NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Diselingkuhi

Jodoh Setelah Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Selingkuh
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

"Aku mau kita putus!!"

Anggita Maharani, hidup menjadi anak kesayangan semata wayang sang ayah, tiba-tiba diberi sebuah misi gila. Ditemani oleh karyawan kantor yang seumuran, hidupnya jadi di pinggir jalan.

Dalam keadaan lubuk hati yang tengah patah, Anggita justru bertemu dua laki-laki asing setelah diputuskan pacarnya. Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau ini malah tak kenal tapi berujung perjodohan.

Dari benci bisa jadi tetap benci. Tapi, kalau jadi kekasih bayaran ... Akan tetap pura-pura atau malah beneran jatuh cinta?

Jangan lupa follow kalau suka dengan cerita ini yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSD BAB 16

"Ini maksudnya apa sih? Mas beneran mau dibunuh? Hah?"

Anggita meneteskan air mata kekhawatiran pada suaminya. Ternyata ucapan Widi yang ia anggap tidak berbahaya, itu salah. Kini benar-benar ada teror di dalam rumah tangga mereka.

"Kamu tenang aja, gak ada apa-apa kok. Palingan ini tuh orang iseng."

Bukan lagi kata-kata yang menenangkan bagi Anggita. Pandangan semakin tertutup oleh bendungan air matanya. Bibir Anggita pun bergetar kuat, satu tangan menghapus permukaan wajahnya.

Itu tangan Widi. "Aku tuh baru ngerasain bahagia setelah aku diputusin sama si Arya, bahkan aku baru kali ini dicintai sama kamu sedalam ini. Tapi—" Napasnya tertahan beberapa detik, tangisnya masih bersuara jelas.

Widi melihatnya tak tega. Jika ucapan saja tidak mampu mengobati perasaan sang istri, ia terpaksa memeluk Gita dengan erat.

Usapan hangat sebagai penenang pun berhasil. Tangis Anggita mulai mereda, meski Widi merasakan kedua tangan Gita masih melekat pada punggungnya.

"Kita jalan sekarang, ya? Jangan nangis terus, Sayang. Mas gak mau kamu pikirin kayak gini. Bisa aja ada orang yang gak suka sama kita, 'kan?"

Rasa hangat di punggung Widi tiba-tiba menghilang. Anggita melepas pelukan sambil menghapus air mata sendiri. Kemudian Gita membungkuk mengambil kotak paket tersebut.

Bibir yang semula bergetar dan tangan kiri gemetar, sekarang berubah. Tatapan mata itu mendadak tajam, ada raut berbeda. "Kamu mau ngapain, Gita?" Laki-laki berjaket kulit hitam tersebut khawatir.

"Kamu liat ini, kamu liat!"

Anggita membentak keras, kedua matanya merah, hidung pun masih basah. Kepalanya mendongak ke arah wajah suaminya, dan tatapan itu terlihat mengkhawatirkan Widi. "Anggita ... Kamu jangan seperti ini," ucap Widi khawatir.

"Kamu pikir ini paket sembarangan, hah!? Kamu pikir ini sesuatu yang bisa diajak bercanda? Main-main kayak anak kecil, hm? Ini tuh paket peringatan, Mas! Dan satu lagi, ini, ini ada boneka kayak gini!!"

Anggita menggertakan giginya. Bibir mungilnya pun mengatup dengan aura kebencian atau bisa juga kemarahan yang ditahan mati-matian.

"Iya aku tahu ini boneka untuk—"

"Sekarang juga buanggg!! Buang boneka ini, arghh!!"

Boneka itu disodorkan paksa pada Widi. Anggita pun semakin berteriak kencang. Meluapkan segala amarahnya yang sejak tadi dipendam.

Tidak ada komentar lain, Widi langsung membawa boneka dengan kotak paketnya ke dalam tempat pembakaran sampah tak jauh di samping rumah Anggita.

Setelah itu ia menggandeng Anggita untuk secepatnya pergi ke rumah sang ibu.

•••••

Begitu sampai ke rumah, Widi dan Anggita terkejut saat melihat Sarah sedang bersama Shinta.

"Loh, kok lo ada di sini, Shin? Bukannya lo pulang kampung?"

Shinta langsung berdiri sambil mengusap bokongnya. "Iya, Git. Sebenarnya gue udah pulang dari kemarin, dan gue juga sering banget datang ke rumah Bu Sarah."

Seketika Gita mengernyitkan keningnya. "Sering? Ada hubungan apa, ya kalau boleh tahu?"

Raut wajah Widi dan Shinta berubah. Ada seperti ketakutan yang disembunyikan dari Anggita. Akan tetapi, keadaan itu langsung berbeda karena ucapan Bu Sarah.

"Karena Shinta ini mantannya Widi, Nak Anggita."

Deg.

Kepanikan pun terjadi dengan Widi dan Shinta. Sekilas Anggita menoleh, lalu menatap Shinta. "Ohh ... Mantan? O-oh, oke, berarti adanya aku masuk ke rumah ibu sama aja dengan aku menjadi pengganggu di hubungan anak ibu Sarah, ya?"

Shinta menggerakan dua tangannya sebagai tanda tidak seperti yang Anggita kira. Sedangkan Sarah, wanita tua itu bingung.

"Anggita, maksudnya gak gitu, aku bis—"

"Lo diem!"

Kini posisi Anggita sedikit serong, jadi menghadap ke Widi. "Lo gak usah lagi deketin gue, dan lo harus inget. Kita nikah, itu cuma sebatas pandangan dari orang-orang kantor Ayah gue! Gak lebih dari itu! Dan kalau lo mau balikan sama Shinta, boleh kok! Gue gak akan ganggu hubungan orang lain, karena gue gak semurah itu."

Setelah berucap tegas pada Widi di depan ibunya, Anggita pergi begitu saja. Menyisakan sunyi yang teramat sakit dirasa oleh Widi.

Shinta menghampiri laki-laki berstatus suaminya Gita. "Lo ngapain sih hadir ke sini tanpa hubungin gue dulu? Lo mau nyakitin Anggita?" tanya perempuan itu nadanya tegas.

Sang ibu Widi berdiri dan turut mendekati anaknya. Wajahnya tampak merasa bersalah karena menjawab tanpa menghargai perasaan Anggita.

"Maafkan ibu ya, Nak. Ibu lupa kalau Anggita ini sudah jadi istri kamu. Soalnya kan kalian berdua menikah karena perjodohan mendadak, Nak," tutur wanita paruh baya tersebut.

Widi menggeleng. Sementara Shinta menatap sekilas ke Sarah. "Ibu gak salah, yang salah ini Widi ke sini gak ngasih tau dulu!"

"Ya gue juga gak tahu kalau lo juga di sini, Shin. Lo mikir gak sih? Udah berapa kali gue bilang ke lo buat gak perlu jengukin ibu gue. Karena meskipun gue udah sama Gita, tapi gue juga masih mampu buat balik ke sini!" sahut Widi tak kalah tegas.

Mantan Widi itu tersenyum tipis. Jari telunjuknya terangkat tepat di wajah anaknya Sarah.

"Elo! Lo dari dulu tuh gak berubah!! Selain jadi preman yang bandel, lo juga orang yang gak pernah ngertiin gue!"

"Ya ngertiin lo soal apa, hah!?" Kali ini Widi terbawa emosi.

Melihat keadaan semakin panas. Sarah memilih mundur perlahan. Mengkhawatirkan dua orang tersebut dan berharap putranya tidak main tangan.

"Tatap mata gue!!" Sorot tajam dan ucapan begitu lantang itu keluar dari mulut seorang Shinta.

"Gue ke sini karena ada alasannya! Lo gak tahu kan? Emangnya lo pikir cuma kehidupan lo sama Gita yang bahaya!? Ibu lo juga bahaya, Wid! Lo gak ngerti ya, kalau gue akhir-akhir ini dichat sama Ridho dan isinya ... Tentang nyawa Bu Sarah. Sekarang, gue bukan lagi mantan lo. Gue orang yang selalu jagain Bu Sarah seperti ibu kandung gue sendiri."

Usai Anggita, sekarang Shinta yang juga pergi meninggalkan rumah Widi dalam keadaan emosi.

Dengan bibir bergetar dan napas memburu, tatapan Widi mendadak kosong.

"Ri-Ridho?"

1
Lonafx
kacau banget cwok kayak Arya, gak modal😅

hai kak, aku mampir, cerita kakak bagus💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!