Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Bab 01 ~ Hari pertama co-ass

"Pak, Nara berangkat dulu ya," Nadira Keisha Azzura mencium tangan Bapaknya untuk pergi ke rumah sakit untuk melakukan koas selama 2 tahun.

"Hati-hati ya nak!" Azzam Radiman selaku bapak dari Nadira yang sangat peduli kepada anaknya.

"Bapak yakin mau berangkat?" Tanya Nadira saat hendak melangkahkan kakinya.

"Iya nak, Bapak sudah tidak apa-apa, kalau tidak berangkat mau bagaimana? kita makan dan biaya kamu kuliah dari mana kalau bukan dari usaha ini," sahut Azzam dengan raut muka tersenyum.

"Baiklah Pak, hati-hati ya, jika lelah pulang ya Pak!, jangan memaksakan diri," ujar Nadira dengan penuh rasa khawatir dikarenakan kondisi Bapaknya itu sedang kurang sehat.

"Iya Nara, kamu juga jaga dirimu baik-baik ya nak!" ucap sang Ayah.

"Ya Pak, ya sudah Nara berangkat dulu, Assalamualaikum," salam Nadira kepada Sang Ayah.

"Wa'alaikumus salam," balas salam Azzam.

Sesampainya Nadira di rumah sakit, Nadira langsung ke meja suster. Tak lama dari itu datanglah pembimbing Nadira yang bernama Dokter Kendrick Mahendra P. Xander, menuju meja Nadira dengan tergesa-gesa.

"Nadira, bantu saya di ruangan operasi, siapkan alatnya sekarang!" Seru Kendrick dengan cepat saat melewati meja dan mendapati Nadira yang sedang duduk.

"Pak, maaf saya baru kali ini mendapatkan tugas menemani operasi, saya belum mengetahui apa yang harus saya lakukan?" Ujar Nadira dengan segera berbicara tanpa menunda dengan langkah yang di sejajarkan.

"Ambil semua barang yang ada dilemari itu!" Seru Ken sebari menggunakan pakaian operasi.

"Semua?" Nadira pun bingung saat mencerna kata-kata sang dokter.

"Ya ampun anak koas lemot amat!" keluh Ken.

"Ga usah semua tapi peralatan di sana ambil selengkapnya tanpa ada yang tertinggal." Ken menjeda ucapannya saat ada suster menghampiri mereka. "Kebetulan ada kamu sus, tolong beri tahu Nadira peralatan yang akan digunakan untuk operasi saat ini, dan siapa yang akan membantu saya? segera bersiap!" Perintah Ken dengan tegas.

"Saya Pak," ucap siska suster yang telah lama bekerja di rumah sakit tersebut.

"Baik, ayo kita mulai operasinya!" sahut Ken dengan segera.

Operasi itu pun di mulai, mereka pun bekerja dengan khusu dan penuh konsentrasi, Nadira yang bertugas pertama kali di ruangan operasi itu pun merasakan ketegangan yang tidak terkira, dia membantu Mengelap keringat yang bercucuran dari kening sang dokter dengan menggunakan tisu yang tersedia.

Sedangkan Siska dia membantu Ken dengan memberikan segala peralatan yang dibutuhkan saat operasi berlangsung.

Setelah selesai operasi Nadira dan Siska kembali ke meja mereka, begitu juga dengan Ken.

Sedangkan di sisi lain di UGD, Thomas Edison sedang melakukan operasi kecil pada pasien tabrakan dengan menjahit sebagian luka pada tubuhnya yang sobek.

Operasi kecil itu tidak menyita banyak waktu namun pemeriksaan akan pria paruh baya itu begitu menyita waktu karena kondisi yang cukup memprihatinkan.

"Sus, Apakah Bapak ini ada keluarganya?, apa ada yang bisa kita hubungi?" Tanya Thomas yang memiliki kepedulian yang tinggi.

"Saya tidak mengetahui identitasnya Dok, dikarenakan beliau di bawa oleh Dokter Ken, saya kira ini saudaranya Dokter Ken," jawab suster yang membantu menangani pasien tersebut.

"Baiklah biar saya nanti bicarakan kembali dengan Ken, terimakasih sus sudah membantu saya, saya titip pasien ini, pantau terus hasilnya. Jika sudah terbangun dari pingsannya mohon beri dia makan, dan kabari hasil dari lab dan CT Scannya pada saya." Thomas pun berbicara saat hendak melangkahkan kaki menuju arah pintu keluar.

"Baik Pak akan saya laporkan nanti jika hasilnya telah keluar," jawab suster tersebut.

Kemudian Thomas pun bergegas menuju ruangan Ken, dengan langkah tegap dan berwibawa, juga berkharisma, saudara Ken ini sama-sama banyak dipandang para wanita sama halnya dengan Ken, hanya saja Kendrick memiliki wajah yang cool sedangkan Thomas memiliki wajah yang begitu ramah bahkan terkadang jika sudah mengenalnya dia terkesan cengengesan.

Thomas pun telah sampai di ruangan Ken tanpa mengetuk pintu.

"Bisa kaga lo kalau masuk ruangan gue itu ketuk pintu apa gimana? perasaan ga ada sopan-sopannya jadi saudara." Kendrick yang tetap fokus memeriksa dokumen kesehatan pasien di tangannya tanpa sedikitpun melirik ke arah Thomas.

"Ken, Lo udah selesai operasinya?" Tanya Thomas tanpa membahas teguran Ken.

"Udah, ga liat apa Lo?, gue udah duduk di sini?, Ha!, dan itu punya koas lemot banget sih kalau di suruh?, kesel gue!" gerutu Kendrick.

"Gue mau nanya sama lo, lo nemuin orang tabrakan dari mana sih?, Sampai suster bilang itu orang kenalan lo atau saudara lo, Lo kenal nggak sama keluarganya? gimana ini nanti administrasinya?" cecar Thomas dengan segala pertanyaannya.

"Ya ampun, gue sampai lupa, ngomong-ngomong gimana hasilnya?" Tanya Kendrick.

"Gue nanya apa, lo jawab apa? kaga nyambung lo?" protes Thomas.

"Lama ..., cepat! kasih tau gue gimana hasilnya?" Desak Kendrick yang sudah tak sabar.

"Lo kenapa kaya panik banget? sebenarnya ada apa? cerita sama gue!" cecar Thomas.

"Cepat jawab gimana hasilnya? Lo kan yang periksa dari tadi?" Tanya Kendrick.

"Iya gue. Terus kenapa kalau gue? Lo sendiri kan yang nyuruh gue?" Sahut Thomas tak kalah ketus.

"Iya gimana hasilnya?" Tanya Kendrick yang sudah tidak ingin berdebat.

"Hmm, oke hasilnya kayak gitu, sobek-sobeknya udah gue jahit, gimana aja kain yang sobek, hahaha ...," jawab Thomas dengan candanya.

"Serius gue enggak usah bercanda deh!, bercanda mulu kamu Tom," cecar Kendrick yang sudah semakin geram.

"Apaan sih Lo, thom, thom, emangnya gue tom n jerry gitu? iya lo jerrynya wkwk..., bisa kagak sih lo bilangnya jangan thom? ga suka gue dengernya." Thomas sambil berdecak kesal dan menyilangkan kedua tangannya.

"Ya udah kalau lo nggak mau dengar kata Thom, sekarang jelasin sama gue, bagaimana kondisi pasien itu? biar gue tahu hasilnya!" Ujar Ken yang sudah sangat kesal dengan sikap saudaranya itu, namun Ken berusaha tenang.

"Oke gue jelasin sekarang keadaannya baik-baik aja, sampai sekarang dia belum sadarkan diri, gue tinggal nungguin hasil labnya, masa gue harus nungguin di sana ogah banget," jelas Thomas dengan rinci.

"Oke thanks gue pergi dulu." Kendrick langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Lo mau ke mana buru-buru amat?" Tanya Thomas dengan heran.

"Mau ke ruangan pasien bye." Kendrick berlalu meninggalkan Thomas yang sedang mematung.

Kendrik pun menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan pasien yang tadi telah dia bawa.

Kemudian Dia pun membuka pintu ruang Bapak tersebut. "Assalamu'alaikum Pak, Apakah bapak baik-baik saja?, bagaimana keadaan Bapak?" Tanya Kendrick dengan Memegang tangan si bapak.

Kendrick pun memperhatikan cairan infusan yang yang berada di hadapannya.

Tak lama handphonenya pun bergetar. Dirogohlah handphone tersebut kemudian beranjaklah dia dari duduknya, kemudian keluar ruangan untuk menerima telepon.

Kendrick pun menerima telepon sambil berjalan dengan wajah yang terlihat serius.

Setelah sampai di meja perawat, langkah Ken terhenti ketika dia teringat akan infusan Bapak yang dia tengok itu telah habis.

"Nadira, Tolong ganti infusan di ruang rawat inap nomor 10 di UGD sekarang!" Kendrick pun langsung berlalu dari hadapan Nara sebelum Nara berbicara.

"Dokter tidak jelas, infusan apa coba yang harus gue ganti? mana gue tahu jenis infusannya kalau begini?" Nadira pun berdecak kesal setelah kepergian Ken.

Siska yang mendengar keluhan Nadira pun memberikan masukan.

"Ra, baiknya lo cek di komputer biar bisa tahu itu orang sakit apa?, Dari sana lo bisa mengetahui cairan infus apa yang di gunakan pasien." Siska membantu Nadira sambil membuka data di komputer.

"Lo bener sis, thanks ya," ucap Nadira dengan tersenyum, dia langsung membuka data pasien dan melihat pasien yang belum memiliki nama tersebut.

"Lho kok pasiennya nggak ada namanya sih?, Malah ada nama dokternya aja sama ruangannya?" Tanya Nadira yang merasa ada keanehan.

"Namanya juga pasien yang belum diketahui identitasnya, makanya datanya seperti ini," jelas Siska.

"Oh begitu baru tahu aku," ucap Nadira sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Ya udah cepet buruan ganti infusannya Nanti keburu Pak Ken marah lagi," saran dari Siska.

"Beneran loh! gue sampai lupa, thanks ya gue pergi dulu." Nadira pun berlalu meninggalkan Siska dengan tergesa-gesa.

Aneh Pak Ken itu, kenapa harus gue yang ganti?, bukannya di ruang UGD sudah ada anak koas dan lain sebagainya. Gumam Nadira yang merasa aneh.

Nadira pun terus berjalan menuju UGD, kemudian sesampainya di ruangan 10, dia pun secara perlahan membuka handle pintu tersebut.

Kemudian dia memasuki ruangan tersebut dan melangkahkan kakinya mendekati pasien, matanya terus tertuju kepada infusan dan selangnya tanpa sedikitpun melirik pasien.

Setelah dia selesai memasang infusan, Nadira tersenyum sambil menundukkan mukanya ke arah selang untuk mengecek alirannya melalui selang tersebut lancar atau tidak.

Namun saat matanya beralih memandang pada wajah Bapak paruh baya itu, dia pun tercengang dan ....

Bersambung ...

Episodes
1 Bab 01 ~ Hari pertama co-ass
2 Bab 2 ~ Hari yang buruk
3 Bab 3 ~ Di temani si manusia kutub
4 Bab 4 ~ Kepedulian
5 Bab 5 ~ Menikah
6 Bab 6 ~ Meninggal
7 Bab 7 ~ Pemakaman
8 Bab 8 ~ Prank
9 Bab 9 ~ Obrolan Cewek
10 Bab 10 ~ Kegalauan Nadira
11 Bab 11 ~ kekhawatiran Nadira
12 Bab 12 ~ Pasien Bandel
13 Bab 13 ~ Kejutan
14 Bab 14 ~ Sang Kutub Mencair
15 Bab 15 ~ POS
16 Bab 16 ~ Ketakutan Nabila
17 Bab 17 ~ Modus
18 Bab 18 ~ Thomas Emosi
19 Bab 19 ~ Kedatangan Oliya
20 Bab 20 ~ Ken terbakar api Cemburu
21 Bab 21 ~ Membujuk Ken
22 Bab 22 ~ Kepedulian Teman
23 Bab 23 ~ Perhatian Kendrick
24 Bab 24 - Sarapan bersama
25 Bab 25 ~ Thomas Alergi
26 Bab 26 ~ Nyawa hampir melayang
27 Bab 27 ~ Abang Jojo
28 Bab 28 ~ Menemani di rumah Nadira
29 Bab 29 - Tejebak situasi
30 Bab 30 - Penjelasan
31 Bab 31 ~ Administrasi
32 Bab 32 ~ Bertemunya keluarga Oliya
33 Bab 33 - Sepenggal cerita tentang Ken
34 Bab 34 - Rumah Ken
35 Bab 35 - Persiapan Dinas
36 Bab 36 ~ PMS
37 Bab 37 - Gangguan Oliya di pedesaan
38 Bab 38 ~ Obrolan tanpa kejelasan
39 Bab 39 ~ Jebakan Oliya terhadap Nadira
40 Bab 40 ~ Di lindungi 2 Pria
41 Bab 41~ Sibuk dengan pemikirannya masing-masing
42 Bab 42 ~ Nadira meminta keadilan
43 Bab 43 ~ Mencoba Romantis
44 Bab 44 - First Kiss
45 Bab 45 ~ Pertanyaan Random
46 Bab 46 ~ Bermimpi
47 Bab 47 ~ Keadilan bagi Nadira
48 Bab 48 ~ Flashback
49 Bab 49 ~ Pak Ken is Hero
50 Bab 50 ~ Penyenderaan Perawat Gadungan
51 Bab 51 ~ Ken menegur Nadira
52 Bab 52 ~ Ken mengembalikan Mood Nadira
53 Bab 53 ~ Ken melepas pakaian Nadira
54 Bab 54 ~ Kejutan di kamar Ken
55 Bab 55 ~ Ken dan Nadira bertengkar
56 Bab 56 ~ Ray menemukan kei
57 Bab 57 ~ Nabila tercengang
58 Bab 58 ~ Ray dan Nabil terjebak dalam ruangan
59 Bab 59 ~ Pelukan Kerinduan
60 Bab 60 ~ Penyesalan dan Usaha Ken
61 Bab 61 ~ Penyelidikan TKP
62 Bab 62 ~ Tangisan kekecewaan
63 Bab 63 ~ Rayhan membawa pergi Nadira
64 Bab 64 ~ Setibanya di kediaman Rayhan
65 Bab 65 ~ Ancaman Ken
66 Bab 66 ~ Frederick mencari Nadira
67 Bab 67 ~ Rayhan Melow
68 Bab 68 ~ Rayhan menemani tidur Nadira
69 Bab 69 ~ Kepolosan Nadira
70 Bab 70 ~ Mulai Bekerja
71 Bab 71~ Uji Kompetensi
72 Bab 72 ~ Nadira menghindari Ken
73 Bab 73 ~ Kejujuran Ken pada Rayhan
74 Bab 74 ~ Rencana Frederick dan Rayhan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 01 ~ Hari pertama co-ass
2
Bab 2 ~ Hari yang buruk
3
Bab 3 ~ Di temani si manusia kutub
4
Bab 4 ~ Kepedulian
5
Bab 5 ~ Menikah
6
Bab 6 ~ Meninggal
7
Bab 7 ~ Pemakaman
8
Bab 8 ~ Prank
9
Bab 9 ~ Obrolan Cewek
10
Bab 10 ~ Kegalauan Nadira
11
Bab 11 ~ kekhawatiran Nadira
12
Bab 12 ~ Pasien Bandel
13
Bab 13 ~ Kejutan
14
Bab 14 ~ Sang Kutub Mencair
15
Bab 15 ~ POS
16
Bab 16 ~ Ketakutan Nabila
17
Bab 17 ~ Modus
18
Bab 18 ~ Thomas Emosi
19
Bab 19 ~ Kedatangan Oliya
20
Bab 20 ~ Ken terbakar api Cemburu
21
Bab 21 ~ Membujuk Ken
22
Bab 22 ~ Kepedulian Teman
23
Bab 23 ~ Perhatian Kendrick
24
Bab 24 - Sarapan bersama
25
Bab 25 ~ Thomas Alergi
26
Bab 26 ~ Nyawa hampir melayang
27
Bab 27 ~ Abang Jojo
28
Bab 28 ~ Menemani di rumah Nadira
29
Bab 29 - Tejebak situasi
30
Bab 30 - Penjelasan
31
Bab 31 ~ Administrasi
32
Bab 32 ~ Bertemunya keluarga Oliya
33
Bab 33 - Sepenggal cerita tentang Ken
34
Bab 34 - Rumah Ken
35
Bab 35 - Persiapan Dinas
36
Bab 36 ~ PMS
37
Bab 37 - Gangguan Oliya di pedesaan
38
Bab 38 ~ Obrolan tanpa kejelasan
39
Bab 39 ~ Jebakan Oliya terhadap Nadira
40
Bab 40 ~ Di lindungi 2 Pria
41
Bab 41~ Sibuk dengan pemikirannya masing-masing
42
Bab 42 ~ Nadira meminta keadilan
43
Bab 43 ~ Mencoba Romantis
44
Bab 44 - First Kiss
45
Bab 45 ~ Pertanyaan Random
46
Bab 46 ~ Bermimpi
47
Bab 47 ~ Keadilan bagi Nadira
48
Bab 48 ~ Flashback
49
Bab 49 ~ Pak Ken is Hero
50
Bab 50 ~ Penyenderaan Perawat Gadungan
51
Bab 51 ~ Ken menegur Nadira
52
Bab 52 ~ Ken mengembalikan Mood Nadira
53
Bab 53 ~ Ken melepas pakaian Nadira
54
Bab 54 ~ Kejutan di kamar Ken
55
Bab 55 ~ Ken dan Nadira bertengkar
56
Bab 56 ~ Ray menemukan kei
57
Bab 57 ~ Nabila tercengang
58
Bab 58 ~ Ray dan Nabil terjebak dalam ruangan
59
Bab 59 ~ Pelukan Kerinduan
60
Bab 60 ~ Penyesalan dan Usaha Ken
61
Bab 61 ~ Penyelidikan TKP
62
Bab 62 ~ Tangisan kekecewaan
63
Bab 63 ~ Rayhan membawa pergi Nadira
64
Bab 64 ~ Setibanya di kediaman Rayhan
65
Bab 65 ~ Ancaman Ken
66
Bab 66 ~ Frederick mencari Nadira
67
Bab 67 ~ Rayhan Melow
68
Bab 68 ~ Rayhan menemani tidur Nadira
69
Bab 69 ~ Kepolosan Nadira
70
Bab 70 ~ Mulai Bekerja
71
Bab 71~ Uji Kompetensi
72
Bab 72 ~ Nadira menghindari Ken
73
Bab 73 ~ Kejujuran Ken pada Rayhan
74
Bab 74 ~ Rencana Frederick dan Rayhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!