NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pengusiran 2

Ruang rapat berubah kisruh karena Widya dan Reva menolak untuk keluar dari ruang rapat. Widya masih berkeyakinan kalau semuanya ini hanya rekayasa Mahira. Salah satu peserta rapat sampai menghubungi notaris untuk mengecek keaslian surat-surat yang Mahira bawa.

"Tuan Arsa, bukanlah malam kemarin kita menandatangani kerjasamanya. Apakah anda menjebak saya?," tanya Widya menatap Arsa dengan raut wajah yang sedikit ketakutan karena ekspresi wajah Arsa yang tampak datar dan dingin.

Kemarin malam setelah mengantarkan Mahira pulang ia menemui Widya bersama orang kepercayaannya untuk mengabulkan kerjasama yang diajukan Nyonya Widya. Tanpa banyak pertimbangan pertemuan pertama langsung menandatangani kerjasama untuk manipulasi Widya.

"Bu Widya, tidak ada yang menjebak anda malam itu. Bukankah malam itu saya sudah meminta anda untuk membaca semua berkas?. Tapi anda menolak," ujar orang kepercayaan Arsa.

"Kalian benar benar licik," teriak Reva.

"Seret mereka!," ujar Mahira.

Akhirnya security berhasil menyeret Widya dan Reva dari ruangan itu meski keduanya tetap memberontak. Mahira yang melihat itu semua tersenyum puas. Tapi ini baru permulaan, ia akan pastikan keduanya akan kembali ke tempat asalnya.

Rapat akhirnya dimulai dan Mahira kembali menjadi pimpinan perusahaan. Wanita itu sedikit terkejut kalau 35% saham perusahaan milik Arsa. Ternyata selama ini Ibu tirinya tidak becus mengurus perusahaan, sehingga Arsa menanamkan sahamnya disini. Dan 25% saham milik beberapa pemegang saham yang hadir disini.

Setelah rapat selesai semua orang keluar dari ruangan itu kecuali Mahira dan Arsa. Mahira masih sibuk membereskan kertas yang sedikit berserakan sementara Arsa, pria itu hanya diam saja menatap Mahira.

"Masih lama?," tanya Arsa.

Mahira tersentak kaget." Tuan...anda masih disini?," tanya Mahira.

"Menurutmu?," tanya Arsa berdiri dari duduknya lalu melangkah menuju pintu dan menguncinya. Ia kembali menghampiri Mahira yang masih duduk di kursinya.

Arsa menarik kursi yang diduduki Mahira lalu mengangkat tubuh Mahira dan mendudukkannya diatas meja. Ia mengambil tangan Mahira lalu memijat pergelangan tangan Mahira dengan pelan.

"Sakit," Mahira meringis pelan.

"Sakit mana dari yang kemarin pagi?," tanya Arsa tetap dengan wajah dinginnya menatap Mahira dengan intens sementara tangannya terus memijit tangan Mahira.

"Mesum," ketus Mahira.

Krek

"Sakit...," pekik Mahira. Namun rasa sakit ditangannya hilang setelahnya. Ia tidak merasakan sakit lagi dipergelangan tangannya.

Arsa melebarkan kedua kaki Mahira hingga rok span yang dikenakan Mahira sedikit terangkat ke atas. Ia memegang pinggang ramping Mahira lalu mendekatkan tubuh Mahira padanya.

"Tuan...jangan begini," ucap Mahira merasa tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini apalagi ini kantor. Ia takut ada yang memergoki mereka.

"Kamu mau tahu apa itu mesum, hum?," jawab Arsa mengusap paha Mahira yang sedikit terbuka akibat roknya yang terangkat keatas.

"Tuan milikku masih terasa sakit," ucap Mahira saat tangan Arsa mulai bergerak naik ke area sensitifnya. Semalam Arsa menggempurnya hingga dini hari mengakibatkan area sensitifnya sedikit perih karena lecet.

"Benarkah?, sini aku lihat," jawab Arsa.

"Jangan...," ucap Mahira dengan cepat menahan tangan Arsa. Ia takutnya itu hanya modus Arsa saja dan mereka berakhir bercinta disini.

"Kenapa?," tanya Arsa dengan kening berkerut.

"Saya mau ke ruangan saya dulu, menyingkir barang-barang nenek lampir itu," jawab Mahira beralasan.

Arsa mundur kebelakang beberapa langkah dan merapatkan kembali kedua kaki Mahira." Aku juga harus kembali ke kantor," ucap Arsa.

"Sampai jumpa di rumah nanti malam," ucap Arsa sebelum pergi.

"Bisakah hubungan kita selesai sampai disini Tuan?. Saya ingin kita bercerai, bukankah anda sudah mendapatkan apa yang Tuan mau dari saya dan saya juga sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi hak saya," ujar Mahira.

Mendengar permintaan Mahira, Arsa yang hampir saja mencapai pintu menghentikan langkahnya."Tidak...," jawab Arsa dengan kedua tangan terkepal.

"Untuk apa kita menjalani pernikahan ini?. Sementara kita tidak saling cinta," ucap Mahira.

"Bukankah kau ingin menjalani pernikahan ini selama satu tahun?," tanya Arsa.

"Saya berubah pi--

"Semua yang kamu ucapkan, aku anggap itu sebuah kesepakatan," sela Arsa. Ia membuka pintu ruangan itu dan keluar meninggalkan Mahira yang masih berdiri di depan meja rapat.

***

Malam menjelang, Mahira yang baru saja keluar dari perusahaan karena harus bekerja lembur memperbaiki semua jajaran perusahaan. Ia memecat beberapa manager termasuk manager keuangan yang terbukti membantu Widya untuk menggelapkan uang perusahaan.

Mahira mengeluarkan ponselnya berniat untuk menghubungi Arsa menanyakan alamat tempat tinggal mereka agar memudahkannya untuk naik taksi online.

Namun baru saja ia akan menghubungi Arsa ia dikejutkan dengan Arsa yang sudah bersandar pada mobilnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia segara berjalan menghampiri Arsa yang terlihat sedikit menyeramkan menurutnya.

"Tuan saya--

"Masuk!," ucap Arsa menegakkan tubuhnya menatap dingin pada Mahira.

Mahira mengangguk kecil lalu masuk ke dalam mobil Porsche milik Arsa. Entah kenapa ia merasa Arsa kini bersikap dingin padanya. Tapi ia berusaha untuk tetap tidak peduli. Hubungan ini hanya sebatas kerja sama saja, tidak lebih. Dan ia tidak akan pernah berharap apapun pada Arsa selain dari bantuan pria itu. Sekarang hanya Arsa lah yang mau membantunya mendapatkan kembali apa yang menjadi haknya.

Mahira menatap keluar jendela membiarkan Arsa fokus pada stir mobilnya. Ia tidak memiliki ingin menganggu pria itu. Mahira mengerutkan keningnya saat Arsa tiba-tiba saja melakukan rem dadakan.

"Tuan...

"Tetap diam di dalam mobil dan menunduk lah agar mereka tidak melihatmu!," ucap Arsa mengeluarkan beberapa senjata apinya dari dalam dasbor dan juga dibalik pintu mobilnya.

"Apa yang terjadi Tuan?," tanya Mahira dengan cara terbata namun ia tetap menunduk seperti yang Arsa katakan. Ia melihat di depan sana begitu banyak mobil dan orang-orang berpakaian serba hitam menghadang mobil yang dikendarai Arsa.

"Tolong kirim pesan pada nomor ini. Katakan aku membutuhkan bantuan di jalan xxxxxxxx," ucap Arsa memberikan ponselnya pada Mahira.

"Tapi...

"Cepat!. Dan ingat jangan turun dari mobil dan tetaplah menunduk seperti itu sebelum aku kembali masuk ke dalam mobil!," sela Arsa lalu memakai topengnya dan turun dari mobil dan mobil terkunci secara otomatis.

Mahira tersentak kaget saat terdengar suara tembakan dari luar sana. Tangannya sedikit bergetar mengetik pesan yang akan dikirim ke nomor yang di minta Arsa. Ia berharap lega setelah pesan itu terkirim.

Sementara itu di luar sana, Arsa berdiri di depan mobilnya menembaki satu persatu lawannya. Meski ia hanya sendiri tapi ia tidak mempermasalahkan jika musuh yang ia hadapi sebanyak ini. Ia tidak beranjak sedikitpun dari mobilnya takutnya ada dari musuh yang meledakan mobilnya seperti kejadian satu tahun yang lalu.

Setelah hampir sepuluh menit berjuang mempertahankan diri dan membunuh beberapa musuhnya akhirnya para bantuan datang tepat disaat ia terkena tembakan di lengan kirinya karena ia kehabisan anak peluru.

"Maaf Kak, aku sedikit terlambat," ucap Devano menghampiri Arsa lalu menyerahkan dua buah senjata api pada Arsa.

"Hem," jawab Arsa berdehem pelan.

"Lindungi mobilku Devano, aku tidak ingin kejadian satu tahun yang lalu terjadi lagi," sambung Arsa.

Devano mengangguk kecil lalu memerintahkan beberapa orang untuk mengepung mobil Arsa menggunakan mobil mereka yang lainnya untuk melindungi mobil Kakaknya itu. Dulu Arsa harus merelakan mobil mewahnya di ledakan oleh musuhnya. Tapi sebenarnya bukan itu alasan Arsa, tanpa Devano ketahui di dalam mobilnya ada Mahira yang merupakan istri rahasianya yang harus ia lindungi.

...****************...

Maaf ya kemarin tidak bisa up karena author benar-benar sibuk sekali

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!