TERLALU CINTA

Sore itu Ayu duduk termenung di beranda rumahnya. Ia tampak berpikir keras mencerna ucapan Nyai Sariti.

"Dia adalah wanita yang sangat cantik lebih cantik dari dirimu dia juga memiliki karir yang cemerlang orang yang sangat pintar tapi penuh ambisi, kulitnya kuning langsat seperti seorang putri matanya tajam dan senyumnya sangat menawan. Dan ciri yang paling menonjol pada dirinya adalah rambutnya, rambutnya ikal dan panjang?"

"Wanita cantik dengan rambut ikal panjang, hmm...kaya Hera??" Ayu membuka album foto pernikahannya dan mengamati foto Hera.

"Hmm, dia lebih cantik dariku, kulit kuning Langsat, karir cemerlang, senyumnya menawan, rambut panjang dan ikal. Kok beneran Hera ya, tapi mana mungkin dia mau rebut Mas Adi. Kan dia udah punya tunangan??"

"Ah daripada suudzon mendingan aku nyiapin keperluan sesaji, mumpung Mas Adi belum pulang,"

Hari itu juga Ayu langsung melakukan semua ucapan Nyai Sariti. Ia menaruh bunga tujuh rupa di setiap sudut kamarnya.

Tidak lama Adi pulang. Cuping hidung Adi tiba-tiba bergerak-gerak saat mengendus aroma aneh di kamarnya. Bila biasanya Ayu memasang aroma terapi di kamarnya, kini aroma kamar tampak aneh membuat Adi merasa tak nyaman hingga bertanya kepada Ayu.

Ayu kemudian menceritakan apa yang ia lakukan bersama Hera pagi tadi, ia tak lupa menunjukan bunga-bunga yang ia pasang di sudut kamar. Tentu saja hal membuat Adi merasa aneh.

Ia tahu benar jika Ayu tidak pernah percaya dengan hal-hal berbau mistis. Namun Ayu sekarang berubah setelah menemui Nyai Sariti.

"Kenapa tiba-tiba kamar kita jadi Horor gini ya?" Tanya Adi dengan wajah creepy

"Horo gimana sih sayang?" jawab Ayu dengan suara manja

Adi menunjuk kearah piring kecil yang berisi bunga tujuh rupa yang diletakkan di atas meja rias.

"Emang di sudut kamar saja tidak cukup ya, sampai harus di letakkan di atas meja rias juga?" tanya Adi

Ayu tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Justru ini yang penting sayang. Emm... Sebenarnya, gue sih percaya gak percaya ya dengan hal-hal gaib. Tapi karena beberapa hari ini gue sering mengalami kejadian horor makanya aku turutin deh saran dari Nyai Sariti, toh ini demi kebaikan kita," Ayu mulai menjelaskan kronologi benda-benda mistis yang ada di rumahnya

"Kata beliau, ada orang yang tidak suka dengan gue dan sengaja mengirim guna-guna untuk mencelakai gue dan merebut lo dari gue. Nyai bilang orang itu suka sama lo. Tentu saja gue nggak rela kalau lo sampai di rebut sama dia. Makanya aku ikutin semua saran Nyai Sariti," jawab Ayu langsung memeluk Adi

"Kamu kenapa jadi percaya hal gituan sih sayang, itu kan mitos. lagian siapa sih yang mau mencelakai istri aku. Anyway kamu harus percaya sama aku, kalau aku tidak akan pernah berpaling darimu, cintaku lebih kuat dari guna-guna sayang, trust me!" Adi berusaha menyakinkan Ayu

"Tapi, tetap aja lo gak bisa melawan makhluk gaib kan. Demi Lo aku akan lakuin apa saja," jawab Ayu

"Iya deh sayang, yang penting kamu jangan macem-macem ya,"

"Makasih ya sayang," jawab Ayu

Semenjak dari kediaman Nyai Sariti Ayu tidak lagi menerima kiriman barang-barang aneh. Namun malam-malamnya mulai di hantui dengan mimpi-mimpi aneh. Mimpi itu seperti teror yang selalu membuatnya terjaga sepanjang malam.

Ia selalu menceritakan semua mimpinya kepada Adi, namun Adi selalu menganggap itu sebagai bunga tidur. Ia memang tak percaya hal-hal yang berbau mistis atau gaib, Jadi wajar saja jika Adi selalu tak percaya dengan arti mimpi-mimpi Ayu.

Ayu pun lebih percaya suaminya daripada nasihat dari Hera ataupun sang ibu. Ia yakin itu hanya bunga tidur.

"Ayu, mimpi kamu itu serem lo nak, kalau orang dulu bilang itu artinya kamu akan mati," Harsiwi tampak khawatir saat mendengar cerita Ayu

"Mamah jangan nakutin ih, yang namanya hidup mati seseorang itu sudah takdir Allah, jadi kita gak bisa tuh tawar menawar," sahut Ayu

"Tapi beneran mimpi kamu itu horor banget nak, apalagi kamu lagi hamil,"

"Sans aja Mah, mungkin ayo mimpi seperti itu karena Ayu jarang berdoa sebelum tidur," jawab Ayu

"Ih kamu mah gitu kalau di bilangin,"

Sebagai orang tua yang sudah banyak pengalaman Harsiwi berusaha menasehati Ayu agar ia selalu waspada dan hati-hati.

"Ingat nak, perbanyak membaca Al-Qur'an dan jangan tinggal sholat ya. Gak tahu kenapa mamah jadi khawatir banget sama kamu,"

Sore itu Harsiwi sengaja mengantar Ayu pulang ke rumah karena ia begitu khawatir. Setibanya di rumah Ayu, wanita itu bahkan membantu membereskan rumah.

Kekhawatiran Harsiwi semakin bertambah saat menemukan sebuah buntelan putih yang bertuliskan aksara jawa di dapur rumah ayu.

"Ini sih santet," ujarnya dengan wajah pucat

Ia buru-buru berlari menemui Ayu yang sedang beristirahat di kamarnya.

"Ayu, mulai sekarang kamu tidak boleh bepergian sendirian, selain kehamilan kamu yang semakin besar, ada seseorang yang sedang berusaha mencelakai kamu," Harsiwi menunjukkan benda temuannya kepada Ayu.

"Kamu tahu benda ini??" tanya Harsiw

Ayu menggeleng.

"Ini santet nak," jawab wanita itu