NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 — Keputusan yang Membakar Jembatan

Rakha berharap, setelah pembicaraannya dengan Nadira di depan lift—setelah perempuan itu melihat luka di wajahnya—Nadira akan datang mencarinya dan menjelaskan maksud dari semua yang terjadi.

Namun kenyataannya, tetap Rakha yang harus mencarinya. Karena hingga kini, ia belum juga mendapatkan penjelasan dari Nadira. Tentang kenapa perempuan itu bisa berangkat bersama Galendra.

Rakha tidak tahu Nadira menghilang ke mana. Tadi, Dimas bilang Nadira turun ke lobi untuk menemui seseorang yang katanya mencarinya. Tapi sekarang, ia sudah berada di lobi cukup lama, dan masih belum juga melihat batang hidung perempuan itu.

"Saya harap kamu bisa lebih tahu diri. Batalkan pernikahan kamu dengan Galen," suara itu menghentikan langkah Rakha.

Dengan gerakan cepat, ia menoleh, mencari sumber suara tersebut. Pandangannya langsung tertuju pada Nadira yang sedang berdiri bersama seorang perempuan. Rakha tidak mengenali siapa perempuan itu—karena punggungnya menghadap ke arahnya.

"Hubungan saya dengan Galen tidak sesederhana yang kamu bayangkan. Kami sudah sangat jauh melangkah," ucap perempuan itu lagi.

Rakha bisa melihat wajah Nadira memerah, bukan karena malu, melainkan karena menahan amarah. Tangannya terkepal kuat, seolah berusaha keras menahan emosi yang hendak meledak.

"Kami sering berhubungan badan saat kuliah dulu," lanjut si perempuan dengan nada yang menusuk.

Tubuh Nadira nyaris limbung setelah mendengar pernyataan itu. Rakha hampir saja melangkah maju untuk menopangnya, namun ia menahan diri. Kakinya tetap terpaku di tempat, meski ia ingin sekali berlari ke arah perempuan itu.

"Galen tidak bisa menikahimu. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat padaku. Kita sama-sama perempuan, saya harap kamu bisa mengerti."

Setelah mengucapkan kalimat itu, perempuan yang entah siapa itu pergi begitu saja, meninggalkan Nadira yang masih berdiri terpaku di tempat, seolah napasnya tercekat oleh kenyataan yang baru saja menghantamnya.

Rakha melihat tubuh Nadira ambruk ke lantai begitu perempuan—yang ia yakini sebagai mantan kekasih Galendra—pergi meninggalkannya.

Ia ingin segera menghampiri, memeluk Nadira, menghiburnya, dan berkata bahwa dirinya masih ada di sini, tetap memilih Nadira meski luka itu belum reda. Tapi langkahnya tertahan.

Bukan karena ingin membalas rasa sakit yang Nadira berikan pagi tadi, melainkan karena ia tahu, Nadira pasti tidak ingin dirinya melihat semua itu. Ia memilih menahan diri—demi harga diri perempuan itu.

***

Nadira melangkah gontai memasuki ruangannya. Pandangannya kosong saat menatap tempat kerja yang selama ini menjadi saksi bisu dari semua kerja keras dan dedikasinya. Kini, ia rela meninggalkan semua itu—demi lelaki seperti Galendra, yang ternyata telah berbagi tubuh dengan perempuan lain.

Ia sendiri memang pernah melangkah sejauh itu bersama Rakha. Tapi bukan karena kemauannya. Semua terjadi karena pengaruh obat yang membuatnya kehilangan kendali, menjadi agresif, dan akhirnya terjerumus di pelukan lelaki itu.

“Apa semua ini cuma lelucon?” gumamnya lirih, merasa harga dirinya runtuh setelah dihantam kenyataan pahit dari perempuan asing yang datang membawa luka.

“Tenang, Nadira. Kamu tetap bisa melanjutkan hidup setelah pergi dari sini. Kamu tidak perlu menikah. Kamu hanya perlu pergi sejauh mungkin, ke tempat di mana kamu tidak akan bertemu siapa pun… termasuk Galen,” ucapnya dalam hati, berusaha menguatkan diri sendiri.

Tangannya gemetar saat menggigit kuku-kuku jarinya. Satu tangan lainnya mencengkeram rambutnya sendiri, seolah rasa sakit fisik bisa mengalihkan perih yang menghantam batinnya. Tubuhnya sudah bergetar hebat sejak tadi, menahan ledakan emosi yang tak kunjung reda.

"Semua ini salahku. Seharusnya aku tidak semudah itu percaya dan menerima Galen," lirihnya dalam hati. Untuk kesekian kalinya, ia kembali menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang sebetulnya bukan miliknya.

Ia menoleh ke belakang, memastikan tak ada siapa pun yang memperhatikannya dalam keadaan rapuh seperti ini. Begitu yakin ruangan itu aman dari pandangan, ia segera melangkah ke meja kerja, menarik selembar kertas, dan mulai menuliskan sesuatu.

"Aku sudah tidak bisa berada di sini. Aku harus pergi. Aku tidak akan meminta penjelasan yang hanya akan menggoyahkan hatiku," ucapnya dalam hati sambil mencoretkan tulisan singkat yang ditujukan pada bosnya.

Setelah selesai menulis, ia meletakkan kertas itu di mejanya, lalu mengemas barang-barangnya. Ia harus pergi tanpa meninggalkan jejak. Bahkan, ia sempat mematikan ponselnya dan mengeluarkan kartu SIM-nya. Sekeras itu ia ingin pergi dari kenyataan yang menyakitinya.

"Maaf, Pak Mahendra... Rakha... Kali ini aku akan pergi tanpa pamit," lirihnya, lalu meninggalkan ruangannya dan membuang kartu SIM-nya di sana.

***

Rakha memperhatikan semuanya dalam diam—bagaimana Nadira terlihat kacau, sampai menyakiti dirinya sendiri; bagaimana ia menulis sesuatu di atas meja kerjanya, mematikan ponsel, dan melepas kartu SIM-nya.

"Apa yang sebenarnya akan kamu lakukan, Nadira?" gumam Rakha, lalu diam-diam mengikutinya dari kejauhan.

Karena tidak mungkin berada dalam satu lift dengan Nadira, dan tidak ingin kehilangan jejaknya, Rakha nekat berlari menuruni tangga dari lantai lima belas ke lantai bawah. Ia takut Nadira melakukan sesuatu yang bisa melukai dirinya sendiri.

"Semoga aku tidak terlambat," lirihnya dalam hati. Napasnya sudah tersengal-sengal karena kelelahan.

Rakha nyaris kehabisan tenaga saat baru sampai di tangga darurat lantai empat. Namun, sesuatu dalam hatinya bergejolak, seolah memberinya tenaga tambahan. Ia terus memaksa tubuhnya hingga akhirnya berhasil tiba di lantai dasar—hanya berselang beberapa detik setelah Nadira keluar dari lift.

"Haish, sial! Kenapa jadi banyak orang di sini?" gerutunya frustrasi, karena kerumunan orang menghambat langkahnya.

Namun, Rakha berhasil menerobos keramaian. Ia segera bergegas ke area parkir dan matanya langsung menangkap mobil Nadira yang baru saja melaju keluar.

Mobil Rakha melaju kencang, menerobos jalanan dengan kecepatan tinggi. Namun, secepat apa pun ia menginjak pedal gas, jarak antara mobilnya dan mobil Nadira tetap terasa jauh. Seolah Nadira memiliki kekuatan penuh untuk kabur, meninggalkan segalanya, termasuk dirinya.

Rakha menggertakkan giginya, menahan gelisah yang makin menghantui. Nadira bukan hanya sedang pergi—ia sedang melarikan diri. Dan itu yang paling ditakutkannya.

"Tolong jangan seperti ini, Nadira. Jangan sakiti dirimu sendiri..." lirihnya, nyaris seperti doa. Tangannya mencengkeram erat setir, matanya tak lepas dari mobil di depannya, seolah hidup Nadira kini bergantung pada kecepatan langkahnya.

Nadira tidak menuju apartemennya. Mobil itu melaju jauh, menembus batas kota, seolah ingin meninggalkan segalanya—termasuk dirinya.

Rakha terus membuntuti dari belakang, tapi jarak di antara mereka tidak kunjung terpangkas. Ia ingin berteriak, menyuruh Nadira berhenti. Namun, ia tahu itu sia-sia. Nomor ponsel Nadira sudah tidak bisa dihubungi, dan lajunya pun terlalu cepat untuk dikejar.

"Seharusnya tadi aku menahannya... sebelum semuanya sejauh ini," gumam Rakha, suara hatinya sarat penyesalan. Ia menggertakkan giginya, kesal pada dirinya sendiri. Karena membiarkan Nadira pergi seperti ini.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!