. Bunga kecil itu mewakili permintaannya: Jangan lupakan aku.

Rezi mundur, menatap rumah itu dengan pandangan penuh kerinduan dan penyesalan. Ia tahu, langkahnya mungkin terkesan menjijikkan dan manipulatif, tetapi perasaannya pada Keyla terasa begitu nyata, begitu mendesak. Kehilangan Ardito, kehilangan Zehra, kini hanya menyisakan satu jalan di depannya: memenangkan Keyla, apa pun risikonya.

****

Keyla sedang duduk di dalam, di ruang tamu, di tempat yang sama saat ia mengusir Rezi, menatap pintu yang tertutup. Ia masih terbungkus dalam selimut dukanya, ketika bel rumahnya berbunyi pelan. Ia tidak bergerak. Bel berbunyi lagi, dan ia tahu itu bukan Rezi—Rezi pasti akan menggedor atau berteriak.

Perlahan, Keyla bangkit dan membuka pintu. Ia melihat bunga Forget-Me-Not itu. Tidak ada kartu. Tidak ada nama pengirim. Hanya bunga biru kecil yang sunyi. Keyla mengambilnya, dan untuk pertama kalinya sejak kematian Ardito, dan drama semalam, ia merasakan getaran emosi yang kompleks—bukan lagi kesedihan, bukan lagi amarah, tapi kebingungan dan sedikit rasa hangat yang asing.

Di kejauhan, Rezi mengawasi, menunggu reaksi Keyla. Ia berjanji pada dirinya sendiri: ia akan menunggu sampai Keyla siap. Ia telah menghancurkan hidupnya demi cinta ini, dan ia tidak akan mundur sekarang.

****

Proses perceraian Zehra Magnolia dan Rezi Deja berjalan secepat kilat, mencerminkan keinginan Zehra yang absolut untuk memotong semua ikatan. Ia tidak bertele-tele, tidak menuntut harta, dan tidak peduli pada pembagian aset. Yang ia inginkan hanyalah pembebasan.

Dua hari setelah pengakuan pahit Rezi, Zehra sudah mengemas barang-barang pribadinya. Ia tidak membawa banyak. Harta materi terasa begitu hampa di hadapan pengkhianatan emosional yang ia derita. Ia pindah ke sebuah apartemen sederhana di pusat kota, jauh dari rumah mewah mereka yang terasa mencekik.

“Aku akan mengirimkan biaya hidup rutin, dan akan tetap dalam kendaliku, aku janji itu aman.”

“Lakukan apa pun yang kau mau dengan uangmu,” Zehra mengangkat bahu, sikapnya acuh tak acuh. “Uang tidak pernah menjadi masalah kita, Rezi. Masalah kita adalah… hatimu. Yang ternyata, selalu berada di tempat yang salah.”

Zehra mengambil tas tangannya. Ia menatap Rezi untuk terakhir kalinya, tatapan yang penuh penyesalan, bukan untuk dirinya, tetapi untuk tahun-tahun yang mereka buang dalam kebohongan.

“Semoga kau bahagia, Rezi. Kuharap Keyla… pantas mendapatkan semua kehancuran yang kau ciptakan ini,” Zehra berbisik, lalu berbalik dan meninggalkan rumah itu tanpa menoleh lagi. Pintu tertutup, menyisakan Rezi sendirian di dalam rumah yang kini terasa seperti monumen kegagalan.

Dengan perginya Zehra, Rezi kini sepenuhnya fokus pada satu hal: Keyla.

****

Sejak Keyla mengusirnya, Rezi tidak pernah melanggar perintah itu secara langsung. Ia tidak pernah menelepon, tidak mengirim pesan, dan tidak muncul di depan pintu rumah Keyla. Namun, dukungannya ada di mana-mana, halus, tak terlihat, seperti jejak kupu-kupu yang sulit dikenali.

Keyla, yang masih tenggelam dalam kabut duka dan kelelahan, perlahan mulai menyadari adanya keanehan.

Pertama, makanan. Setiap sore, pada waktu yang sama, seorang kurir akan datang mengantar kotak makan siang yang berisi hidangan favoritnya. Semuanya sehat, bergizi, dan rasanya pas—tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas. Di masa-masa ia nyaris lupa makan, hidangan ini sangat membantu. Keyla sempat bertanya pada kurir itu.

“Dari siapa ini, Mas?”

“Dari ‘Teman Lama’, Mbak Keyla. Hanya itu yang tertulis di resi.”

1
partini
baca sinopsisnya agak" gimana gitu penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!